MOJOK – Kisah-kisah tragis dan menyebalkan hadir di Pameran Barang Mantan. Pameran ini merupakan rangkaian dari festival kolaborasi antara Mojok dan by.U dengan judul “Merayakan Patah Hati”.
Sabtu siang (24/6/2023), area depan Kancane Coffee and Tea Bar terlihat meja-meja rapi yang tertutupi karton biru dan oranye. Di atasnya, ada benda-benda biasa —dari jam tangan hingga parfum. Namun yang menarik benda-benda ini jadi tidak biasa ketika tahu dalam rangka apa mereka dipamerkan: Pameran Memorabilia.
Pameran ini merupakan rangkaian dari festival kolaborasi antara Mojok dan by.U dengan judul “Merayakan Patah Hati“. Semua objek pamer adalah barang-barang yang berkaitan dengan mantan dan dikirim secara sukarela. Untuk mengumpulkan barang-barang ini, tim penyelenggara hanya membutuhkan waktu 5 hari. Hasilnya, 19 barang mantan pun terkumpul dan semuanya dipamerkan.
Iqbal, salah satu kru Mojok, menceritakan bahwa konsep awalnya adalah pasar, bukan pameran, barang mantan. “Tidak jadi karena yang mau kita pamerkan adalah ceritanya,” kata Iqbal
Memorabilia mantan
Memang, untuk menikmati pamerannya, pengunjung perlu membaca deskripsi tiap objeknya. Tidak panjang, rata-rata hanya satu paragraf. Dari teks itu, barang-barang jadi punya memorabilia. Kita bisa membayangkan hubungan yang terjalin dan perpisahan yang terjadi.
Ada yang pisah baik-baik seperti yang dikisahkan lewat arloji VINCCI berbahan steel dari 2011. Barang ini merupakan hadiah dari mantan kekasih seseorang agar dia selalu ingat waktu. Namun, justru ‘waktu’ itu juga yang jadi sumber perpisahan mereka. “Aku melepasnya ketika kami sama-sama tidak punya waktu,” tulis si pengirim.
Lalu, ada juga barang-barang yang bukan bawang merah tapi bikin nangis. Salah satunya adalah boneka gorila hitam pemberian terakhir dari seorang kekasih. Bukan karena putus cinta, namun putus dunia. Ya, pacarnya meninggal pada hari-hari setelah membelikannya boneka.
Kisah menyebalkan
Tidak hanya putus dengan damai, cerita putus yang tidak baik-baik juga bisa kita dapatkan. “Artefak” skincare adalah satunya.
Si pengirim mendapatkan skincare dari mantannya agar bisa lebih care dengan skin-nya. Jadi lebih ganteng gampangnya. Nyatanya, mereka putus karena yang-yangannya memilih yang lebih ganteng betulan.
Kisah perpisahan yang menyebalkan dan lebih gigantik bisa disimak pada objek buku tabungan. Lengkap dengan mutasinya. Barang ini jadi cara pengirimnya untuk bercerita tentang, “nabungnya bareng, nikahnya enggak”.
Dua-tiga tahun menabung, jumlahnya, kata si pengirim, sudah cukup untuk DP mobil Mazda 2. Meski kandas dan pengunjung tidak diberi tahu nasib tabungan, si pengirim tetap bersyukur. “Setidaknya saya belajar menabung karena dia.”
Hanya itu? Tentu tidak. Kindle, e-book reader, jadi bukti kalau cinta tidak bertahan selamanya dan tidak selamanya indah.
Awalnya, ya indah. Kindle ini hadiah ulang tahunnya dari si kekasih. Ndilalah, kado itu diberikan saat si kekasih sedang main belakang alias selingkuh. Berpacaran 5 tahun, LDR 7 bulan, eh kandas.
Begitulah “Pameran Memorabilia” yang bukan cuma pajangan barang, tapi deretan cerita orang-orang yang sedang memahami perpisahan.
Penulis: Dhias Nauvaly
Editor: Purnawan Setyo Adi
BACA JUGA Ketika Iksan Skuter Rindu Sayur Bayam Masakan Ibu
Cek berita dan artikel lainnya di Google News