Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Komen Nyinyir

Ulama Juga Manusia, Jangan Berhalakan Mereka

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
18 Juni 2017
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Saat kematian Nabi, banyak anggota fans club Ali bin Abu Thalib yang kecewa ketika Abu Bakar ditunjuk sebagai penerus kepemimpinan Islam. Terlebih kepemimpinan ini disetujui Umar bin Khattab, pria paling ditakuti di seantero Mekkah-Madinah, bukan cuma oleh manusia, konon juga oleh setan.

Sayangnya, ini keinginan fans Ali saja. Ali sendiri ogah betul jadi pemimpin. Menjadi sepupu sekaligus menantu Nabi saja sudah kehormatan, ditambah jadi pemimpin, ini ia anggap berlebihan. Oleh karena ribut-ribut pendukungnya itu, Ali lebih memilih menyingkir daripada jadi masalah—meskipun saat pelantikan Abu Bakar sebagai khalifah, Umar meminta Ali untuk tetap hadir.

Dalam dua periode kepemimpinan Islam sepeninggal Rasulullah SAW, ada cetak sejarah yang bisa dibaca. Pertama, Abu Bakar yang anti bidah. Beliau takut betul sama hal-hal yang tak pernah ditetapkan oleh Nabi sekaligus paling setia kepada tuntunan Nabi.  Makanya, beliau adalah orang yang paling geregetan terhadap para nabi-nabi palsu. Di era ini pula stabilitas politik di internal masyarakat Mekkah-Madinah diupayakan.

Baru di era Umar bin Khattab, yang dijuluki ahli bidah, semua pembaharuan dimulai. Ide pembukuan mushaf, misalnya, muncul di masa ini. Walau kemudian baru selesai di masa Khalifah Utsman bin Affan.

Pembiasaan salat Tarawih berjamaah juga terjadi di masa Umar. Menurut riwayat Abdurrahman bin Abdul Qariy, suatu malam ia dan sang Khalifah mendatangi masjid dan melihat para sahabat salat Tarawih dengan imam yang berbeda-beda. Umar kemudian berinisiatif mengumpulkan para sahabat untuk salat dengan satu imam bersama. Ketika di malam selanjutnya ia melihat para sahabat salat masih dengan satu imam, ia berkomentar.

“Sebaik-baiknya bidah adalah ini.”

Di dua pemimpin awal inilah fans club Ali nggak berani macam-macam. Situ mau melawan orang yang sendalnya saja bikin setan ngacir? Muke gile.

Baru di era Utsman gerakan ini mulai muncul dan mulai macam-macam. Mereka “memaksa” Ali untuk menjadi pemimpin atas alasan yang sangat politis.

Bulan lalu, seminggu sebelum Ramadan dimulai, Ustadz Felix Siauw nge-tweet begini:

“Ulama adalah pewaris para Nabi, kita tentu mendukung ulama, menolak dagelan yang mengkriminalisasi ulama, dan meyakini ulama sepenuhnya :)”

Sehebat-hebatnya ulama, ia hanya berada di urutan di belakang para sahabat, setelah para tabiin atau orang yang menjadi saksi kehidupan para sahabat, dan setelah tabiit-tabiin atau saksi dari orang yang pernah melihat.

Sahabat saja sempat ada yang keliru. Yah, paling tidak punya fans yang cintanya kelewat buta sampai membuat mereka pusing sendiri dan membuat periode akhir Khulafaur Rasyidin jadi tercerai-berai.

Ini semacam yang terjadi pada imam satu itu. Bisa jadi Habib (‘kekasih’, dan ya, saya masih mencintainya meskipun belio begitu) Rizieq di sana sebenarnya malu betul melihat kelakuan para pengikutnya, para pembelanya.

Sebab, seperti yang pernah disampaikan oleh Mbah buyutnya sendiri, Ali bin Abi Thalib, “Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia.”

Dan ulama tak lebih dari manusia. Mempercayai mereka sepenuhnya itu cukup berbahaya karena sama saja dengan menghidupkan nalar berhala.

Iklan

Kecuali kalau situ merasa Habib Rizieq bukan manusia. Itu beda perkara.

Catatan redaksi: Dalam tweet Ustadz Felix disebut bahwa “Ulama adalah pewaris para Nabi …”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pewaris berarti ‘orang yang mewariskan’. Jadi, kami nebak mungkin maksudnya Pak Ustadz, ulama adalah waris/ahli waris (yang menerima warisan dari) para Nabi. Mungkin lo ya. Persisnya sih, tanyakan blio sendiri sajalah.

Terakhir diperbarui pada 18 Juni 2017 oleh

Tags: abu bakarAli bin Abi ThalibFelix Siauwkhalifahsejarah tarawihtabiintwitterulamaumar bin khattab
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Felix Siauw Seharusnya Pro Syiah Iran Sejak Dulu MOJOK.CO
Esai

Coba Bayangkan Kalau Sejak Dulu Felix Siauw Pro Iran, Israel Pasti Sudah Rata dengan Tanah!

17 April 2024
MISI MULIA ELON MUSK MENGURANGI KONTEN CABUL DI TWITTER!
Video

Misi Mulia Elon Musk Mengurangi Konten Cabul Di Twitter!

2 Agustus 2023
Logo Twitter Ganti X: Langkah Sinting dari Elon Musk MOJOK.CO
Konter

Logo Twitter Ganti X: Langkah Awal dari Orang Sinting Bernama Elon Musk Menciptakan Aplikasi Super

25 Juli 2023
Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads. MOJOK.CO
Kilas

Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads

7 Juli 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.