Sebagai anak seorang PNS pemda, sejak kecil saya terbiasa melihat bapak mengenakan seragam yang monoton sekali hampir setiap hari. Kalau tidak seragam hansip, ya, seragam Korpri. Mentok-mentok pakai batik pada kesempatan tertentu. Dulu, saya pikir seluruh PNS seluruh Indonesia memiliki dress code yang serupa sebagaimana semua anak SD memakai seragam putih merah, SMP putih biru, dan SMA putih abu-abu. Namanya juga seragam.
Namun, setelah cukup besar untuk bermain ke kantor-kantor pemerintah selain kantor bapak, dan kemudian jadi PNS juga, baru saya tahu bahwa instansi pemerintahan tertentu punya seragam khasnya sendiri. Bahkan ada yang seragam khasnya itu jadi kebangaan instansi mereka. Contohnya Kantor Imigrasi dan Kantor Bea Cukai.
Sebagai sesama PNS di bawah payung Kementerian Keuangan, pegawai Bea Cukai memang tampil beda sendiri dibanding Eselon 1 lain. Di acara televisi yang mereka punya—seakan mau menandingi polisi yang juga mondar-mandir di televisi karena punya reality show khusus—mereka bisa memamerkan lencana dengan bangga. Di saat yang sama, pegawai Kemenkeu non-Bea Cukai masih bingung nyari kemeja diskonan yang warnanya tidak menyalahi aturan. Untuk kita ketahui bersama, pegawai Kemenkeu diharuskan berkemeja putih di hari Senin, batik untuk Selasa dan Jumat, biru muda pada Rabu, dan pakaian bebas-sopan-rapi di hari Kamis.
Aturan seragam ini sebetulnya masih bisa berubah lagi, terutama untuk hari Senin yang disucikan pegawai kantoran seluruh dunia. Saat Agus Martowardojo menjabat pemimpin besar Kemenkeu antara Mei 2010—April 2013, Senin ditandai dengan kemeja biru muda: sama seperti hari Rabu; sama seperti seragam pegawai bank BUMN yang sebelumnya blio pimpin. Mungkin blio merasa, Kemenkeu juga membuka loket pelayanan tarik tunai di kantor unit-unit vertikalnya.
Tidak lama setelah Jokowi dilantik sebagai presiden pada Oktober 2014, peraturan baru tentang seragam keluar. Seragam untuk hari Senin diganti dengan kemeja putih polos, seperti kemeja kebesaran Jokowi saat kampanye.
Dengan seragam itu, saya sendiri sebetulnya ingin mencoba gaya Bapak Presiden, biar tampak pro-rakyat dan beretos kerja tinggi. Namun, rupanya hanya muka ndeso sayalah yang sesuai dengan citra Bapak Presiden. Suatu ketika saat sedang berbelanja di minimarket, saya malah ditanyai harga deterjen oleh ibu-ibu yang mengira saya pegawai magang. Makasih, Bu. Apa yang Anda lakukan ke saya itu kampret.
Mengingat ada pola ganti pejabat ganti seragam, sebenarnya masih untung Agus Marto dan Jokowi yang berada di posisi tersebut sehingga kami hanya bersalin warna dari biru muda ke putih di hari Senin. Ngana bisa bayangkan kalau bangku pemimpin diisi oleh seorang maniak jalan-jalan. Iya, sih, sesekali ada momen nyari duit sampingan dan jalan-jalan gratis berkat SPPD yang sebetulnya nggak perlu-perlu amat, tapi nggak sambil pakai seragam dengan bordiran “My Surat Tugas My Adventure” juga kali.
Alhamdulillah wa syukurilah, galau dan iri bab seragam bisa dilupakan sejenak di hari Kamis, hari bahagia untuk para pencinta mode di Kementerian Keuangan. Di hari tersebut, kami memang diperbolehkan memakai baju motif apa saja.
Pegawai yang sedang mencari jodoh tentu sangat bahagia karena bisa memamerkan baju di luar baju Senin dan Rabu. Kepercayaan diri di depan gebetan meningkat, apalagi untuk mereka yang berwajah pas-pasan. Paling minim, setidaknya tidak dikira magang minimarket lagi. Biarpun tidak melek-melek fesyen amat, saya numpang senang karena hari Kamis jadi tidak monoton. Di mana-mana orang berpakaian dengan motif berbeda-beda. Saya bahkan ingin memesan baju dengan bordiran cukup besar di punggung bertuliskan “seragamku otoritasku” untuk dipakai di hari itu.
Mengingat keceriaan yang cuma muncul di hari Kamis, saya punya tips untuk wajib pajak: jika kamu ingin ke Kantor Pajak untuk membuat NPWP atau melaporkan SPT, datanglah di hari Kamis. Generasi muda PNS Kemenkeu banyak dihiasi oleh orang-orang dengan tampilan muka yang default-nya saja sudah ganteng dan cantik, apalagi dengan kemeja termahal yang mereka kenakan. Siapa tahu ada yang nyangkut, kan, Mblo?