MOJOK.CO – PT Indofood Sukses Makmur dikabarkan berencana membuat mie instan berbahan dasar sorgum. Komoditas lokal sorgum diharap bisa gantikan gandum yang selama ini diimpor dari luar negeri.
Kabar itu dikonfirmasi dari Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Franciscus Welirang. Ini merupakan rencana kerja sama antara Indofood dengan Kementerian pertanian (Kementan) untuk mengembangkan bahan baku lokal.
“Kita dengan Pak Mentan SYL memperbincangkan banyak hal, tapi intinya bagaimana kita saat ini bisa mengembangkan bahan baku lokal seperti sorgum. Jadi, nanti ada program pengembangan tanaman sorgum bersama-sama,” kata Fransiscus dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu (13/8) dikutip dari Antara.
Menurut Franciscus, ini merupakan komitmen Indofood untuk mendukung upaya antisipasi krisis pangan global yang sedang digencarkan Kementan. Sorgum ini dianggap sebagai alternatif bahan baku yang mudah ditemui di Indonesia dan bisa diandalkan untuk pemenuhan kebutuhan pangan nasional.
Pengembangan sorgum, lanjut Fransicsus, berperan penting untuk mensubtitusi tepung terigu berbahan dasar gandum yang sampai saat ini masih bergantung pada impor. Pada tahun 2021, impor gandum Indonesia tercatat 11,69 juta ton.
Pihak Indofood siap untuk melakukan proses pengolahan komoditas sorgum. Tapi pemerintah melalui Kementan diharap bisa meningkatkan kapasitas produksi nasional bahan baku pangan ini terlebih dahulu.
“Pertanian dalam bidang budidaya, dan kami dalam bidang prosesnya. Apalagi produk tepung ini kan berkembang terus, akan ada produk baru yang berkembang. Yang pasti inisiasinya dari Kementan,” katanya.
Belum diketahui bagaimana cita rasa mie instan apabila bahan baku dasarnya diubah dari gandum jadi sorgum. Namun melansir dari CNN Indonesia, sorgum diklaim punya banyak keunggulan dalam hal gizi ketimbang bahan baku pangan lain seperti beras dan gandum. Data Departemen Kesehatan juga mencatat bahwa sorgum punya kandungan protein, kalsium, zat besi, fosfor, hingga vitamin B1.
Terlepas dari kelanjutan rencana tersebut, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, konsumsi gandum penduduk Indonesia tahun 2019 adalah 30,5 kg per kapita per tahun. Kebutuhan gandum terbesar adalah untuk industri produk pangan olahan seperti mie instan, kue, dan roti.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengungkapkan bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk mengingatkan masyarakat dan juga pelaku industri pangan terhadap potensi krisis pangan. Dia menilai kondisi pangan dunia yang tengah mendapatkan tekanan akibat pandemi Covid-19, perubahan iklim , serta perang Ukraina-Rusia yang mengancam pada krisis pangan global.
“Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah mensubtitusi kebutuhan bahan pangan impor dengan bahan baku lokal. Untuk kebutuhan industri pangan olahan berbasis tepung terigu, pemerintah mulai menggalakkan penanaman sorgum, singkong dan sagu yang dapat mensubstitusi gandum. Kementan juga memperkuat dan menyediakan pangan lokal alternatif, dari umbi-umbian, pisang dan aneka produk tanaman lokal lain,” kata Kuntoro.
Sebelumnya, perbicangan mengenai mi instan ramai karena Indofood disebut bakalan menaikan produknya lantaran harga gandum dari Ukraina mengalami peningkatan. Tapi ternyata, Direktur PT Indofood mengonfirmasi jika gandum yang mereka gunakan merupakan impor dari Australia.
Selain itu, Komisaris Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau Holding Pangan ID FOOD Bayu Krisnamurthi memperkirakan harga gandum tidak akan kembali naik karena saat ini telah menyentuh angka tertingginya.
“Harga gandum kalau menurut saya jika dilihat dari data sudah mencapai puncaknya jadi dugaan saya harga gandum akan mungkin belum turun tapi dia sudah tidak naik lagi,” katanya dalam BUMN ID FOOD Jalan Sehat di Jakarta, Sabtu (13/8).
Penulis: Hammam Izzudin
Editor: Purnawan Setyo Adi
BACA JUGA Jadi Alternatif Bahan Pangan, Pemerintah Mau Kembangkan Sorgum