Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

FPI Tuntut Anies Baswedan Batalkan Izin Acara yang ‘Maksiat Friendly’

Redaksi oleh Redaksi
17 Desember 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Anies Baswedan dikritik ormas yang sempat mendukungnya saat Pilgub DKI 2017. FPI menilai Anies sekarang sering kasih izin acara yang ‘maksiat friendly’.

“Maksiat friendly,” begitu label yang disematkan oleh Front Pembela Islam (FPI) terhadap beberapa kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. FPI menilai belakangan ini Anies sering melakukan kebijakan yang lebih mengarah kepada kegiatan kemaksiatan.

Ada poin yang disentil oleh FPI terhadap Anies Baswedan. Pertama adalah mengenai izin acara Djakarta Warehouse Project (DWP) yang memang dilaksanakan di Jakarta pada 13 sampai 15 Desember 2019 kemarin.

Menurut FPI, acara DWP tersebut merusak moral anak muda sehingga Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta diharapkan tidak lagi mengizinkan acara serupa ke depannya. Tuntutan FPI ini ditunjukkan melalui pernyataan sikap tertulis.

“Pertama, izin terhadap kegiatan yang di dalamnya terdapat atau memfasilitasi dan memberi peluang terjadinya berbagai maksiat namun berkedok wisata hiburan, termasuk penyelenggaraan Djakarta Warehouse Project,” tulis pernyataan sikap FPI yang disebarkan oleh Munarman, Sekretaris Umum FPI, pada Senin 16 Desember 2019.

FPI menuding acara ini sebenarnya adalah acara maksiat yang berkumpulnya orang-orang membuka aurat dan konsumsi makanan haram.

“Djakarta Warehous Project yang secara bertahun-tahun sudah diketahui adalah kegiatan pesta pora, hura-hura dengan musik keras yang di dalamnya terdapat anak muda dan sangat potensial dirusak dengan cara berpakaian membuka aurat, mengkonsumsi makanan dan minuman haram,” sambung pernyataan sikap FPI tersebut.

Sebelumnya, Anies sudah didemo oleh segelintir orang dari Gerakan Pemuda Islam (GPI) pada 12 Desember 2019. Beberapa orang dari GPI ini juga menuntut Anies untuk mencabut izin acara DWP.

“Kami menolak acara DWP dan menuntut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, membatalkan acara itu,” kata Rahmat Jintan, Ketua GPI Jakarta.

“Apakah Anies buta? Tuli? Sehingga dia tidak tahu ada DWP? Dengan adanya kemaksiatan yang terang-terangan di ibu kota ini?” tutur Rahmat saat berorasi di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta.

Tuntutan membatalkan acara DWP ini juga sempat muncul saat Anies baru menjabat sebagai Gubernur pada 2017 silam. Saat itu, FPI bahkan sampai melakukan demonstrasi di Balai Kota pada 12 Desember 2017. Meski akhirnya acara tetap bisa berlangsung, Pemprov DKI menjamin bahwa transaksi minuman keras dilarang dalam area DWP saat itu.

Pada 2018, DWP tidak didemo oleh FPI karena lokasinya ada di Bali. Beberapa pihak menilai panita DWP memindahkan acara agar tidak didemo FPI, ternyata pemindahan lokasi terkait pada situasi Pilpres 2018 yang masih panas. Jadi benar-benar tak ada hubungannya dengan demo FPI.

Di sisi lain, pada acara DWP 2019 ini, FPI sangat menyayangkan Pemprov DKI yang malah (kembali) memberi izin acara tahunan tersebut. Acara DWP sendiri sudah ada sejak 2010.

“Namun sangat disayangkan Pemprov DKI Jakarta justru terus memberikan izin dan bahkan memberikan penghargaan terhadap industri yang ‘maksiat friendly’ berkedok pariwisata tersebut,” tambah pernyataan sikap FPI.

Iklan

FPI juga mengingatkan kembali agar Gubernur DKI ingat bahwa kelompok mereka menjatuhkan pilihan ke Anies Baswedan pada Pilgub 2017 karena yakin Anies bakal membangun Jakarta secara agamis.

“Yang lebih mengedepankan aspek kehidupan yang religius, takut kepada Allah, dan nyaman bagi umat semua agama,” tulis pernyataan sikap ormas yang nggak terlalu friendly tersebut. (D/F)

BACA JUGA Dubes RI Beri Saran Agar Habib Rizieq Bisa Pulang ke Indonesia atau tulisan rubrik KILAS lainnya. 

Terakhir diperbarui pada 17 Desember 2019 oleh

Tags: Anies BaswedandwpFPIjakarta
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO
Ragam

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO
Ragam

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Alumnus ITB resign kerja di Jakarta dan buka usaha sendiri di Bandung. MOJOK.CO
Sosok

Alumnus ITB Rela Tinggalkan Gaji Puluhan Juta di Jakarta demi Buka Lapangan Kerja dan Gaungkan Isu Lingkungan

12 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
ugm.mojok.co

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.