MOJOK.CO – Purwokerto adalah rumah sekaligus tempat pulang ternyaman bagi para penghuninya atau siapa saja yang pernah datang untuk mencari ilmu di sana.
Ada beberapa kesalahpahaman soal Purwokerto. Satu yang paling populer adalah bahwa ia sering disebut sebagai kota, padahal bukan. Di Purwokerto tidak ada wali kota, jadi tidak bisa kita sebut sebagai Kota Purwokerto.
Daerah ini juga bukan termasuk kecamatan karena terbagi dalam 4 kecamatan, yaitu Purwokerto Timur, Purwokerto Barat, Utara, dan Selatan. Kabupaten Purwokerto? Bukan juga, karena Purwokerto adalah ibu kota Kabupaten Banyumas.
Lalu Purwokerto ini apa? Singkatnya, sebuah daerah di Kabupaten Banyumas yang terbagi menjadi 4 kecamatan. Unik memang, dan cukup bikin salah paham. Perdebatan soal apakah kota atau kecamatan sudah bisa menyamai adu argumen bubur diaduk atau tidak diaduk.
Penyebutan menggunakan istilah “kota” sendiri sudah cukup umum karena orang-orang dari luar daerah kerap mengatakan “mau ke kota” tiap hendak bepergian ke pusat-pusat perbelanjaan. Alhasil, Kota Purwokerto menjadi istilah yang lazim digunakan.
Sempat muncul wacana untuk menjadikan daerah ini sebagai kota tersendiri, lepas dari Kabupaten Banyumas dan memiliki wali kota sebagai kepala daerah. Tapi, hal ini konon belum bisa diwujudkan karena dikhawatirkan akan muncul ketimpangan dengan Kabupaten Banyumas. Maklum, perekonomian Kabupaten Banyumas sebagian besar berdenyut di sekitaran Purwokerto.
Purwokerto sering dianggap sama dengan Purwakarta dan Purworejo
Kesalahpahaman lain yang sering muncul adalah mengira Purwokerto merupakan daerah yang sama dengan Purwakarta atau Purworejo. Padahal ketiganya terpaut jarak yang cukup jauh.
Purwakarta berada di Jawa Barat, sementara Purworejo terletak di Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kebetulan saja namanya mirip-mirip. Persis kasusnya dengan Purbalingga dengan Probolinggo atau Banjarnegara dengan Bojonegoro.
Logat Ngapak yang biasa digunakan oleh orang-orang di Kabupaten Banyumas dan sekitarnya, kerap salah dipahami sebagai sebuah bahasa tersendiri. Padahal bukan, ya. Ngapak itu salah satu dialek dalam Bahasa Jawa. Kosakata dan pelafalannya yang khas kadang membuat orang-orang luar Banyumas bereaksi “coba dong ngomong ngapak” saat bertemu dengan orang Banyumas.
Baca halaman selanjutnya: Soal mendoan dan romantisasi, daerah ini pun lekat dengan salah paham.