Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Tentang Haris Azhar dan Fatia, Luhut Perlu Belajar dari Marcus Aurelius

Jika Pak Luhut ingin publik percaya, maka yang harus dilakukan adalah menunjukkan bahwa bisnis yang dia miliki tidak memiliki konflik kepentingan.

Arman Dhani oleh Arman Dhani
8 Maret 2023
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sebelum menggugat Haris Azhar dan Fatia, Pak Luhut semestinya bisa meyakinkan publik bahwa dirinya tidak memiliki konflik kepentingan.

Babak baru pertikaian antara Aktivis HAM Haris Azhar dan Koordinator KontraS, Fatia Maulidiyanti dengan Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan, sudah mencapai tahap pelimpahan kasus ke Kejari Jakarta Timur. Lalu, apa yang akan terjadi?

Pelimpahan tahap dua berupa tersangka dan barang buktinya ini dilakukan setelah berkas perkara keduanya dinyatakan lengkap atau P21. Dalam kasus ini, Haris Azhar dan Fatia dilaporkan Luhut Binsar pada September 2021 karena pernyataan keduanya dalam video yang diunggah di akun YouTube Haris Azhar. Video dengan judul “Ada Lord Luhut Di balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN Juga Ada!!”, dianggap tidak benar.

Dalam percakapan di video itu, disebut bahwa PT Tobacom Del Mandiri, anak usaha Toba Sejahtera Group terlibat dalam bisnis tambang di Intan Jaya, Papua. Luhut merupakan salah satu pemegang saham di Toba Sejahtera Group. Setelah mendalami laporan tersebut, penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menetapkan Haris Azhar dan Fatia sebagai tersangka kasus pencemaran nama baik.

Tuntutan untuk membebaskan Haris Azhar dan Fatia

Banyak aktivis yang menyerukan agar kasus ini dihentikan mengingat yang dilakukan Haris Azhar dan Fatia, dengan menunjukkan bukti-bukti yang ada, adalah bentuk kritik. Ini bukan bentuk pencemaran nama baik seperti yang diadukan Luhut Binsar. Dalam video tersebut, Haris Azhar dan Fatia mengemukakan temuan mereka dan tidak sedang menyudutkan. Untuk negara demokratis, hal semacam ini seharusnya biasa.

Pada 2019, media di Amerika mengkritik putra tertua Presiden Trump, Donald Trump Jr., yang saat itu berencana melakukan perjalanan ke Indonesia untuk peluncuran resor mewah dengan nama Trump di Jawa Barat dan Bali. Banyak orang menganggap bahwa saat itu Trump sedang menyalahgunakan kekuasaannya, melalui lembaga Trump Organization, untuk membuat kesepakatan bisnis yang menguntungkan dirinya.

Kecurigaan dan kritik terhadap Donald Trump Jr. tidak membuat pejabat di negara itu marah lalu melaporkan pencemaran nama baik, Bahwa ada potensi konflik kepentingan yang melekat dalam kesepakatan pembangunan, semestinya dibuktikan sebaliknya. Bukan menggunakan instrumen hukum atau gugatan pidana.

Integritas adalah yang membuat aparatur pemerintah bisa dipercaya

Meski di Amerika Trump berdalih bahwa dia tidak terlibat secara langsung dalam deal bisnis, tapi publik menginginkan nol persen keraguan. Apa yang dilakukan Trump ketika berkuasa sebagai presiden, terlepas langsung atau tidak, memiliki dampak dalam kesepakatan bisnis, apalagi menggunakan perusahaan yang atas namanya.

Tapi, gimana sih seharusnya pejabat seperti Pak Luhut merespons kritik? Ketika memerintah Roma, Kaisar Agung Marcus Aurelius sangat khawatir untuk tidak membiarkan kekuatannya yang besar membuatnya besar kepala. Marcus Aurelius menyadari kecenderungan orang-orang kuat untuk terbawa oleh jabatan dan kekuasaan mereka. Sesuatu yang kerap terjadi, di mana pemimpin atau pejabat, dikelilingi penjilat yang membuat mereka lupa pada realitas.

Marcus Aurelius dikabarkan mempekerjakan seseorang yang tugas utamanya adalah mengikutinya berkeliling saat berjalan dan bekerja. Setiap kali ada orang yang memuji, memberikan penghormatan, atau sekadar mengucapkan terima kasih, Marcus Aurelius menginstruksikan pelayan itu untuk membisikkan beberapa kata di telinganya. Kata-kata itu adalah: “Kamu hanya manusia. Kamu hanya seorang pelayan.”

Tradisi stoik semacam ini banyak digunakan oleh pemimpin-pemimpin di peradaban zaman dulu. Seneca misalnya, memperingatkan sikap anti-kritik lahir dari kesombongan, merasa sangat baik juga bisa jadi hal yang salah. Jika kita puas terhadap pujian, apalagi sanjungan, kata-kata manis tadi akan menumpuk dan membuat kita kehilangan sikap bijak. Sangat bisa dicontoh oleh Pak Luhut.

Konflik kepentingan

Pak Luhut, menjadi pejabat memang seharusnya begitu, mereka lebih dari apapun, adalah pelayan orang yang dibayar menggunakan pajak rakyat, untuk memberikan yang terbaik pada tuannya. Dalam setiap pekerjaan yang berkaitan dengan kekuasaan, konflik kepentingan semestinya dihindari, kita kan tidak sedang hidup di Orde Baru, di mana anak presiden bisa bikin mobil nasional dan melakukan nasionalisasi cengkeh?

Sudah banyak contoh konflik kepentingan yang akhirnya membuat pejabat jadi rusak. Di Malaysia, mantan perdana menteri Najib Razak, didakwa atas dugaan korupsi, pencucian uang, hingga penyalahgunaan kekuasaan. Namun, berkat kekuatan yang dimilikinya, Najib baru diputuskan akan dipenjara pada \2020. Kekuasaan mudah korup dan akan semakin buruk jika pemimpinnya tak mau dikritik.

Dear Pak Luhut, pemerintahan yang bersih akan membuat rakyat percaya pada aparaturnya. Saat ini, pejabat di Indonesia sedang dalam pengawasan ketat rakyatnya sendiri. Selama beberapa minggu terakhir, pemerintah semestinya sadar dan melakukan evaluasi. Pejabat dirjen pajak dan bea cukai yang ketahuan hidup mewah dengan harta miliaran, dibuka datanya oleh publik. 

Iklan

Pak Luhut nggak punya konflik kepentingan, kan?

Jika Pak Luhut ingin publik percaya, maka yang harus dilakukan adalah menunjukkan bahwa bisnis yang dia miliki tidak memiliki konflik kepentingan. Misalnya, beberapa waktu lalu, ekonom Faisal Basri marah besar dan menyebut proyek kerja sama kendaraan listrik GoTo dan ToBa. “Jadi dia bikin kebijakan, dia siapkan perusahaannya. Jadi obvious sekali. Ini pemerintahan sudah harus dijatuhkan ini kalau begini namanya. Motor listrik itu juga jadi cawe-cawe mereka,” ujar Faisal Basri.

Tentu Pak Luhut bilang, bahwa sahamnya di perusahaan itu sudah minoritas, sudah terbatas. Tapi, apakah kita bisa yakin, tanpa ada keraguan, bahwa proyek kendaraan listrik yang ada, tidak terjadi karena akses dan jabatan yang dimiliki oleh Pak Luhut? Apakah arahan presiden tentang mendorong kebijakan kendaraan listrik, rahasia, tidak diakses publik, dan kerjasama yang ada antara GoTo dan Toba murni kebetulan?

Untuk itu, sebelum mengadili atau menggugat Haris Azhar dan Fatia, Pak Luhut semestinya bisa meyakinkan publik, bahwa, apapun yang dibuat tidak memiliki konflik kepentingan. Sementara itu sebagai rakyat, kita perlu lebih keras dan jeli melihat geliat bisnis pejabat publik kita. Apakah kekayaan yang mereka miliki didapat karena jabatan atau memang kerja keras belaka?

BACA JUGA Luhut Binsar Panjaitan adalah Mimpi Tertinggi Seorang Batak di Indonesia dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.

Penulis: Arman Dhani

Editor: Yamadipati Seno

Terakhir diperbarui pada 8 Maret 2023 oleh

Tags: fatiaharis azharLuhut
Arman Dhani

Arman Dhani

Arman Dhani masih berusaha jadi penulis. Saat ini bisa ditemui di IG @armndhani dan Twitter @arman_dhani. Sesekali, racauan, juga kegelisahannya, bisa ditemukan di https://medium.com/@arman-dhani

Artikel Terkait

Surat untuk Luhut Tol Serang Panimbang Wujud Penderitaan Warga Lebak Banten MOJOK.CO
Esai

Surat untuk Luhut: Tol Serang Panimbang Wujud Penderitaan Warga Lebak Banten

29 April 2023
pangeran arab saudi mojok.co
Luar Negeri

Luhut Temui Presiden UEA dan Pangeran Arab Saudi, Bahas Kuota Haji hingga Proyek IKN

20 Juni 2022
Kontribusi Atta Halilintar Hingga Polemik Tiket Borobudur
Video

Kontribusi Atta Halilintar Hingga Polemik Tiket Borobudur

8 Juni 2022
Mengungkap Latar Belakang Kemunculan Wacana Tiga Periode Presiden Jokowi MOJOK.CO
Esai

Mengungkap Latar Belakang Kemunculan Wacana Tiga Periode Presiden Jokowi

11 April 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman

13 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.