Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Persebaya Surabaya Menjadi Saksi Tergerusnya Theatre of Mind di Era Digital

Radio, bersama berkembangnya dunia digital, masih sangat relevan dan semoga bisa terus eksis mengudara. Termasuk menyiarkan siaran langsung pandangan mata pertandingan sepak bola.

Rosnindar Prio Eko Rahardjo oleh Rosnindar Prio Eko Rahardjo
27 Juli 2023
A A
Persebaya Surabaya Menjadi Saksi Tergerusnya Theatre of Mind di Era Digital MOJOK.CO

Ilustrasi Persebaya Surabaya Menjadi Saksi Tergerusnya Theatre of Mind di Era Digital. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Persebaya Surabaya dan theatre of mind 

Kosakata hiperbola hingga nada bicara yang dipercepat dengan memainkan intonasi kerap diucapkan oleh penyiar radio. Seorang penyiar dan reporter radio wajib memahami konsep theater of mind, yakni panggung pikiran dalam menyampaikan materi siaran sehingga pendengar bisa membayangkan setiap kata demi kata yang keluar dari mulut para penyiar atau reporter. Imajinasi yang berbeda dari para pendengar menjadi bagian dari theater of mind dalam radio.

Ketika reporter radio memberikan reportase perayaan gol Persebaya Surabaya, pendengar bisa menginterpretasikan informasi tersebut dengan berbagai sudut pandang. Imajinasi pendengar bergerak liar menembus awang-awang membayangkan apa yang terjadi di lapangan. 

Apakah pemain Persebaya Surabaya saling berpelukan? Pemain berlarian ke sudut lapangan sambil berselebrasi? Ataukah, pemain tim yang kebobolan menunjukkan mimik wajah bersedih atas gol tersebut?

Theatre of mind di radio bermula dari penelitian Hadley Cantril yang berjudul “The Invasion from Mars” pada 1938. Penelitian Cantril ini mengadaptasi siaran radio “The War of The World” oleh Orson Welles. Cantril melihat pendengar radio seolah-olah melihat kejadian nyata tatkala mendengarkan siaran itu. 

Banyak pendengar merasa ketakutan hingga berlarian ke tengah jalan, melajukan mobilnya dengan kencang, dan terlihat panik. Mereka seakan mengalami hal nyata dengan pendaratan makhluk aneh dari Mars di Central New Jersey yang melakukan serangan mematikan kepada penduduk Bumi. 

Penelitian Cantril inilah yang hingga kini dipakai bahwa theatre of mind menjadi salah satu perbedaan radio yang tidak dimiliki oleh media lain. Sama seperti siaran langsung pandangan mata pertandingan sepak bola yang banyak memunculkan imajinasi bagi pendengarnya.

Beberapa penggemar sepak bola masih menganggap siaran langsung di radio masih sangat relevan di era sekarang. Banyak alasan yang dikemukakan. Mulai dari alasan nostalgia, membangkitkan imajinasi, mengatasi kebutuhan update skor dan menikmati jalannya pertandingan saat mereka berada di jalan, hingga alasan inklusivitas dalam siaran langsung pandangan mata. Terutama kepada penggemar Persebaya Surabaya pada khususnya, yang memiliki keterbatasan visual.

Bertarung melawan zaman

Perkembangan zaman membuat peran radio terus terkikis dalam keterlibatannya dalam pertandingan sepak bola. Ketika Persebaya Surabaya berpindah kandang dari Stadion Gelora 10 November ke Stadion Gelora Bung Tomo, RGS tidak ikut berpindah. Oleh sebab itu, mereka tidak lagi menyiarkan siaran langsung pandangan mata pertandingan Persebaya. 

Terlebih majunya teknologi internet dan kemudahan siaran langsung televisi, pertandingan sepak bola lebih banyak disaksikan masyarakat melalui siaran televisi maupun layanan streaming. RGS pun kini telah mati. Tidak ada lagi radio yang menyiarkan secara langsung pandangan mata pertandingan Persebaya Surabaya, baik saat kandang maupun tandang.

Saat ini, tidak ada radio yang menyiarkan siaran langsung pandangan mata pertandingan Persebaya Surabaya dari Gelora Bung Tomo (GBT), apalagi ketika bermain tandang. Ada beberapa media radio yang terdaftar di media officer Persebaya untuk melakukan liputan, tapi tidak ada radio yang melakukan siaran langsung. 

Theatre of mind mulai terkikis oleh perkembangan zaman. Kini, orang lebih banyak disuguhkan tayangan langsung melalui siaran televisi atau layanan streaming yang bisa ditonton dari gawai mereka.

Generasi sekarang perlu mencoba sensasi mendengarkan sepak bola lewat suara radio sebelum radio benar-benar tidak pernah lagi menyiarkan secara langsung pandangan mata pertandingan. Atau, bahkan, radio menjadi punah. 

Terlebih sudah muncul wacana dari produsen smartphone untuk menghilangkan aplikasi radio dari produknya. Hasil survei yang dilakukan menunjukkan pengguna smartphone banyak yang tidak menyadari atau tidak mengetahui jika kalau di perangkat yang mereka miliki terdapat aplikasi radio teresterial.

Namun, radio yang masih terus beradaptasi dengan berbagai macam inovasi memungkinkan pendengar setia Persebaya Surabaya dan radio untuk tidak perlu merasa khawatir terhadap eksistensi radio. Radio, bersama berkembangnya dunia digital, masih sangat relevan dan semoga bisa terus eksis mengudara. Termasuk menyiarkan siaran langsung pandangan mata pertandingan sepak bola.

Iklan

Penulis: Rosnindar Prio Eko Rahardjo

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Membedah Tugas Penyiar Radio yang Sering Dibilang Ngemeng doang dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 27 Juli 2023 oleh

Tags: persebayapersebaya surabayaradio RGSSurabaya
Rosnindar Prio Eko Rahardjo

Rosnindar Prio Eko Rahardjo

Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Soetomo Surabaya, pemerhati olahraga, dan Pengurus PWI Jawa Timur.

Artikel Terkait

Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO
Sosok

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO
Esai

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Job fair untuk penyandang disabilitas di Surabaya buka ratusan lowongan kerja, dikawal sampai tanda tangan kontrak MOJOK.CO
Aktual

Menutup Bayangan Nganggur bagi Disabilitas Surabaya: Diberi Pelatihan, Dikawal hingga Tanda Tangan Kontrak Kerja

26 November 2025
Belikan ibu elektronik termahal di Hartono Surabaya dengan tabungan gaji Jakarta. MOJOK.CO
Liputan

Pertama Kali Dapat Gaji dari Perusahaan di Jakarta, Langsung Belikan Ibu Elektronik Termahal di Hartono agar Warung Kopinya Laris

11 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
Olahraga panahan di MLARC Kudus. MOJOK.CO

Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan

23 Desember 2025
Wisata Pantai Bama di Taman Nasional Baluran, Situbondo: Indah tapi waswas gangguan monyet MOJOK.CO

Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

25 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
Hari ibu adalah perayaan untuk seluruh perempuan. MOJOK.CO

Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya

24 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.