Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Berebut Lapangan Idulfitri: Kisah Muhammadiyah Menjadi Pionir Salat Hari Raya Pertama Kali secara Outdoor

Jika hari ini atau 98 tahun kemudian, muncul lagi wacana memperhadapkan Muhammadiyah dengan lapangan dalam percakapan sosial di pekan hening Ramadan jelang puncak, saya kira keterlaluan cara berkomedinya. 

Muhidin M. Dahlan oleh Muhidin M. Dahlan
18 April 2023
A A
Berebut Lapangan Idulfitri: Kisah Muhammadiyah Menjadi Pionir Salat Hari Raya Pertama Kali secara Outdoor MOJOK.CO

Ilustrasi Berebut Lapangan Idulfitri: Kisah Muhammadiyah Menjadi Pionir Salat Hari Raya Pertama Kali secara Outdoor. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Salat Idulfitri outdoor pertama dalam sejarah

Barulah 1 Syawal 1343 atau 25 April 1925 itu, muncul pertama kali di Yogyakarta salat Idulfitri di lapangan. Dan, itu dilakukan Muhammadiyah. Simak kalimat redaksi Bintang Islam yang saya salinkan secara verbatim:

“Perserikatan Moehammadijah di Djokja, telah adakan sembahjang hari Raja tida di Masdjid, tetapi di adakan ditanahlapang, dan jang sama toeroet sembahjang itoe boekan sadja kaum laki-laki, tapi kaum perempoean toeroet joega, dan boekan sadja orang orang toea-toea, tetapi anak-anak poen sama toeroet sembahjang berdjamaah”.

Alasan akhirnya Muhammadiyah memutuskan menyelenggarakan salat Id secara outdoor adalah bahwa “dilihat dari banjaknja orang jang pada sekarang sangat memerloekan mendjalankan ibadat, terboekti dilihat dari adanja orang-orang jang sama bersembahjang Djoem’at di Mesdjid sekarang soedah penoeh. Djadi timboel pengiraan: bahwa sembahjang di Mesdjid boeat hari Raja ini tida bisa tjokoep lagi.”

Pada saat itu, memang, kapasitas Masjid Besar atau Masjid Gedhe di Kauman hanya cukup 5000 orang saja. Itu saja sudah meluber keluar. 

Lantaran perkiraan jemaah yang salat untuk Hari Raya lebih besar lagi, atau dalam kalkulasi Bintang Islam sebanyak 8000-an jemaah, keputusan untuk memindahkan dari masjid (indoor) ke lapangan (outdoor) menjadi pilihan rasional.

Kelaziman baru

Lapangan pertama yang menjadi eksperimen peribadatan Idulfitri secara outdoor ini bukan Alun-Alun Utara maupun Selatan Keraton Yogyakarta, melainkan tanah lapang Gampingan. Perkiraan saya, kemungkinan yang dimaksud “Tanahlapang Gampingan” itu, terkini, adalah RS AMC Yogyakarta, di sisi barat JNM (ASRI) atau SMA Negeri 1 Teladan.

Sebelum menjadi rumah sakit, lokasi itu menjadi kampus utama Universitas Muhammadiyah Yogya sebelum pindah ke Kasihan, Bantul. Jarak dari Masjid Gedhe (Keraton) ke “Tanahlapang Gampingan” di Pakuncen ini lebih kurang 1,7 kilometer yang dalam bahasa Bintang Islam berada “di loear Kota Djokja“.

Salat Hari Raya outdoor di luar Kota Jogja itu diimami oleh voorzitter Headbestuur Moehammadijah, K.H. Ibrahim, sementara yang bertindak sebagai khatib adalah Hadji Wasool yang juga Ketua Bidang Tableg. Baik K.H. Ibrahim maupun Hadji Wasool adalah imam dan khatib pertama salat Hari Raya di lapangan terbuka pada masa Hindia Belanda.

Sejak saat itulah, terutama dalam tubuh Muhammadiyah, salat Idulfitri di lapangan terbuka menjadi kelaziman baru yang kelak menjadi kebiasaan umat Islam se-Indonesia. Paling tidak, sejak awal, Muhammadiyah telah menambah perbendaharaan manfaat lapangan terbuka yang bukan sekadar diperuntukkan untuk kegiatan olahraga, pasar tiban, rapat umum politik, atau pertunjukan, melainkan juga mendirikan ibadat senyap bernama salat.

Puncak komedi

Jika hari ini atau 98 tahun kemudian, muncul lagi wacana memperhadapkan Muhammadiyah dengan lapangan dalam percakapan sosial di pekan hening Ramadan jelang puncak, saya kira keterlaluan cara berkomedinya. 

Semoga saja, pengguguran dari “penolakan izin” pemerintah kota di Sukabumi itu dilambari oleh sebuah kesadaran historis salat Idulfitri di Indonesia, bukan karena desakan deras publik di internet. Itu.

Penulis: Muhidin M. Dahlan

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Semua akan Menjadi Muhammadiyah pada Waktunya dan analisis menarik di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 19 April 2023 oleh

Tags: idulfitriMuhammadiyahsalat idulfitri
Muhidin M. Dahlan

Muhidin M. Dahlan

Penulis dan kerani partikelir IBOEKOE dan Radio Buku.

Artikel Terkait

Keindahan Semu di Kaki Gunung Semeru, Lumajang saat erupsi. MOJOK.CO
Aktual

Keindahan Semu di Kaki Gunung Semeru

21 November 2025
wisuda, tuli.MOJOK.CO
Kampus

Sering Dibilang Bodoh karena Tuli, Kini Membuktikan Diri dengan Menjadi Wisudawan Tunarungu Pertama di Kampusnya

24 Oktober 2025
Apa yang Terjadi Jika Muhammadiyah Tidak Pernah Ada? MOJOK.CO
Esai

Fakta Menyeramkan Jika Muhammadiyah Tidak Pernah Lahir di Indonesia

5 Oktober 2025
Anggota PSHT Iri dengan Perguruan Tapak Suci yang Dianakemaskan Muhammadiyah karena Merasa Dikucilkan di UMM. MOJOK.CO
Ragam

PSHT Tetap di Hati meski Belajar di Lingkungan Muhammadiyah yang Punya Tapak Suci

16 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.