MOJOK.CO – Lagi, Ki Amien Rais muncul dengan sebuah diksi yang menggelitik. Beliau menuduh polisi itu “bau” PKI dengan menembaki umat Islam secara “ugal-ugalan”.
Ki Amien Rais memang pusat dari segala pusat berita. Oh, betapa dengan mudah kita mencintai Ki Amien Rais.
Yang sudah diramalkan memang terjadi. Aksi 22 Mei yang rencananya digelar di depan gedung KPU dan Bawaslu berakhir dengan ricuh. Awalnya, unjuk rasa berlangsung damai. Massa yang sudah menyuarakan pendapat sejak siang mulai berangsur-angsur membubarkan diri mendekati pukul 23.00 malam.
Namun, beberapa saat kemudian, ada massa lain yang datang. Dicurigai, massa baru itu memprovokasi massa yang sudah melakukan unjuk rasa damai untuk kembali mendatangi gedung KPU dan Bawaslu. Pihak keamanan yang berjaga mengantisipasi. Namun, bentrok tidak bisa dihindari.
Ricuh malam itu merembet ke mana-mana. Gedung asrama Brimob dan beberapa kendaraan dikabar. Tidak hanya sampai di situ, ada satu korban jatuh, terkena peluru tajam. Atau setidaknya begitulah anggapan yang beredar dengan cepat. Sampai saat ini, berita sebenarnya masih simpang-siur.
Korban, yang bernama Farhan Syafero (30), sudah dibawa ke RSCM Cipto Mangunkusumo untuk keperluan autopsi. Berita yang belum jelas kebenarannya itu sudah kadung menyebar dengan cepat. Bahkan, ada beberapa video yang menunjukkan ratusan selongsong peluru di lokasi kericuhan.
Sebuah fakta yang disambar dengan cepat oleh tokoh politik, terutama dari kubu 02. Adalah Amien Rais, yang meminta pertanggungjawaban polisi atas kericuhan yang terjadi. Amien Rais bahkan menuduh polisi itu punya “bau” seperti PKI yang sudah menembaki umat Islam secara “ugal-ugalan”. Sebuah diksi yang lagi-lagi menggelitik dari beliau.
“Saudaraku saya menangis, saya betul-betul sedih, juga marah bahwa polisi-polisi yang berbau PKI telah menembak umat Islam secara ugal-ugalan. Saya atas nama umat islam minta pertanggungjawabanmu,” ungkap Amien Rais seperti dilansir oleh CNN Indonesia.
Polri merespons tuduhan Ki Amien itu dengan cepat. Beberapa jam setelah Amien Rais melemparkan tuduhan, Polri lansung menggelar konferensi pers untuk melakukan klarifikasi. Polri meminta Amien Rais segera menyerahkan bukti kepada kepolisian atas tuduhan yang sudah kadung viral itu.
“Iya, kami membantah. Silakan Pak Amien Rais punya fakta apa? Sekali lagi tidak ada peluru tajam,” tegas Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri.
Selanjutnya, Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan prosedur pengamanan yang dilakukan. Pertama, tidak ada penggunaan peluru tajam. Kedua, senjata yang digunakan polisi adalah peleton anti-kerusuhan yang dikendalikan oleh Kapolda. Penggunaannya tergantung pada eskalasi ancaman.
“Ketika eskalasi ancaman naik sudah ada massa yang dikatakan membahayakan keselamatan masyarakat, aparat, dan merusak properti secara masif itu pleton anti-anarkis turun, untuk apa? Untuk mencegah, melokalisir agar unjuk rasa pendemo anarkis tersebut merambat ke tempat lain,” katanya.
Nah, penjelasan sudah diberikan oleh Polri. Bagaimana, Ki Amien, silakan paparkan bukti bahwa ada “bau” PKI dan polisi menggunakan peluru tajam. Semangat ya, Ki Amien.
(YMS)