Selain macet, beberapa kali juga KA Babaranjang terlibat kecelakaan. Ada kasus yang tabrak domba alias sama-sama Babaranjang. Ada pula yang melibatkan penduduk. Meski begitu, Ikko Haidar Farozi, lewat opininya di Railway Enthusiast Digest, menolak KA Babaranjang sebagai kambing hitam.
“Kecelakaan bukan hanya karena Babaranjang. Kereta penumpang pun bisa bikin celaka. Kendaraan lain pun bisa,” tulisnya.
Solusi dari Pemprov Lampung atas problem macet
Merespon persoalan yang dihasilkan “sepur super” bagi Kota Bandar Lampung, pemerintah terkait merumuskan solusinya. Salah satu yang paling digencarkan adalah relokasi trayek dari Stasiun Rejosari ke Stasiun Tarahan yang membuat KA Babaranjang tidak perlu melintasi kota meski lebih panjang empat kilometer.
Sejatinya, proyek ini direncanakan selesai pada 2020. Namun, mangkrak dengan alasan penyesuaian kembali pasca-pandemi COVID-19. Dengan begitu, warga Bandar Lampung akan terus macet-macetan di tiap simpang jalan tempat kereta api terpanjang di Indonesia ini melintas.
Penulis: Dhias Nauvaly
Editor: Iradat Ungkai