Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Kisah-kisah Mohammad Hatta yang Membuat Kita Tertawa

Prima Sulistya oleh Prima Sulistya
4 Oktober 2015
A A
Kisah-kisah Mohammad Hatta yang Membuat Kita Tertawa

Kisah-kisah Mohammad Hatta yang Membuat Kita Tertawa

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kita punya pasangan dwitunggal abadi yang kelakuannya macam langit dan bumi. Pertama, Sukarno yang selalu tersenyum, bahkan tertawa terbahak-bahak dan flamboyan minta ampun. Kedua, Mohammad Hatta yang jarang senyum, sekalinya senyum tidak kelihatan gigi (sunah nabi), serta fobia perempuan.

Soal fobia perempuan ini, Sukarno sampai khusus membuatkan parodi tentang Hatta yang bisa kita temui dalam buku Bung Karno Penjambung Lidah Rakjat Indonesia.

Alkisah, suatu hari Hatta lagi naik mobil dengan seorang sopir dan cewek cantik. Di jalan yang sepi, tahu-tahu ban mobil pecah. Si sopir lalu pergi cari bantuan. Tinggallah Hatta berduaan sama cewek cantik itu.

Jika posisi Hatta ditukar dengan Sukarno, ketika si sopir kembali, keduanya pasti sudah menikah. Tapi kali ini tokoh kita adalah Sang Bapak Koperasi. Maka yang terjadi adalah: saat si sopir kembali, dua-duanya tengah tidur di jok. Satu di paling ujung sana, satu di paling ujung sini. Pokoknya sejauh-jauhnya.

Parodi Sukarno adalah kisah fiktif, namun bukan berarti Hatta tak lucu lagi. Cobalah buka buku Bung Hatta, Pribadinya dalam Kenangan, yang berisi kumpulan kenangan sahabat, rekan, dan keluarga Hatta. Saya menobatkan kisah-kisah tentang Hatta di dalamnya sebagai kisah tokoh bangsa paling kocak yang pernah saya baca. Musababnya, bapak satu ini tak pernah berpretensi lucu maupun melucu, dan karena itulah ia lucu.

Kelucuan itu saya temukan dalam, salah satunya, kisah Des Alwi, anak angkat Hatta. Ketika Des masuk ke sekolah menengah, ia dipanggil dari Banda Neira untuk bersekolah di Jakarta. Des mengenang, Hatta adalah bapak yang sangat ketat memantau prestasi belajar anaknya di sekolah. Ia paling tidak toleran dengan nilai buruk.

Suatu kali Des mendapat nilai merah di raport. Apa respons Hatta? Saking kesalnya, dia menyuruh Des pulang saja ke Banda Neira… dengan berenang.

Hatta memang dikenal sebagai orang yang zakelijk, luar biasa disiplin, dan pecinta buku kelas berat. Soal buku-buku itu pula yang sering menjadi cerita parodi tentang Hatta yang paling kerap diulang. Apa lagi kalau bukan soal 16 peti buku koleksinya yang ia bawa dari Belanda, lalu ke Jakarta, diangkut lagi ke Boven Digul ketika dibuang ke sana, masih tak luput dibawa ketika dipindah-buangkan ke Banda Neira, kembali lagi ke Jakarta, dan kemudian ke Bangka. 16 peti! Jangan berani ceramahi Hatta soal travel light alias berpergian enteng, wahai para backpacker!

Saking banyaknya, ketika baru tiba di Digul, teman sesama buangan, Moh. Bondan namanya, sampai tak tahan berseru: Anda ke sini dibuang apa mau buka toko buku?

Buku-buku itu pula yang bikin Hatta sampai bertengkar dengan Sjahrir, cs-nya sejak di Belanda sampai ke Neira.

Ceritanya, sewaktu akan kembali ke Jakarta, Sjahrir ingin mereka membawa serta anak-anak angkat mereka, adik-beradik Des Alwi yang jumahnya enam orang. Tapi pesawat mereka rupanya tidak kuat membawa setengah lusin anak dan 16 peti buku. Harus pilih salah satu untuk ditinggalkan. Sjahrir kekeuh bawa anak, Hatta sendiri bisa ditebak: tentu saja pilih buku yang sudah melanglang 2/3 luas dunia itu. Walau akhirnya Hatta mengalah, syaratnya sialan juga: Des Alwi tidak jadi diajak agar bisa menjaga buku-buku itu sampai semuanya tuntas dikirim ke Jakarta.

Masih soal buku. Ketika Hatta mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden, ia sekeluarga boyongan dari rumah dinas ke rumah pribadi. Di rumah baru, Munthalib, si sopir keluarga, yang kebagian tugas menyusun buku ke rak-rak baru. Setelah selesai, Hatta memeriksa dan menemukan ada buku yang diletakkan berdiri tapi terbalik. Segera saja ia menyindir Munthalib: Lib, orang berjalan itu tidak dengan kepala di bawah.

Di lain kesempatan, seorang keponakan Hatta mengaku pernah melipat halaman buku yang ia pinjam dari Hatta. Begitu tahu, apa yang Hatta lakukan? Meminta dibelikan buku baru yang sama.

Beralih ke kisah selain buku. Kala masih di Neira, pulau dengan pantainya yang indah, suatu hari Sjahrir dan Hatta mengajak anak-anak angkat mereka berenang ke pantai. Keduanya memang tinggal serumah. Sjahrir yang enerjik dan suka bersenang-senang segera saja mencebur dengan hanya bercelana ketika sampai di pantai. Sementara, kenang Des Alwi, Oom Hatta masuk ke air dengan berbaju lengkap dan bersepatu. Mengutip Cinta, orang tua satu ini memang “sakit jiwak!”.

Iklan

Mungkin dua kata itu juga yang ada di benak ibunda Hatta ketika tahu apa mas kawin yang disiapkan anak lelaki semata wayangnya itu menjelang menikah. Sebuah momen yang mungkin ibunya kira bakal tak pernah terjadi. Hatta memang menikah tua, di usia 43 tahun, setelah dicomblangkan Sukarno dengan Rahmi (perempuan yang menurut Muhidin M. Dahlan, tipenya Sukarno banget). Mas kawinnya adalah sebuah buku pengantar filsafat barat yang ia susun sendiri, berjudul Alam Pikiran Yunani. (Wahai para jomblo sedunia, tetap tabah, terus mencari, dan mulailah mencari mas kawin.)

Begitu tahu mas kawinnya sebuah buku, ibunda Hatta langsung meledak amarahnya. Tapi kemudian tak bisa berbuat apa-apa.

Hal-hal lucu tentang Hatta bukanlah sesuatu yang disengaja, melainkan datang dari kekikukannya ketika menghadapi hal-hal yang tidak biasa ia hadapi. Sheldon Cooper di serial Big Bang Theory mungkin adalah Hatta versi modern. Serba salah tingkah karena sifat dasarnya yang begitu lurus dan teratur.

Dua kisah berikut akan menjadi pamungkas tulisan ini. Pertama, ketika Rahmi melahirkan putri pertama mereka, Si Bapak Baru yang kikuk itu datang ke rumah sakit menjenguk istrinya. Mari menebak, apa yang ia bawakan?

Baju? Selendang? Pakaian bayi? Bunga? Cokelat?

Oh, bukan, Saudara-saudara. Dia bawa sandwich!

Kedua, suatu kali, sebagai wakil presiden, Hatta akan berpergian dengan pesawat. Bersama rombongan, datanglah ia ke Bandara Halim Perdanakusuma untuk menunggu pesawat yang dijadwalkan datang pukul, katakanlah, sembilan tepat. Malangnya, pesawat itu datang lebih cepat 15 menit. Iya, malang. Malang bagi pilotnya. Sebab, Hatta yang dikenal sangat tepat waktu (yang ternyata berarti “jangan terlalu awal, jangan terlalu telat”), begitu dilapori bahwa pesawat sudah datang mendului jadwal, segera memberi instruksi: silakan putar-putar dulu di udara sampai pukul sembilan tepat, baru kemudian turun.

Demikianlah kelakuan Mohammad Hatta, sang proklamator yang saking dicintainya, ketika wafat pemakamannya dihadiri ribuan orang, dan dibuatkan lagu khusus yang sendu sekali oleh Iwan Fals. Sila putuskan masing-masing, kelakuan Hatta pantas ditiru atau tidak.

Merdeka!

Terakhir diperbarui pada 4 Juni 2021 oleh

Tags: HumorMohammad HattaSukarno
Prima Sulistya

Prima Sulistya

Penulis dan penyunting, tinggal di Yogyakarta

Artikel Terkait

Mohammad Hatta : Mudur dari Kursi Wapres Bukan Karena Kalah
Video

Sebab-Sebab Mohammad Hatta Mundur dari Kursi Wapres, Bukan Karena Kalah

28 Juni 2025
Seputar Peristiwa 65 yang Tak Mungkin Ada di Buku Sejarah MOJOK.CO
Esai

Seputar Peristiwa 65 yang Tak Mungkin Ada di Buku Sejarah

30 September 2024
Menelusuri Sejarah Ancol, Pernah Jadi Tempat Jin Buang Anak hingga Tempat Pembantaian MOJOK.Co
Kilas

Menelusuri Sejarah Ancol, Pernah Jadi Tempat Jin Buang Anak hingga Pembantaian

16 Oktober 2023
Universitas Bung Hatta, salah satu universitas swasta terbesar di Sumatera Barat MOJOK
Kilas

Universitas Bung Hatta, Universitas Swasta di Sumatera Barat yang Menawarkan 31 Prodi

19 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.