MOJOK.COÂ – Pelonggaran mobilitas masyarakat setelah melandainya kasus COVID-19 berbuntut panjang. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) justru kembali memunculkan klaster-klaster penularan COVID-19 di sekolah.
DIY sempat mengalami zero kasus COVID-19 atau tidak ada tambahan kasus baru pekan lalu. Namun akibat PTM yang digelar 100 persen, saat ini 30 kasus baru muncul di sejumlah sekolah di Bantul.
Berdasarkan data Satgas COVID-19 DIY, dari 60 sekolah yang dilakukan skrining, 30 kasus muncul di 40 SD/MI, 12 SMP/MTs dan 8 SMA/MA. Satgas melakukan skrining pada 2.431 sampel yang terdiri dari 1.350 siswa SD/MI, 718 siswa SMP/MTS serta 363 siswa SMA/MA.
Dari jumlah tersebut, 30 warga sekolah yang positif COVID-19 terdiri dari 3 kasus di MTs, 6 kasus di SMA, 1 kasus di SMK serta 20 di jenjang SMP.
Mengetahui hal ini, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengharuskan setiap sekolah yang kedapatan muncul kasus COVID-19 selama PTM harus segera ditutup. Tidak boleh ada aktivitas atau Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama masih ditemukan kasus baru.
“Ya kalau ada yang OTG (orang tanpa gejala), ya (sekolah) di-closed (ditutup),” ujar Sultan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (31/05/2022).
Penutupan sekolah, lanjut Sultan bisa dilakukan selama 4-5 hari. Dengan demikian sekolah bisa melakukan disinfektasi untuk membunuh virus dan membatasi kerumunan.
Sekolah juga diminta terus melakukan swab kepada warga sekolah. Tracing ini dilakukan untuk meminimalisir penyebaran virus lebih luas.
“Kalau tanpa swab kan tidak ketahuan (terpapar covid-19),” ujarnya.
Namun Sultan belum mewacanakan pembatasan PTM seperti yang sudah-sudah. Sebab PTM 100 persen pun baru digelar belum lama dan siswa mulai beradaptasi kembali dengan pembelajaran luring.
“Yang kena (covid-19) ya ditutup, lainnya belum,” paparnya.
Sultan meminta masyarakat mewaspadai kembali tingginya kasus COVID-19 di DIY. Apalagi saat ini DIY masih harus menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2.
Sementara libur panjang ke depan diperkirakan akan semakin banyak wisatawan yang masuk ke DIY. Karenanya penerapan protokol kesehatan (prokes) tetap harus dijalankan meski pemerintah melonggarkan pemakaian masker saat ini.
“Kita kan masih PPKM level 2, ya harus pakai masker dan prokes, kecuali kalau sudah tidak ada (ppkm),” imbuhnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi
BACA JUGA Medsos Bisa Lahirkan Diktator dan Kubur Demokrasi dan kabar terbaru lainnya di KILAS.