MOJOK.CO – “Ini kan bengkel resmi, masa nggak bisa menyelesaikan masalah mobil saya?” Ungkap salah satu pelanggan kepada rekan kerja saya dulu di sebuah bengkel resmi.
“Lu kan montir bengkel resmi, masa nggak bisa menyelesaikan masalah mobil saya?” Ungkap salah satu pelanggan kepada teman saya yang bekerja di bengkel resmi Nissan.
Sebagai montir yang pernah bekerja di bengkel resmi Nissan, saya hanya tertawa mendengar keluhan teman saya itu. Biarkan saya menertawakan teman saya karena sudah kedatangan pelanggan yang berharap terlalu tinggi. Padahal bagi saya, nggak ada bedanya montir bengkel resmi dan bengkel pinggir jalan. Semuanya sama, setara di hadapan Tuhan Yang Maha Esa!
Montir bengkel resmi pasti kompeten?
Anggapan pasti kompeten, menurut saya, adalah kesalahan besar. Buktinya, ada saja masalah pada Nissan Grand Livina yang terkadang nggak bisa terselesaikan meski sudah diganti dengan part baru.
Contohnya bunyi pin kaliper rem depan yang gludak-gluduk seperti baut kendor. Hal ini saya kira sudah menjadi berita umum, bahkan kalau part diganti dengan yang baru juga peluang bunyi tersebut masih ada. Solusinya adalah pin tersebut dilumasi atau diberi peredam.
Memang nggak ada jaminan bunyi tersebut hilang selamanya. Bahkan ada yang belum sebulan udah balik lagi ke bengkel untuk pelumasan ulang. Bisa saja sebulan sekali Anda ke bengkel untuk hal yang sama. Capek ya?
Lantas, apa yang bisa dilakukan montir jika sudah demikian? Paling hanya membuat laporan bahwa komponen tersebut bermasalah sehingga ada improvisasi di produk terbaru mereka.
Manusia super yang serba tahu?
Saking mengagungkan bengkel resmi, beberapa pelanggan menganggap montir di sana bisa dengan mudah melakukan pengecekan kendaraan. Konyolnya, pelanggan itu datang ke bengkel resmi cuma bawa keluhan saja.
“Rasanya nggak enak banget! Cobain deh!”
Tapi, ketika “diinterogasi”, mereka nggak mau menjelaskan masalah itu muncul ketika kondisi kendaraan seperti apa; misal sedang jalan atau diam, saat digas atau direm, dan berbagai pertanyaan lain yang membingungkan.
“Situ kan bengkel resmi, masa nggak tahu rusaknya di bagian apa?” Sesekali ada pelanggan yang bilang kaya gitu dengan polosnya.
Waduh, ini montirnya bisa gila! Selain belum ada alat yang bisa mengetahui kerusakan pada kendaraan secara pasti, setiap gejala dan kode permasalahan di MIL (Malfunction Indicator Lamp) tidak sepenuhnya menunjukkan kerusakan suatu komponen. Dengan kata lain, montir harus masih berpikir dengan akal sehat dan logika untuk menentukan part mana yang bermasalah. Karena sesungguhnya alat itu bisa menunjukkan kemungkinan penyebabnya lebih dari 10 bagian.
“Ini dari anunya!” Lagu montir yang sok tahu.
Faktanya, tidak semudah itu!
Zero kesalahan?
Perlu Anda ketahui setiap kalimat montir bengkel resmi itu tidak mutlak benar. Bisa saja mereka mengalami kegagalan seperti saya yang bekerja di bengkel pinggir jalan! Secanggih-canggihnya alat yang dimiliki, saya pikir tidak ada yang mampu memberikan jaminan bahwa tindakan yang mereka lakukan selalu tepat.
Pernah nggak datang ke bengkel resmi, terus diberikan informasi kalau kerusakan Grand Livina Anda ada di bagian suspensi sehingga perlu dilakukan pengantian part yang banyak sekali? Atau pernah disarankan ganti CVT satu gelondong?
Kenapa hal itu bisa terjadi? Apakah sepenuhnya itu model bisnis bengkel resmi yang menginginkan untung besar? Kenapa hampir semua montir nurut dengan model itu? Padahal, mau bengkel untung besar, sebenarnya montir tidak akan pernah mengeruk keuntungan yang sepadan, loh. Kenapa mereka nurut coba?
Entahlah, saya tidak mengerti jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas. Saya hanya mengetahui bahwa montir sebenarnya takut jika dituntut karena salah mendiagnosa atau memberi tindakan pada mobil Anda.
Misal CVT Grand Livina ada masalah, tak segan mereka akan menyarankan ganti satu gelondong CVT. Memang terkesan bengkel resmi mengutamakan cuan, tapi sebenarnya hal itu juga didukung oleh ketakutan para montir.
Para montir bengkel resmi nggak akan berani mengatakan kepada Anda bahwa dari hasil pembongkaran transmisi ini tidak akan berhasil 100%. Jika bengkel resmi mengatakan hal demikian, pelanggan pasti akan mencaci.
“Bagaimana sih bengkel resmi kok nggak profesional gitu?”
Berbeda dengan montir di bengkel pinggir jalan, kami dengan ringan bisa mengatakan untuk mencobanya terlebih dulu siapa tahu berhasil. Bagi kami, montir pinggir jalan, nggak ada beban gengsi menjadi montir yang sempurna, kami akan dengan lapang dada mengakui kelemahan kami.
Mungkin karena situasinya kayak gini, stigma banyak bengkel resmi yang nakal mulai muncul. Apa-apa harus diganti kalau kita datang ke bengkel resmi, kan? Bahkan kalau part itu terkesan nggak rusak?
Dari situ, siapa yang sebenarnya bersalah? Apakah kesalahan montir yang harus sekalian dalam menyarankan penggantian part? Atau pihak manajemen bengkel resmi yang tidak pandai melindungi montir? Atau pelanggan yang menuntut berlebihan terhadap kemampuan montir?
Saya mengatakan hal demikian karena sampai detik ini saya berkeyakinan bahwa montir bengkel resmi dan montir bengkel pinggir jalan nggak ada bedanya. Baik saya atau mereka tidak akan pernah bisa memberikan jaminan bahwa kerusakan komponen hanya bersumber dari satu komponen saja.
Saya lebih senang mengatakan kepada pelanggan bahwa kerusakan sementara misalnya koil, namun esok atau lusa bisa juga dari komponen lain yang ada hubungannya dengan mesin pincang. Dari situ saya akan memberikan pilihan kepada pelanggan; mau ganti koilnya saja dulu, atau busi, injektor, pompa bensin, dan ganti OH, atau ganti mesin sekalian?
Saya nggak malas untuk menjelaskan apa saja komponen tersebut kepada pelanggan (menjelaskan, bukan menyarankan untuk mengganti semua part terkait). Walau terkesan panjang, bagi saya itu akan membuat mereka lebih puas dan ujung-ujungnya mau memahami kemampuan montir yang tak lebih dari manusia biasa.
Montir punya indera ke-6?
Sudah pasti montir tidak akan mampu membaca takdir di masa depan, dan nggak mungkin bisa mengetahui dengan pasti komponen ini akan rusak tanggal sekian. Nggak ada montir seperti itu!
Bulp lampu saja, detik ini masih nyala terang, terus beberapa menit waktu mobil berjalan keluar bengkel bisa saja mati seketika. Ya, seperti umur seseorang, tidak ada yang tahu sampai kapan batasnya.
Jadi saya merasa geli ketika ada orang yang beranggapan montir bengkel resmi harus bisa menjamin tidak akan ada kerusakan komponen lain selain yang sudah disarankan untuk ganti. Apalagi sampai menyalahkan, “kenapa kemarin nggak sekalian?”
BACA JUGA Kelebihan Sepeda Motor Suzuki yang Membunuh Bengkel Resminya Sendiri dan cerita pengalaman tentang bengkel resmi lainnya di rubrik OTOMOJOK.