Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Tiga Argumentasi Paling Sahih Mengapa Ucapan Selamat Natal itu Haram

Ilham Latul Qadari oleh Ilham Latul Qadari
25 Desember 2014
A A
Ucapan Selamat Natal itu Haram
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Liburan ini saya kembali bingung, mengapa setiap menjelang 25 Desember selalu muncul perdebatan-perdebatan sengit tentang hukum mengucapkan selamat natal? Ternyata hal ini seperti musim yang selalu ada dari tahun ke tahun. Mungkin musim di Indonesia ada tiga: musim kemarau, musim hujan, musim ributin ucapan selamat natal.

Padahal, jika dilihat dari segi pengucapannya, selamat natal adalah hal yang sangat mudah dilakukan. Anda hanya perlu menjabat tangan kerabat yang beragama nasrani, lantas mengucapkan “Selamat natal, Pren!” sambil tersenyum agar manis sedikit. Atau jika dia mantan Anda, kalimatnya bisa diubah jadi “Selamat natal, ya. Kapan balikan?”

Namun, setelah perdebatan sengit di dunia maya, hal itu jadi terasa berat sekali. Tidak lebih mudah daripada kisah percintaan para jomblo.

Dalil-dalil dimunculkan. Sialnya, omong kosong tulisan dari kubu yang pro untuk mengucapkan dan kubu yang tidak mengizinkan sama-sama punya kekuatan untuk membius pembacanya masing-masing. Sehingga jika kita hanya membaca salah satu darinya saja, kita pasti akan cepat-cepat menganggukkan kepala. Jika membaca keduanya? Jadi pucing pala barbie.

Saya sendiri bersepakat untuk mengucapkan selamat natal. Bukan karena tulisan-tulisan keren dari penulis lepas di situs terkenal, yang banyak memasukkan hadits, cerita, atau fakta-fakta terbaru mengenai toleransi beragama di Palestina. Melainkan dari salah satu kutipan yang saya baca di buku Teror atas Nama Tuhan karya Mark Juergensmeyer. Buku ini sudah lama, tapi baru-baru  ini saya pinjam di perpustakaan dekat SMA saya.

Begini bunyinya: “Islam tidak dapat menggunakan kekerasan untuk cinta, ampunan, dan toleransi. Kecuali tanah kita diserang.” Di buku itu disebutkan bahwa kalimat tadi berasal dari Syekh Omar Abdul Rahman.

Kadang, saya berpikir lebih baik agama jadi hal yang paling intim dan sakral pada kita. Ia tak perlu dibesar-besarkan. Biarkan kita mengimani kepercayaan masing-masing tanpa harus takut dengan omongan orang lain. Karena barangkali mereka yang paling sibuk mengurusi agama lain, bisa jadi adalah orang yang paling ragu dengan agama yang ia anut.

Kembali ke ucapan selamat natal. Meski saya akan mengucapkannya kepada teman-teman nasrani, tapi saya tetap punya beberapa kondisi di mana saya tak ingin melakukannya. Sebaiknya Anda pun tidak usah melakukannya, sebab jelas haram hukumnya. Kondisi seperti apa?

Pertama, saat idul Fitri. Saya tidak akan mengucapkan selamat natal ketika idul fitri. Karena tentu selain waktunya kurang pas, tidak menyenangkan juga ketika khatib salat ied turun dari mimbar langsung kita salamin, terus bilang “Met natal, Ustadz”

Kedua, belum natalan. Saya tidak akan mengucapkan selamat natal ketika belum natalan. Misalkan natal pada tanggal 25 Desember, saya tidak akan mengucapkannya pada 25 Maret. Karena momennya tidak tepat. Juga untuk menghindari tuduhan bahwa saya tak punya kalender di rumah.

Ketiga, kepada teman-teman yang bukan nasrani. Saya tidak akan mengucapkannya kepada teman-teman yang bukan nasrani karena tentu agama mereka punya hari rayanya sendiri.

Demikian tiga kondisi yang bagi saya sangat tidak tepat untuk mengucapkan selamat natal.

Terakhir, jauhilah perdebatan mengenai hal-hal pribadi seperti agama. Karena selain tidak menguntungkan, hal itu juga belum pasti bisa membuat Anda masuk surga. Saya sendiri kurang suka berdebat soal agama, karena ngaji pun saya masih nyendat-nyendat, mirip hati para penulis mojok yang belum bisa move on.

Terakhir diperbarui pada 30 Maret 2021 oleh

Tags: Haram Selamat NatalNatalSelamat Natal
Ilham Latul Qadari

Ilham Latul Qadari

Artikel Terkait

jadwal misa natal di jogja mojok.co
Kilas

Jadwal Kebaktian dan Misa Natal di Jogja 2022

23 Desember 2022
tiket ka nataru mojok.co
Ekonomi

Gass! Tiket KA Nataru Sudah Bisa Dibeli Hari Ini

7 November 2022
Sulitnya Jadi Katolik Tanpa Simbol
Esai

Sulitnya Jadi Katolik Tanpa Simbol

27 Desember 2021
Belajar Toleransi dari Natal di Jlegongan
Liputan

Belajar Toleransi dari Natal Warga Jlegongan

26 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.