MOJOK.CO – Berawal dari mengoleksi action figure Dragon Ball, awal ‘90-an, siapa sangka hobi ini bisa membuat seseorang jadi kaya raya. Adalah Mukhammad Washar Wasesa, Ketua Indonesia Antique Community yang berhasil mengumpulkan lebih dari 200 ribu barang antik dan hobi dari seluruh Indonesia melalui platform Hobikoe.
Hanya dalam waktu kurang lebih setahun terakhir, jual beli di platform tersebut berhasil membukukan transaksi lebih dari Rp1 Miliar dari 4.700 barang antik yang dibeli kolektor dari Singapura, Finlandia hingga Prancis. Nilai pertumbuhan Google Analytic pun naik 15% dengan jumlah pengunduh aplikasi mencapai 5.000 pengguna.
“Awalnya hanya iseng mengkoleksi patung Dragon Ball yang ternyata setelah bertahun-tahun harganya jadi mahal, akhirnya saya terjun jual beli barang antik,” ujar Wasesa ditemui wartawan salah satu studio antiknya, Sabtu (02/07/2022).
Dragon Ball dengan tokoh utama Goku (Son Goku) benar-benar membuka pintu rezeki bagi Wasesa dalam hal jual beli barang antik. Dicontohkan Wasesa, dia pernah membeli uang Gulden kuno set wayang zaman penjajahan Belanda yang dibuat tahun 1937 pada 2011Â seharga Rp70 juta. Namun, saat dia menjualnya kembali pada 2019 lalu, uang kuno tersebut laku berkali-kali lipat hingga mencapaiRp 3,7 Miliar.
Karenanya dia mencoba menggandeng ratusan komunitas barang antik dan hobi untuk memperluas jangkauan koleksi mereka melalui platform digital pada 2020 lalu. Platform E-commerce besutan anak-anak muda Jogja ini pun menambah banyaknya start up kreatif asli dari kota ini. Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI) mencatat ada 85 aplikasi yang dikembangkan anak-anak muda Jogja.
Platform tersebut menjadi media kolaborasi dan transaksi barang seni, koleksi dan antik di regional Asia. Para pecinta dan kolektor barang antik membangun basis data kolektor dan koleksi barang antik seluruh Indonesia.
Koleksi barang antik dan hobi yang dijual memiliki rentang harga yang sangat luas. Mulai dari Rp7.000 hingga Rp400 juta untuk satu barang.
“Kita juga menjadi de-facto penguasa jual beli barang antik dan sebagai media transaksi barang seni, koleksi dan antik se-Indonesia dan go international dengan melakukan ekspansi ke Asia,” jelasnya.
Wasesa menambahkan, mereka menciptakan iklim dan sistem lelang dengan manajemen yang mumpuni dalam transaksi jual beli barang antik. Kurasi dilakukan para kurator untuk setiap barang antik yang dipajang. Dari 200 ribu barang antik, sudah lebih dari 80 persen dikurasi orang-orang yang kompeten di bidangnya.
Platform ini menggandeng media kolaborasi dan transaksi barang seni, koleksi dan antik di regional Asia, dengan arah (market capacity) pengguna transaksi mata uang digital, blokchain, NFT, super collector dunia, galeri seni dari koleksi Indonesia hingga Asia.
Bagi pemilik barang kuno atau antik yang ingin dijual tapi tidak tahu cara menafsir harganya, mereka dibantu untuk memberikan data serta narasi. Selain itu ada rekomendasi orang-orang yang kompeten untuk memberikan pengetahuan tentang barang koleksi yang akan dijual.
“Jika kami tidak bisa memberikan taksiran atau deskripsi, kami akan merekomendasikan dari ahli-ahli setempat di mana penjual tersebut tinggal. Dengan demikian mereka tidak perlu datang membawa barang tersebut ke Jogja,” jelasnya.