MOJOK.CO – Isu. Menjelang pemilihan presiden, isu capres dan cawapres digoreng sedemikian rupa untuk menjatuhkan citra. Salah satunya Jokowi dan PKI.
Tentu yang dimaksud adalah isu negatif. Bahkan, lebih banyak yang berisi hoaks ketimbang menyiratkan kebenaran. Dan bahayanya, banyak masyarakat Indonesia yang dengan mudah jatuh ke dalam jebakan isu dan hoaks.
Situasi tersebut yang membuat Jokowi sedikit heran, bahkan bisa dikatakan geram. Maklum, salah satu isu yang masih seksi digoreng hingga sekarang adalah “Jokowi antek PKI”. Diidentikkan atau disebut punya hubungan dengan partai terlarang itu dianggap sebagai aib. Ini sebuah isu yang sudah marak digunakan sejak Pilpres 2014.
Nah, menjelang Pilpres 2019, dibarengi dengan kekuatan media sosial yang semakin besar, isu PKI dan Jokowi tetap lestari. Bahkan, sebuah survei menyebutkan bahwa ada begitu banyak warga Indonesia yang percaya dengan kabar bohong tersebut. Informasi ini berasal dari Jokowi sendiri. Sayang, Presiden Indonesia tersebut enggan memberikan rincian penggagas survei tersebut.
Jadi, sesuai survei yang disebutkan oleh Jokowi, ada enam persen warga atau sekitar sembilan juta orang yang percaya bahwa dirinya anggota PKI. Jangan main-main, sembilan juga warga adalah angka yang sangat besar. Sebuah angka yang pastinya membuat capres yang berpasangan dengan Ma’aruf Amin itu gelisah.
Kenapa gelisah? Karena mantan Gubernur DKI itu beberapa kali mengungkapkan, atau bisa dikata, meluruskan isu tersebut di setiap kesempatan yang beliau dapatkan. Misalnya ketika menghadiri pembukaan Kongres ke-20 Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) di Hotel Grand Mercure, Jakarta, [ada Selasa 30 Oktober 2018.
Sikap yang sama Jokowi tunjukkan ketika berbicara di acara penyerahan 240 sertifikat ha katas tanah wakaf di Masjid Agung Al Imam, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat pada Kamis 24 Oktober 2018. Di dua acara tersebut, penegasan yang disampaikan punya isi yang sama, yakni bantahan.
Bantahannya berupa: PKI bubar tahun 1965, sementara Joko Widodo lahir pada tahun 1961. “Masa ada PKI balita. Logikanya nggak masuk tapi ada yang memercayai.”
Bantahan kedua: Jokowi sering menyinggung soal foto DN Aidit yang tengah berpidato di mana di dekat podium ada sebuah wajah yang mirip dengan dirinya. “Saya cek ini pidato tahun berapa sih? Tahun 55. Saya lahir saja belum, kok sudah ada di dekatnya ini. ini yang namanya media sosial ini nakal-nakal.”
Dear pak Jokowi, jangan gusar. Kalau sulit menemukan siapa pembuat isu tersebut, dimaklumi saja. Ya begitulah, Pak, kalau lawan sulit menemukan ide untuk me-roasting Bapak. Ehh…(yms)