MOJOK.CO – Ada beberapa trayek bus legendaris di Jogja yang kini di titik nadir untuk bertahan. Di antaranya, bus Jogja-Kaliurang dan Jogja-Bantul. Pernah berjaya pada masa lampau, kini mereka ditinggal penumpang.
Beberapa sopir bus bercerita kalau sudah tak lagi jadi pilihan setelah kemunculan trayek baru Transjogja. Kini mereka hanya melayani beberapa penumpang tetap, kebanyakan orang tua, yang sejak lama terbiasa menaiki bus tua ini.
Bus Abadi Jogja-Bantul
Bus Abadi Jogja-Bantul biasa menunggu penumpang di selatan Pojok Beteng Kulon, Kota Yogyakarta. Transportasi ini berangkat dari Srandakan, Palbapang, Bantul dengan tujuan akhir Terminal Giwangan. Pojok Beteng Kulon jadi salah satu titik pemberhentian untuk menambah keterisian penumpang.
Mojok pernah berbincang dengan Suprianto (55), lelaki yang sejak awal 2000 telah menjadi sopir Bus Abadi, salah satu bus legendaris di Jogja yang melayani rute Jogja-Bantul. Dulu ia mengaku bisa mengantongi pendapatan yang cukup tapi sekarang sudah tidak pasti.
Pada akhir 2022 lalu, normalnya para penumpang dipatok biaya Rp10 ribu jika hendak menaiki bus ini dari Srandakan hingga Giwangan atau sekitar Kota Yogyakarta. Namun, menurut Supri, untuk para pekerja laju, biasanya hanya dipatok Rp5 ribu atau Rp6 ribu saja.
Saat itu, bus di bawah naungan Koperasi Abadi di rute itu tersisa kurang dari sepuluh unit yang aktif beroperasi. Penumpangnya kebanyakan orang tua yang merupakan pedagang pasar di Bantul. Sopir bercerita kalau dulu, masih banyak pelajar yang mengandalkan bus ini untuk bersekolah.
Sejak kemunculan trayek Transjogja Malioboro-Palbapang, Supri mengaku penumpangnya semakin berkurang. Supri berujar bahwa Trans Jogja rute ini bisa mengambil dan menurunkan penumpang di sembarang tempat. Tidak terbatas pada halte dan shelter saja sehingga bisa menyedot penumpang yang biasanya naik Bus Abadi.
Jurusan Jogja-Kaliurang
Jika bus tujuan Bantul masih aktif meski berdarah-darah, rute Kaliurang nyaris tak punya penumpang lagi. Rute tersebut mulai ramai dengan bus sejak era 1950.
Mojok bertemu dengan Haryanto, salah satu sopir rute bus legendaris di Jogja yang masih bertahan. Menurutnya, sebenarnya ada 20-an angkutan bis yang melayani jalur Jogja-Kaliurang. Rutenya aslinya dari Tlogo Putri – Pakem – Mirota Kampus – Gejayan – Terminal Condongcatur – Pakem. Namun, semenjak Covid-19. Setidaknya hanya empat yang beroperasi.
Namun, saat ini tidak melayani rute secara penuh dan hanya fokus menyasar pelanggan pedagang pasar. Ada beberapa bus yang bergantian melayani rute Condongcatur-Pakem. Sedangkan Haryanto fokus di jarak pendek antara Pakem-Kaliurang.
Di Pasar Pakem, ia juga tidak menunggu lama. Jam 08.00 ia akan balik lagi ke Kaliurang membawa pedagang tahu yang baru kulakan. Selanjutnya mobilnya ia istirahatkan dan memilih menjaga warung. Begitu setiap hari. Kecuali ada orang yang mencarter mobilnya.
Para sopir bus ini semakin sepi penumpang setelah kemunculan trayek Trans Jogja di Jogja-Pakem. Kini, mereka hanya bertahan di tengah sepi, mengenang masa kejayaan bus rute ini di era 70-an hingga awal 2000-an.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Sopir Bus Pariwisata Berbagi Rahasia Membuat Penumpang Rewel Jadi Bahagia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News.