Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Warga Sapen Adalah Warga Terbaik yang Pernah Saya Temui Selama Tinggal di Jogja

Deby Hermawan oleh Deby Hermawan
9 September 2024
A A
Warga Sapen Adalah Warga Terbaik di Jogja MOJOK.CO

Ilustrasi Warga Sapen Adalah Warga Terbaik di Jogja. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Warga Sapen menyelamatkan saya dari kejaran aparat

Saya dan Dhatu terus berlari tanpa tahu harus menyelamatkan diri ke mana. Saat otak saya sibuk mencari jalan keluar dan beradu dengan suara motor aparat yang menderu. Tiba-tiba, Dhatu berseru, “Deb, aku kepeseng!!!” Orang gila macam apa yang saat terdesak malah kebelet ngising. Sontak saya kaget bukan kepalang.

Kata orang, keberanian akan muncul saat terdesak. Inilah yang disebut insting bertahan hidup. Dhatu membanting arah larinya masuk gang kecil. Dari kejauhan terlihat seorang perempuan paruh baya yang sedang sibuk mencuci piring. 

“Bu, saya boleh menumpang kamar mandinya?” Kata Dhatu dengan logat Jawa Mataraman. Tanpa banyak bertanya, si ibu mengizinkan.

Samar-samar saya melihat aparat menunggang motor semakin mendekat. Tanpa aba-aba, saya meneruskan pelarian menuju bibir sungai yang membelah Sapen dan Sorowajan. Warga yang sedang memancing membantu saya menyeberangi sungai.

Saat saya sudah aman, tiba-tiba hape saya berdering. Dhatu menelepon menanyakan kondisi dan lokasi saya saat itu. Tanpa rasa bersalah, dia berseloroh selamat dari pengejaran karena kebelet boker. 

Sependek ingatan dan bacaan buku saya, tidak ada cerita heroik tentang perlawanan yang selamat karena boker. Saya yakin, bahkan Soe Hok Gie pun tidak pernah membayangkan hal itu akan terjadi.

Berutang budi kepada Bu Slamet

Di salah satu kedai kopi di Sorowajan, kami bertemu kembali. Sosok pria kecil berambut gondrong datang dengan santai sambil merokok. “Bu Slamet (Bukan nama sebenarnya) bakal masuk surga paling utama dari kalangan sipil sih seharusnya.” Dia memulai bercerita tanpa dipersilakan.

Saat Dhatu sedang khusyuk membuang hajat, terdengar suara motor dari luar. Syak wasangka aparat bertanya tentang keberadaan saya dan Dhatu. 

Tidak ada jawaban dari Bu Slamet, hingga aparat bertanya beberapa kali. “Lari ke arah sana kayaknya, Pak” Jawab Bu Slamet asal-asalan. 

“Aku mung iso pasrah, tidak jadi kebelet boker. Tapi untungnya Bu Slamet baik hati menyelamatkanku.”

Cukup lama Dhatu berada di kamar mandi, sebelum akhirnya dia pelan-pelan keluar. Dia merasa situasi di luar sudah kondusif. 

Tanpa merasa curiga, Bu Slamet menawari Dhatu untuk istirahat dulu. Bu Slamet bahkan menyajikan makanan dan minuman. Beliau tahu persis bahwa Dhatu adalah bagian para demonstran yang dicari. “Sing ngati-ngati kalau demo, Mas.”

Melihat, mendengar, dan menerima kebaikan hati Bu Slamet, hati Dhatu tersentuh. Selamanya dia berutang budi kepada Bu Slamet. 

“Wong Jogja ki kudune menyontoh wong Sapen pas ono demo,” tandas Dhatu sambil mengisap rokok. 

Iklan

Dia berteori kalau semua warga seperti Bu Slamet, Jogja bisa jadi episentrum revolusi Indonesia. “Cangkeman ngomong revolusi, dikejar aparat wae kepising,” pikir saya sambil menyimak cerita Dhatu yang bersemangat.

Di hari itu saya yakin bahwa warga Sapen adalah warga paling baik di Jogja 

Mungkin pengalaman saya dan Dhatu menjadi satu cerita kecil dari kebaikan warga Sapen. Bagi banyak orang, cerita demonstrasi mungkin akan berisi hal-hal heroik. Namun tidak bagi mahasiswa seperti saya dan Dhatu, yang kala itu diselamatkan Bu Slamet. Meminjam kata seorang revolusioner, Bu Slamet adalah kerikil kecil bagi para penguasa.

Jokpin mencipta kalimat syahdu dalam bentuk, “Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan”. Maka Sapen terbuat dari “keramahan, mahasiswa, dan Bu Slamet.” Panjang umur Bu Slamet dan warga Sapen yang baik-baik.

Penulis: Deby Hermawan

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA SD Muhammadiyah Sapen: Culture Shock Pertama yang Bakal Dihadapi Maba UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan cerita menarik lainnya di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 9 September 2024 oleh

Tags: demo di sapenJogjasapensd sapenUIN Kalijaga
Deby Hermawan

Deby Hermawan

Bekerja kantoran setiap Senin hingga Jumat sebagai marketing di sebuah penerbitan buku. Menerbitkan 3 edisi zine digital pribadi sebagai piranti menolak gila bertajuk "Painless Killer". Saat ini sedang berusaha menerbitkan zine fisik.

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.