MOJOK.CO – Sebuah ironi kembali muncul di Daerah Istimewa. Parkir liar, bisa bekerja dengan santai di dekat Samsat Jogja, di dekat polisi sedang bekerja. Lucu banget kamu Jogja.
Perihal parkir liar di Jogja, sebenarnya nggak ada yang aneh, apalagi baru. Setiap musim liburan, selain kemacetan dan naiknya harga kebutuhan pokok, profesi liar itu selalu menjamur. Namun, ketika Merapi Uncover membagikan kegelisahan warga soal parkir liar di Samsat jogja, saya langsung tertawa lepas.
Nggak akan aneh kalau muncul berita soal parkir liar di Malioboro, Jalan Mangkubumi, atau Alun-Alun Kidul. Tiga daerah tersebut bahkan sudah masuk ke dalam radar Dishub Jogja. Namun, apakah penyakit ini bisa mereka sembuhkan? Yah, soal progres ini, tanyakan langsung kepada Dishub, ya. Soalnya, hingga akhir Desember 2023 lalu, saya masih menemukan pemberitaan soal parkir liar di Jogja. Adalah Harian Jogja yang memuat pemberitaan tersebut jadi bukan saya yang mengarang, ya.
Nah, ketika “jukir dadakan” ini muncul juga di Samsat Jogja, mau nggak mau, saya malah tertawa. Kok bisa, sebuah lembaga, di mana di dalamnya ada kepolisian, kecolongan parkir liar.
Sebagai pengantar, kata “samsat” sendiri singkatan dari Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap. Kalau dalam Bahasa Inggris disebut One-stop Administration Services Office. Ia adalah suatu sistem administrasi yang dibentuk untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan kepentingan masyarakat yang kegiatannya diselenggarakan dalam satu gedung.
Kompas menjelaskan bahwa samsat adalah suatu sistem kerja sama secara terpadu antara Polri, Dinas Pendapatan Provinsi, dan PT Jasa Raharja (Persero) dalam pelayanan untuk menerbitkan STNK dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB). Yah, kalau terbiasa mengurus surat-surat kendaraan, kamu pasti sudah akrab dengan istilah ini.
Pengurusan surat-surat kendaraan itu dikaitkan dengan pemasukan uang ke kas negara. Baik melalui Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJJ). Semua pembayaran tersebut kemudian dilaksanakan pada 1 kantor dalam 1 atap yang bernama “Kantor Bersama Samsat”. Setiap instansi memiliki peran masing-masing. Soal peran tersebut, silakan cari tahu sendiri, ya.
Parkir liar muncul di dekat polisi bekerja
Soal parkir liar di Samsat Jogja, kamu bisa membacanya di unggahan Merapi Uncover. Akun yang mengirimkan keluhan bernama @rischelhf_. Jadi, saya kutip utuh tanpa editing dan dia bilang begini:
“Lur ijin mengeluhkan kok saya tadi mau parkir di samsat kota penuh terus ada yang mau markiri tapi 20rb untuk mobil. Mahal banget padahal sebelahnya porlantas kok ya yang markiri kaya pungli 20rb. Niatnya saya tadi mau perpanjang stnk tahunan, karena parkir dalam samsat penuh trus tadi ada yang ndatengin saya bilang kalo “mau dibantu cari parkir 20rb mas.”
Lihat postingan ini di Instagram
Akun tersebut juga menegaskan bahwa si jukir liar ini tidak memberikan karcis sebagai wujud resminya kerja. Banyak netizen yang responsnya sama kayak saya; antara heran dan lucu. Heran kok bisa ada aktivitas ilegal di dekat polisi bekerja. Lucu karena… yah, silakan terjemahkan sendiri, lah hehehe.
Satu hal yang bisa saya bagikan hanya kalimat ini. “Jika di dekat polisi bekerja saja parkir liar bisa bekerja dengan tenang, apa yang terjadi di titik-titik strategis di Jogja yang tidak terawasi?”
Makanya, kamu, warga asli Jogja dan wisatawan, jangan kaget, kalau selalu ada “parkir nuthuk” atau jukir yang mematok harga seenak kentutnya sendiri. Di dekat mereka, yang seharusnya mengayomi dan melayani, parkir liar berani mengais rezeki. Yah, apalagi di depan hidung warga yang dirugikan.
Baca halaman selanjutnya: Lapor ke siapa kalau kejahatan terjadi di dekat polisi bekerja?