MOJOK.CO – Banyak orang yang nekat mudik, mereka menggunakan berbagai cara, dari mulai mencari jalan tikus sampai menyuap polisi yang berjaga di perbatasan.
Larangan mudik yang ditetapkan oleh pemerintah kian hari kian diperketat. Hal ini seiring dengan terus melonjaknya angka kasus corona di Indonesia.
Sejak larangan mudik berlaku sejak tanggal 24 April lalu, akses jalan strategis utamanya di ruas-ruas jalan perbatasan atau pintu tol memang dijaga ketat oleh polisi dan petugas dishub. Tidak semua kendaraan boleh melintas. Hanya kendaraan yang berhubungan dengan logistik dan hal-hal penting lainnya yang boleh melintas. Angkutan umum dan mobil pribadi dilarang keras.
Tak main-main, berdasarkan data dari Ditlantas Polda Metro, sampai hari ini, tercatat sudah ada tak kurang dari 12.512 kendaraan yang diminta putar balik kembali ke wilayah Jakarta.
Larangan mudik ini tentu menjadi cobaan yang sangat berat bagi banyak orang, utamanya yang bekerja di kota besar. Lha gimana, sudah bekerja sekian lama, rindu sudah menumpuk dan ingin rasanya cepat-cepat jumpa dengan keluarga tercinta.
Itulah kenapa tetap banyak orang-orang yang nekat untuk mudik. Maklum, kekuatan rindu memang seringkali tak bisa dinalar logika.
Banyak yang tetap mudik dengan berbagai cara, dari mulai menyelundupkan mobil ke truk (karena truk dianggap kendaraan logistik yang masih diperbolehkan untuk melintas), mencari rute-rute jalan tikus, sampai menggunakan cara kotor menyuap polisi yang sedang berjaga.
Untuk poin yang terakhir ini, Polri benar-benar akan bertindak tegas terhadap para pemudik yang menyuap, dan juga terhadap polisi yang ketahuan disuap.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengatakan tak segan-segan langsung memecat angotanya yang terbukti menerima suap dari pemudik yang bandel dan ngeyel.
Maklum saja, peran polisi dalam pemberlakuan larangan mudik ini memang sangat krusial, sehingga perlu ketegasan yang tinggi dari polisi sebagai pihak yang bertugas mencegat arus pemudik.
“Saya komandannya saja begadang terus di Cikarang. Kalian anak buah main-main saya pecat sekalian. Kalau boleh sudah saya bunuh saja anggota seperti itu tuh,” tutur Sambodo dalam sebuah diskusi online.
Ia pun kemudian meminta masyarakat untuk ikut membantu memonitor dan mengawasi kinerja polantas di lapangan. Ia mengimbau agar masyarakat tak segan melapor jika memang menemukan ada petugas yang terang-terangan menerima suap.
Sambodo mengatakan bahwa walaupun seluruh anggota diawasi oleh PAM dari internal Polri, namun pengawasan dari masyarakat tentu tak kalah penting.
“Tolong dilaporkan kepada kami, kalau perlu videokan sehingga kami bisa usulkan untuk kami pecat.”
Nah lho… Hati-hati Pak Pol.