Beberapa waktu lalu teman saya mengirimkan screenshot percakapan WhatsApp bosnya yang ingin minta pendapat tentang sikap seorang perempuan yang sedang si bos dekati.
Si bos nembak gadis ini dan gadis itu bereaksi tidak jelas. Saya dan teman ini (seorang perempuan) membaca screenshot itu dengan sangat paham, bahwa si gadis sedang menolak si bos dengan cara halus. Tapi, si bos diyakinkan seperti apa pun tetap merasa si gadis bukan menolak, tapi sedang butuh waktu untuk berpikir. Si bos yakin itu sikap standar perempuan yang malu-malu kucing.
Salah satu kesalahpahaman terbesar antara laki-laki dan perempuan adalah soal menerjemahkan sikap satu sama lain. Misteri terbesar perempuan menurut laki-laki adalah kerumitan perempuan mengatakan atau mengakui perasaan mereka. Menurut sebagian besar laki-laki, perempuan itu sering sulit ditebak apa yang mereka inginkan. Sementara laki-laki selalu mengatakan apa yang mereka inginkan dengan gamblang, perempuan sering bersikap seakan tidak menginginkan sesuatu, tapi di dalam hati justru menginginkannya.
Bukan rahasia lagi, jika seorang perempuan berkata tidak, kerap itu artinya dia sedang menunda untuk berkata ya. Orang kadang menganggap ini taktik dari “permainan khas” perempuan, tapi bagi sebagian orang, juga terlihat seolah perempuan tidak ingin diketahui apa yang sebenarnya mereka inginkan.
Jadi bagaimana memahami sikap perempuan sebenarnya? Rasanya sudah banyak sekali kiat dan pedoman soal ini, tapi semakin banyak yang kita baca, nyatanya tidak banyak membantu kita memahami sikap perempuan saat berhadapan dengan mereka secara langsung.
Bos teman saya contohnya. Dia merasa penolakan halus adalah sikap malu-malu kucing karena dari yang dia pelajari selama ini, perempuan suka bersikap tidak jelas dalam rangka memancing untuk didekati lebih gencar. Sementara kami yang sesama perempuan nyata-nyata membaca perkataan perempuan itu sebagai sikap penolakan. “Aku sedang tidak memikirkan hubungan yang lebih serius karena tidak ingin mengecewakanmu. Aku khawatir di masa yang akan datang kamu akan kecewa karena banyak hal dalam diriku yang tidak sesuai dengan yang kamu harapkan.”
Ini sebenarnya kalimat jelas dan terang-terangan menolak, tapi saking seringnya perempuan dinilai sebagai kaum malu-malu kucing dan jinak-jinak merpati, kalimat penolakan justru dianggap harapan oleh si laki-laki.
Jadi apa yang sebaiknya yang laki-laki ketahui agar tak salah paham akan sikap perempuan? Berikut kiatnya.
#1 Jangan fokus kepada apa yang diucapkan perempuan, tapi fokuslah pada ekspresi dan bahasa tubuhnya.
Perempuan dapat mengatakan apa yang tidak ada di hatinya, tapi bahasa tubuh dan ekspresi biasanya tidak dapat memungkiri perasaan seseorang. Laki-laki sebaiknya belajar tentang ini dengan mengambil kursus komunikasi non-verbal, yaitu pengetahuan tentang ekspresi wajah (face reading) dan bahasa tubuh (body language). Ikuti seminar-seminarnya dan luangkan waktu untuk ini. Komunikasi non-verbal adalah ilmu yang bermanfaat dan wajib diketahui laki-laki karena laki-laki akan hidup berdampingan selamanya dengan perempuan.
Sebagai laki-laki, tidak cukup hanya peduli tentang kemampuan seksual dan skill di atas ranjang. Kepiawaian di tempat tidur dan keperkasaan pria tidak berguna jika dia tidak mampu membaca ekspresi dan bahasa tubuh perempuan karena perempuan berbicara dengan sikap. Kalimat yang meluncur dari bibir perempuan sering mengandung makna beragam tergantung situasi dan kondisi yang sedang berlangsung. Jadi, jika laki-laki hanya mengandalkan komunikasi verbal untuk memahami perempuan, dijamin mereka akan sering salah paham.
#2 Perhatikan kemarahan perempuan untuk menangkap sinyal apakah dia sedang menolak dan muak atau malah ingin didekati dengan cara berbeda dari sebelumnya.
Ada dua bentuk kemarahan perempuan yang laki-laki tidak paham sama sekali. Tidak banyak tulisan tentang ini dan sedikit sekali orang yang menjelaskan kepada kita tentang kemarahan seorang perempuan.
Bentuk pertama kemarahan perempuan adalah karena dia menolak dan muak. Kemarahan jenis ini dilengkapi dengan sikap membuat jarak yang keras, yang mana dia tidak dapat dihubungi sama sekali dan sekalipun bisa dihubungi, dia mengabaikan atau me-reject dan, puncaknya, mempermalukan. Jika perempuan menutup akses, tapi masih menyisakan satu celah, dapat diduga dia masih ingin berdamai dan mungkin sedang ingin menguji laki-laki untuk mendapatkannya kembali, tapi kali ini dengan cara yang sulit.
Jadi, jika laki-laki tidak paham kemarahan perempuan, lihat saja akses yang perempuan sisakan saat dia marah. Jika dia menutup semua peluang komunikasi, biarkan dia. Bukan sikap bijak menjelaskan “apa salah dan dosaku” pada perempuan saat dia marah.
Kemarahan yang kedua adalah kemarahan yang menginginkan pria mengubah sikapnya. Kemarahan seperti ini biasanya lewat kalimat-kalimat yang menyerang dan menyindir, dan jika perempuan tersebut jenis yang cukup pendiam, dia akan mengeluarkan protes dengan kalimat pendek yang tajam dan selanjutnya berdiam diri.
Bedanya dengan kemarahan pertama, kemarahan ini tidak dibarengi dengan membuat jarak sehingga perempuan masih dapat diajak berkomunikasi sekalipun dia ketus atau diam. Kemarahan seperti ini adalah bagian dari cara berkomunikasi perempuan dalam hal menjelaskan kekecewaannya dan keputusasaannya akan sikap laki-laki yang dinilai sulit memahami perempuan.
Dengan marah, perempuan merasa laki-laki akan mengerem sedikit egonya dan memerhatikannya lebih banyak. Perempuan sering marah untuk memancing perhatian dan hal itu terjadi sebab dia tidak cukup mendapat perhatian. Sikap agresif dalam memperlihatkan emosi ini dinilai perempuan sebagai upaya agar dia menjadi fokus perhatian laki-laki dan dengan demikian, apa yang selama ini dia tidak dapat akan dipenuhi.
Jadi, saat perempuan marah pada laki-laki, laki-laki jangan ikut-ikutan dongkol dan muak. Sebenarnya, ini cara komunikasi perempuan untuk mengatakan bahwa mereka ingin didekati dengan cara berbeda dari sebelumnya. Yang perlu laki-laki pahami hanyalah memahami jenis kemarahan apa yang sedang terjadi pada perempuan.
#3 Amati selalu tindakan perempuan setelah ia mengatakan sesuatu yang terkesan ambigu.
Jika laki-laki bingung dengan kalimat perempuan, cara termudah menerjemahkan makna ucapannya adalah dengan mengamati apa tindakannya setelah dia mengeluarkan sebuah pernyataan. Misalnya, dia mengatakan terserah saat diberi pilihan makan malam di mana. Lihat tindakannya setelah dia mengatakan kata terserah tadi. Jika dia melengos, jangan ulang-ulang lagi ajak makan ketoprak seperti minggu lalu. Soalnya, dengan melengos setelah mengatakan terserah, yang ada di pikiran perempuan adalah “Pasti lu mau ajak makan ketoprak, pakai nanya lagi!”
Daripada berantem dan diam-diaman sampai minggu depan, ajaklah dia makan gado-gado. Kalau ternyata salah juga, setidaknya kalian berantem karena topik yang lain. Sebenarnya taktik untuk mengakali kejadin seperti ini adalah dengan tidak membuat perempuan mengeluarkan pernyataan ambigu sebagai jawaban.
Milikilah kemampuan bertanya ala penyidik dengan memperkecil jawaban yang menyulitkan diri sendiri. Persempit jawaban dengan tidak membuat pertanyaan yang dijawab dengan cara esai, tapi gunakan sistem pilihan ganda. Bikin pilihan ABCD dan jangan sekali-kali bikin pertanyaan yang jawabannya semua benar atau semua salah. Perbaikilah hubungan dengan mengondisikan perempuan berserah diri pada pilihan yang dia sukai, bukan mengeluarkan jawaban terserah yang dia sendiri pun kesal ketika mengutarakannya.
Semoga berhasil!