Pasangan calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2019 mendatang sudah ditentukan. Jokowi yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin akan berhadapan dengan Prabowo yang berpasangan dengan Sandiaga Uno.
Tak berselang lama setelah dua pasangan resmi ditetapkan, berbagai lembaga survei langsung bermanuver untuk mengukur elektabilitas masing-masing pasangan capres-cawapres.
Selasa, 21 Agustus 2018 kemarin, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mengawali langkah dengan merilis hasil survei yang mereka lakukan.
Dalam hasil survei tersebut, seperti yang sudah diduga, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin masih menjadi pasangan capres-cawapres dengan tingkat keterpilihan atau elektabilitas pasangan tertinggi. Tak tanggung-tanggung, elektabilitas keduanya mencapai 52.2 persen.
Sementara itu, elektabilitas pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandiaga Uno berada di angka 29.5 persen.
“Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf telah mencapai ‘Magic Number’ 52.2 persen angka ini hampir menyamai perolehan suara Jokowi pada Pilpres 2014 lalu yaitu 53.15 persen ,” kata peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby.
Kendati demikian, walaupun saat ini pasangan Jokowi-Ma’ruf jauh di atas kertas, namun angka elektabilitas tersebut punya kemungkinan untuk terus berubah ke arah sebaliknya, sebab elektabilitas Jokowi secara pribadi terus mengalami tren penurunan setelah memilih Ma’ruf Amin sebagai wakilnya, sementara Prabowo secara pribadi mengalami tren kenaikan elektabilitas setelah memilih Sandiaga Uno.
“Meski tak terlalu signifikan, tren penurunan justru terjadi pada elektabilitas Jokowi ketika berpasangan dengan Ma’ruf,” kata Adjie, “Sebaliknya, Prabowo justru punya tren kenaikan ketika berpasangan dengan Sandiaga dan menambah kekuatan prabowo.”
Yah, tapi seperti yang sudah kita ketahui, politik memang semakin tak terduga. Hasilnya semakin sukar diprediksi. Pilkada Jateng dan Jabar menjadi bukti nyata bahwa survei-surveian punya kemungkinan yang besar untuk mleset.
Pemungutan suara masih lama, masih banyak manuver-manuver politik tak terduga. Jokowi belum tentu unggul, Prabowo juga belum tentu tumbang. Yang jelas, siapa pun presiden dan calon wakil presidennya, semoga tidak terjadi banyak pertengkaran. Semoga tidak ada mayat yang tidak disalatkan.
Ya sudah, kita nyate dulu saja. Kita lupakan cebong dan kampret. Fokus dulu sama sapi dan kambingnya. (A/M)