MOJOK.CO – Penyanyi religi dan penceramah Haddad Alwi diminta turun ketika memimpin salawat pada acara haul di Sukabumi Jawa Barat, Senin (16/12). Penyebab pria yang lagu-lagunya sempat menjadi diskografi wajib anak-anak Islam di tahun 2000-an ini diminta turun masih simpang siur.
Insiden itu terjadi saat acara haul (peringatan hari kematian) 8 tahun Habib Abdullah bin Zein Alatas. Haddad Alwi diundang hadir untuk memimpin pembacaan salawat. Ketika sedang berada di atas panggung, ia diminta oleh sejumlah hadirin untuk turun.
Dalam video acara yang tersebar di media sosial, Haddad Alwi tampak menenangkan hadirin dengan menyatakan akan turun dari panggung.
“Oke, baik, baik, saya turun, saya turun. Demi Allah saya turun. Lihat saya turun,” ucap Haddad Alwi dalam video.
Sukabumi 16 Desember 2019
Hadad Alwi yg diundang oleh panitia untuk ceramah & bersholawat dihentikan oleh beberapa anggota FPI, bukan warga setempat.
Hadad Alwi pun dgn santun menghentikan ceramahnya krn dipersekusi oleh FPI@wahhabicc_jabar @CH_chotimah @TheArieAir @4Y4NKZ pic.twitter.com/YARJZ1H5wX
— Lady Zeebo #DestroyKhilafahHTI (@Lady_Zeebo) December 18, 2019
Menurut kuasa hukum Haddad, Muannas Alaidid, Haddad diminta turun karena ada provokasi di antara hadirin bahwa Haddad sedang melakukan baiat Syiah. Dugaan itu muncul karena saat bersalawat, Haddad mengangkat satu tangan dan meletakkan tangan lain di dada.
“Ada yang memprovokasi Haddad sebagai Syiah. Di atas panggung dianggap dia sedang baiat Syiah. Ini berita bohong dan fitnah,” ujar Muannas, Jumat (20/12), dikutip Detik.
Namun, beredar pula versi lain yang mengatakan pengusiran Haddad Alwi di acara itu karena ia sempat menyampaikan ceramah yang membela Gus Muwafiq. Ahmad Muwafiq atau biasa dipanggil Gus Muwafiq adalah penceramah yang pada 3 Desember lalu dilaporkan FPI ke Bareskrim Polri, penjelasan kasusnya bisa dibaca di sini.
Versi yang kedua ini dibantah oleh Muannas. “Sebetulnya hanya membacakan selawat, bukan mengisi ceramah saat berada di Sukabumi, 16 Desember 2019, di mana tiba-tiba diturunkan paksa dalam acara itu,” ujar Muannas.
Sekjen PBNU Helmy Faishan Zaini juga membantah hal itu. “Itu belum, belum (ceramah membela Gus Muwafiq). Baru sampaikan 1 selawat langsung disuruh turun. Kita mengutuk keras tindakan seperti itu. Menurut saya ini sudah masuk ke dalam ranah hukum dan polisi harus mengusut ini,” ucap Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini.
Sedangkan salah seorang panitia haul bernama Ustaz Hikmat juga menyatakan bantahan, namun yang ia bantah adalah soal Haddad Alwi diusir. Menurutnya, Haddad Alwi pulang secara baik-baik dan tidak diusir.
Sempat beredar spekulasi bahwa pihak yang meminta Haddad Alwi turun adalah orang-orang dengan seragam FPI. Akan tetapi Sekretaris Umum FPI Munarman menolak FPI disangkutpautkan dengan kasus ini. “Pernyataan Habib Basim (saksi yang membantah keterlibatan FPI) sudah beredar di berbagai grup Whatsapp. Silakan saja kutip tanpa melibat-libatkan FPI,” kata Munarman kepada CNN Indonesia, Jumat (20/12).
Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyesalkan peristiwa seperti ini bisa terjadi. “Saya sangat menyayangkan kejadian pelarangan selawat Hadad Alwi,” ujarnya kepada Detik, Sabtu (21/12). “Praktik-praktik main hakim sendiri seharusnya dihentikan oleh aparatur keamanan,” katanya lagi.
Jumat lalu Muannas Alaidin menyatakan akan membawa kasus yang ia sebut sebagai “persekusi” ini ke ranah hukum. (P/S)
BACA JUGA Saudaraku, Tak Bisakah Kita Bersaudara dalam Satu Jenis Islam Saja? atau kabar terbaru lainnya di rubrik KILAS.