Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Netizen Menggonggong Selebgram Berlalu

Esty Dyah Imaniar oleh Esty Dyah Imaniar
10 Agustus 2017
A A
170810 ESAI TERSENYUM BERSAMA SELEBGRAM

170810 ESAI TERSENYUM BERSAMA SELEBGRAM

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Bakda Subuh yang tepat waktu, saya biasanya melakukan riset media sosial. (Frasa pertama dalam kalimat barusan berfungsi sebagai keterangan waktu, bukan dalam rangka pamer ibadah. Tolong kondisikan otak dan hatinya, ya, guys.) Pagi itu, saya langsung mengamini salah satu caption foto paling populer: bahagia itu sederhana. Sesederhana bisa rajin senyum karena membaca komen-komen yang menghujat para selebriti Instagram alias selebgram.

Sebagai sesama peneliti atau sebut saja stalker, kamu pasti tahu durasi untuk meneliti sebelum terjerumus dalam rimba stalking. Apalagi kalau sudah terjerembab di kolom komentar.

Seorang Mbak-mbak Selebgram mengunggah foto syantik bermukena dengan pose bersimpuh di atas sajadah, dan saya menemukan komentar: “Cantik-cantik kok ibadahnya dipamerin”. Padahal Si Mbak mah cuma endorse mukena. Padahal lagi, sudah ada keterangan olshop­-nya di caption foto. Saya jadi mikir, bagaimana si komentator bisa memahami jenis endorse yang tanpa menyebut merk atau nama olshop?

Memangnya ada? Banyak.

FYI ya, Sis … kalau kamu mau artis atau selebgram mempromosikan produkmu, ada beberapa pilihan endorse (iklan) yang ditawarkan. Ada yang hanya foto bersama produk tanpa menyebut olshop atau merk, juga tanpa menandai akun olshop. Biasanya yang beginian untuk dapat fotonya saja, dan ada beberapa postingan jenis ini yang “deleted soon” alias hanya bertahan beberapa hari.

Ada yang mengunggah foto bersama produk dengan caption yang tidak sesuai, misalnya foto selfie wajah tapi caption-nya kata-kata hikmah kehidupan seperti netizen kebanyakan, dengan menandai IG olshop meskipun tanpa menyebutnya di caption.

Ada juga yang totalitas ngiklan. Misalnya, foto makan sambal dengan caption memuji betapa enaknya sambal tanpa garam yang aman untuk kesehatan dan perekonomian, plus menyebut akun IG olshop penjual sambal itu di caption. Ada juga yang sudah begitu, fotonya masih dikasih watermark nama olshop biar nggak dicuri olshop lain yang produknya sama tapi beda modal.

Untuk bentuk endorse, ada yang berupa foto atau video.

Nah, untuk endorse jenis video, rupanya netizen kita juga masih kurang pengetahuan. Ada saja yang hari gini masih komentar, “Kok pakai tangan kiri sih?” di Instagram story atau unggahan video si Mbak Selegram yang sedang mengendorse makanan. Padahal mah kelihatan banget kalau video itu diambil menggunakan kamera depan HP dan makannya juga pakai tangan kanan.

Kok saya tahu dia pakai kamera depan? Karena selebgram sangat memperhatikan keindahan feeds-nya, ya tinggal bandingkan hasil video endorse itu dengan unggahan lain, Sis … kamera depan dan belakang kan kualitas dan efek cahayanya berbeda, secantik apapun filter alay-nya. Apalagi untuk endorse via IG Story, biasanya para selebgram langsung mengunggahnya dari HP tanpa banyak edit.

Kenapa begitu? Ya karena seperti endorse foto, endorse video pun jenisnya banyak. Nah, untuk yang kamera depan agak burem begitu tentu saja tarifnya beda sama video endorse yang pake DSLR dan banyak editan canggihnya. Dan untuk pilihan endorse, sekali lagi bergantung pada modal olshop masing-masing, bukan ditentukan selebgram.

Untungnya si Mbak Selebgram woles banget, mau menjelaskan perkara yang saya tuliskan di atas, pake emotikon senyum pula. Idola banget deh.

Kepada selebgram yang bagian kehidupannya cukup banyak diekspos di media sosial saja, netizen masih sering khilaf(?) dalam mengomentari hidup orang. Apalagi kepada klean-klean yang bukan siapa-siapa.

Kuliah lamaaa tapi belum lulus juga … pas posting foto wisuda teman buat motivasi diri malah dikomentarin, “Kamu kapan mau mengutamakan pendidikan juga?” Padahal yang komen juga nggak bantu cari referensi atau sekadar jadi teman diskusi skripsi.

Iklan

Pacaran lamaaa tapi nggak pernah bersua … sekalinya posting foto berdua langsung diinterogasi, “Itu kapan mau dihalalkan?” Padahal yang komentar nggak tahu aja kalau foto itu diambil pas acara lamaran setelah bertahun-tahun mengumpulkan tabungan dan utamanya keberanian. (Karena si komentator bukan siapa-siapa jadi tak perlulah dikabari.)

Di dunia visual di mana iklan smartphone sibuk mempromosikan kelebihan kamera depan dan belakang untuk bikin foto dan video yang bisa membuatmu eksis di media sosial, mau tidak mau kita harus disibukkan oleh komentar-komentar netizen—yang tentu saja hanya bisa menilai apa yang terlihat di media sosial kita, yang dengannya kesimpulan sepihak sering dibuat.

Apalagi mungkin para netizen itu, apabila muslim, belum pernah mendengar nasihat Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman-nya nomor 8344: Apabila sampai kepadamu dari saudaramu sesuatu yang kamu ingkari, berilah ia udzur (alasan) sampai 70 udzur. Bila kamu tidak mendapatkan udzur, katakanlah: “Barangkali ia mempunyai udzur yang aku tidak ketahui.”

Intinya, kalau nggak ngerti kenapa seseorang berbuat begitu atau posting begini di media sosialnya, sebaiknya kita mencari 70 kemungkinan positifnya. Bukannya baru mikir satu, negatif pula, langsung diluapkan di kolom komentar.

Memang nggak semua orang mau repot begitu, sih. Tapi tentu saja kepada komentar seperti itu kita tidak perlu repot, apalagi jika terkait hal-hal prinsipil yang tidak mereka ketahui. Sebab hal-hal prinsipil tentulah penting, dan kita hanya berbagi hal-hal penting kepada orang-orang yang kita anggap penting dalam hidup kita, kan?

Jadi, kepada mereka yang tidak mengerti hidup kita dan bisanya cuma judging sana-sini, baiknya memang begitu, senyumin aja. Namanya juga orang nggak ngerti.

“Btw, selo banget uripmu, Es … kok sempet banget stalking selebgram?”

Yang tanya begituan mah disenyumin aja~

Terakhir diperbarui pada 10 Agustus 2017 oleh

Tags: nabi muhammadselebgramSyu’abul Iman
Esty Dyah Imaniar

Esty Dyah Imaniar

Artikel Terkait

Maulid Nabi dan Haul di Ponpes MALNU Pusat Menes: Momentum Umat Meneladani Keteguhan Nabi Muhammad dan Para Ulama.MOJOK.CO
Sosial

Maulid Nabi dan Haul di Ponpes MALNU Pusat Menes: Momentum Umat Meneladani Keteguhan Nabi Muhammad dan Para Ulama

21 September 2024
Jika Bukan karena Guru, Saya Tak Kenal Tuhan MOJOK.CO
Esai

Jika Bukan karena Guru, Saya Tak Kenal Tuhan

26 November 2023
Fatimah az-Zahra, Putri Nabi Muhammad, Adalah Sejatinya Wonder Woman MOJOK
Esai

Fatimah az-Zahra, Putri Nabi Muhammad, Adalah Sejatinya Wonder Woman

26 Desember 2022
Habib Husein Jafar Teori Dakwah MOJOK.CO
Esai

Tutorial Dakwah untuk Umat Muslim yang Memadati Ruang Digital

9 September 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.