MOJOK.CO – Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo) RI saat ini tengah mempercepat pembangunan jaringan 5G. Pembangunan teknologi ini dikebut di 13 kota di Indonesia secara bertahap.
“Pengembangan teknologi digital dapat menjawab tantangan kekinian,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (menkominfo) RI, Johnny G. Plate dalam Talkshow Digital Expert yang bertajuk Unpacking The Metaverse: Akselerasi Literasi Digital dalam Menyambut Masa Depan, di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM, Rabu (18/05/2022).
Menurut Johnny, pengalihan siaran TV analog ke digital yang dilakukan saat ini hingga November 2022 menjadi upaya memperluas pemanfaatan teknologi 5G. Peralihan teknologi 5G dan penataan kembali pita spektrum frekuensi 700 MHz ditargetkan memberikan manfaat dengan penciptaan 4,6 juta pekerjaan baru.
Bahkan memberikan dampak ekonomi sebesar Rp784 triliun pada 2030. Untuk mendukung teknologi tersebut, Kominfo mendorong percepatan pembangunan jaringan fiber optik. Saat ini pembangunan sudah dilakukan di sepanjang 459 ribu kilometer.
“Proyek pembangunan palapa ring untuk menghubungkan konektivitas antar pulau di Indonesia juga kita kebut karena teknologi informasi dan komunikasi merupakan tulang punggung dalam pengembangan teknologi digital,” tandasnya.
Jhonny menambahkan, pengembangan jaringan 5G juga mendukung perkembangan metaverse di Indonesia. Apalagi diperkirakan seperempat penduduk dunia nantinya akan menghabiskan satu jam per hari di dunia metaverse karena semakin pesatnya teknologi metaverse di tingkat global.
Sebut saja Tiongkok, Korea Selatan serta Barbados yang kini sudah banyak memanfaatkan teknologi metaverse tersebut. Sedangkan di Indonesia sudah dimulai oleh pihak swasta.
Ke depan pemerintah mentargetkan Ibu Kota Negara (IKN) juga akan memanfaatkan teknologi metaverse. Sebab IKN nantinya akan sepenuhnya menggunakan teknologi digital.
“Kita tentu juga berharap ibu kota negara baru kita didukung dengan teknologi metaverse, karena itu menyiapkan keseluruhan perangkat digital,” tandasnya.
Sementara Rektor UGM, Panut Mulyono mengungkapkan banyak pihak saat ini memberikan perhatian pada perkembangan teknologi metaverse. Sebab teknologi tersebut memungkinkan manusia melakukan berbagai aktivitas yang bisa dilakukan di dunia nyata di ruang virtual.
“Karenanya UGM berkomitmen untuk mendukung transformasi digital dengan menyiapkan talenta SDM yang memiliki kecakapan digital yang unggul dan UGM sendiri gencar mendorong program akselerasi literasi digital,” ungkapnya.
Panut menambahkan, UGM sudah menyelenggarakan kelas kecerdasan digital sejak 2021 lalu. Kebijakan tersebut diberlakukan tidak hanya untuk mahasiswa UGM sendiri namun melibatkan mahasiswa dari perguruan tinggi lain.
Kelas kecerdasan dikelola Center for Digital Society Fisipol UGM. Dalam kelas tersebut, mahasiswa didorong kemampuan penguasaan teknologi digital khususnya literasi digital dan mindset digital serta filosofi pengembangan teknologi kecerdasan digital.
“Melalui kegiatan penerjunan Kuliah Kerja Nyata, para mahasiswa UGM juga banyak melaksanakan tema program pengembangan literasi digital di tingkat masyarakat pedesaan dan terpencil di berbagai pelosok di seluruh Indonesia,” imbuhnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi
BACA JUGA Kementerian PPPA Minta UGM Bantu Buat Aturan Turunan UU TPKS dan kabar terbaru lainnya di KILAS.