Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Jombang, Tempat Asal Cak Imin yang Terkenal karena Santri dan Kasus Kriminal

Kenia Intan oleh Kenia Intan
5 September 2023
A A
Cak Imin dari Jombang, Daerah Santri dengan Kasus Kriminal Viral MOJOK.CO

Cak Imin dari Jombang, Daerah Santri dengan Kasus Kriminal Viral (wikipedia.org)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Cak Imin atau Muhaimin Iskandar yang tengah ramai diperbincangkan berasal dari Jombang, Jawa Timur. Sebuah kabupaten yang terkenal sebagai daerah santri dan tempat terjadinya kasus-kasus kriminal yang sempat viral. 

Manuver Cak Imin yang tiba-tiba merapat ke Anies Baswedan sebagai bakal cawapres di Pemilu 2024 mengejutkan banyak pihak. Dampaknya, segala sesuatu terkait Cak Imin menjadi perhatian, termasuk latar belakang Cak Imin yang berasal dari Kabupaten Jombang.

Sudah bukan rahasia, Cak Imin berangkat dari keluarga terpandang. Keluarganya punya banyak keterkaitan dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaul Ma’arif Denanyar. Ayahnya, Muhammad Iskandar, merupakan seorang guru di pondok pesantren itu. Sementara, ibunya yang bernama Muhasonah Iskandar adalah pemimpin dari pondok pesantren tersebut.

Kedekatan Cak Imin dengan Ponpes tersebut juga terlihat ketika ia akan mendeklarasikan diri sebagai Cawapres Anies Baswedan. Cak Imin menyempatkan berziarah dan berdoa di makam ayah dan kakek buyutnya Kiai Haji Bisri Syansuri di kompleks Ponpes Mambaul Ma’arif Denanyar, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.

Daerah santri dengan beberapa kasus kriminal yang sempat viral

Sebenarnya, pondok pesantren di Jombang tidak hanya Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar. Melansir data Kementerian Agama (Kemenag) per 2022, setidaknya ada 203 pondok pesantren di Jombang. Ratusan pondok itu tersebar di 19 kecamatan. Padahal jumlah kecamatan di Jombang tercatat 21 saja, dengan kata lain hanya 2 kecamatan di Jombang yang tidak memiliki ponpes. Ratusan pondok itu bisa menampung ribuan santri setiap tahunnya.

Di antara ratusan ponpes di Jombang, terdapat beberapa nama yang terkenal seperti Ponpes Tebuireng yang didirikan K.H. M. Hasyim Asy’ari pada 1899. Selain itu ada beberapa nama lain seperti Ponpes Tambak beras, dan Ponpes Darul Ulum (Rejoso). Ponpes Denanyar, yang berkaitan dengan keluarga Cak Imin, juga termasuk terkenal di sana.

Tidak hanya terkenal dengan daerah santri, Jombang juga menjadi tempat kelahiran tokoh-tokoh ternama yang kebanyakan berlatar belakang ponpes. Sebut saja, mantan Presiden Indonesia yaitu KH Abdurrahman Wahid, pahlawan nasional KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahid Hasyim, tokoh intelektual Islam Nurcholis Madjid, serta budayawan Emha Ainun Najib.

Akan tetapi citra Jombang sebagai daerah Santri yang melahirkan sosok-sosok hebat sempat terkubur oleh kasus-kasus kriminal. Sebut saja kasus Ryan Jombang alias Very Idham Henyansyah yang menggegerkan Tanah Air pada 2008. Ryan melakukan pembunuhan dan mutilasi terhadap 11 orang korban. Sebanyak 10 korban disembunyikan di halaman belakang rumahnya di Jombang.

Belum lama ini Jombang juga menjadi sorotan karena kasus pencabulan santri yang dilakukan oleh Moch Subchi Azal Tzani alias Bechi (41). Penyelesaian kasus ini berlarut-larut karena Bechi merupakan putra petinggi Pengasuh Ponpes Shiddiqiyyah, Jombang, KH Muhammad Mukhtar Mukhti.

Asal-usul Jombang

Jombang berasal dari dua kata yakni ijo-ijo atau hijau dan abang atau merah. Hijau mewakili kaum santri (agamais) dan merah mewakili kaum abangan (nasionalis/kejawen). Kedua elemen ini juga tercermin dalam warna dasar lambang daerah Kabupaten Jombang. Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan dan harmonis di Kabupaten Jombang.

Nilai tersebut terus terbawa hingga sekarang. Walau lebih dari 90 persen warganya memeluk agama Islam, mereka tetap bisa hidup berdampingan dengan agama dan kepercayaan lain.

Kalau menilik sejarahnya, Jombang termasuk kabupaten yang muda. Kabupaten yang berada di tengah-tengah Provinsi Jawa Timur itu berdiri pada 1910 setelah memisahkan diri dari Kabupaten Mojokerto. Pada awal berdiri Jombang dipimpin oleh Raden Adipati Ario Soerjo Adiningrat.

Kendati baru berdiri sejak 1910, kegiatan pemerintahan di Jombang sebenarnya sudah berjalan sejak sebelum 1880. Pada tahun itu Jombang sudah terkelola dengan baik terbukti dari adanya asisten resident dari pemerintahan Belanda di daerah itu. Bukti lain, adanya laporan dari Bupati Mojokerto Raden Adipati Ario Kromodjojo kepada residen Jombang tentang Trowulan (salah satu onderdistrict afdeeling) pada 1880.

Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi

Iklan

BACA JUGA Lupakan Sejenak Mas Bechi, Ini 6 Fakta tentang Kota Jombang yang Perlu Kalian Tahu
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 5 September 2023 oleh

Tags: Cak IminJombangKriminal
Kenia Intan

Kenia Intan

Content Writer Mojok.co

Artikel Terkait

Bus Harapan Jaya Surabaya Jawa Timuran hanya untuk orang-orang tangguh MOJOK.CO
Ragam

Bus Harapan Jaya Jawa Timuran Busnya Orang-orang Tak Punya Pilihan: Jauh dari Kemewahan, “Menyiksa” Sepanjang Perjalanan

10 Juni 2025
Kehidupan desa di Jombang, termasuk Ngoro, jauh dari rasa tenang MOJOK.CO
Ragam

Ngerinya Kehidupan Desa di Jombang, Harta-Nyawa Bisa Lenyap Kapan Saja

9 Juni 2025
Perjalanan menyiksa rute Tuban-Jombang naik bus Bagong hingga Widji MOJOK.CO
Catatan

Perjalanan Menyiksa Rute Tuban-Jombang, Berdesakan dan Berpanasan Melibas Sisi Lain Jalanan Jawa Timur

3 April 2025
10 Tahun di Jogja, Mental Orang Jombang Ambruk karena Klitih MOJOK.CO
Esai

Setelah 10 Tahun Merantau di Jogja, Orang Jombang Malah Trauma dengan Berita Buruk Khususnya Pembacokan dan Klitih

1 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.