Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Alasan Ceramah Miftah Maulana Lucu Bagi Orang yang Duduk di Belakangnya, tapi Pahit Bagi Seluruh Warga Dunia

Anwar Kurniawan oleh Anwar Kurniawan
5 Desember 2024
A A
Miftah Maulana dan Lelucon yang Sungguh Goblok! MOJOK.CO

Ilustrasi Miftah Maulana dan Lelucon yang Sungguh Goblok! (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dominasi Miftah Maulana sebagai penceramah

Lebih dari itu, yang sedang diperagakan Miftah itu dalam praktiknya justru mencerminkan dinamika dominasi. Pelawak (dalam hal ini pemuka agama), memanfaatkan posisinya untuk memperkuat kontrol simbolik atas audiens. Mengapa?

“Sebab panggung keagamaan adalah ruang di mana “modal simbolik” berperan penting,” begitu kira-kira ceramah Gus Pierre Bourdieu (1993) dalam buku The Field of Cultural Production: Essays on Art and Literature, Bab 1. Nah, itulah kenapa ketika humor Miftah Maulana dipindah ke dunia maya tanpa konteks panggung dan nuansa lokal yang menyertainya, ketimpangan kuasa ini menjadi lebih mencolok dan justru mengundang kritik.

Selain itu, watak media sosial sendiri cenderung menciptakan medan baru bagi humor keagamaan. Feltmate, yang di awal tulisan ini bukunya saya rujuk, menunjukkan bahwa humor religius ketika dilepaskan dari konteks lokalnya sering berubah jadi bahan perdebatan moral. 

Jadi kalau misalnya Miftah atau timnya bertanya-tanya kenapa viral, maka jawabannya adalah karena dunia maya tidak hanya berisi jemaahnya saja. Media sosial juga menghadirkan audiens dari beragam latar belakang yang tidak selalu memahami konteks budaya atau norma komunitas tempat lelucon itu berasal atau dilontarkan. 

Humor itu selalu milik audiens global, bukan peserta ceramah saja

Fenomena ini sejalan dengan konsep global village McLuhan (1964) di mana digitalisasi menciptakan ruang komunikasi global yang simultan. Dalam ruang ini, humor tak lagi hanya milik audiens lokal, tetapi menjadi konsumsi global dengan segala risiko misinterpretasi dan kritik.

Miftah Maulana, dengan demikian, mestinya bisa lebih peka bahwa dakwah di panggung keagamaan yang disponsori oleh kekuasaan itu peluangnya lebih menggelincirkan. Di sana, ada ratusan atau ribuan kamera yang siap menerkam dan memamahnya kapan saja.  

Oke, mungkin pihak Miftah Maulana bisa saja berkilah bahwa leluconnya dimaksudkan sebagai humor ringan. Atau, bisa juga alasannya adalah karena gaya dakwah Miftah selama ini memang terlihat spontan, termasuk dalam hal bercanda. Dan, toh, Miftah pada akhirnya memborong es teh dari penjual yang telah diolok-olok sebelumnya. 

Humor dalam Islam yang saya kenal     

Tapi begini ya jamaah Miftah Maulana rahimakumullah. Humor jenis apa yang dimaksudkan untuk menghibur tapi justru menimbulkan rasa getir? Bukankah humor religius seharusnya mencerminkan nilai-nilai agama itu sendiri? 

Saya memang tidak cukup punya kapasitas untuk bicara Islam. Namun, Islam yang saya kenal adalah Islam dengan nilai-nilai luhur seperti penghormatan, kasih sayang, dan keberpihakkan terhadap mustadh’afin yang seharusnya menjadi kompas moral dalam setiap tindak-tanduk humor. Maka ketika humor kehilangan nilai-nilai ini, ia bukan hanya gagal menyampaikan pesan moral, tetapi juga merusak citra agama itu sendiri.

Lepas dari ontran-ontran ceramah Miftah Maulana, sekali lagi, saya ingin sampaikan salam respect kepada Pak Pun. Saya tidak tahu persis betapa struggling-nya kehidupan Pak Pun dan seberapa jauh dia pernah dilemparkan badai, tapi kalau mengutip Iwan Fals dalam “Nyanyian Jiwa”… nyatanya Pak Pun tetap berdiri!!! Tegar, Pak! 

Penulis: Anwar Kurniawan

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Gus Miftah Ajak Selawatan Pemandu Karaoke di Klub Malam dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 5 Desember 2024 oleh

Tags: es tehgus miftahMiftah Maulana
Anwar Kurniawan

Anwar Kurniawan

Pernah nyantri, tapi nggak pinter ngaji. Atlet ketik under pleasure.

Artikel Terkait

4 Dosa Pembeli Es Teh Jumbo yang Bikin Penjual Jadi Korban
Pojokan

4 Dosa Pembeli Es Teh Jumbo yang Bikin Penjual Jadi Korban

21 Agustus 2025
3 Dosa Pedagang Es Teh Jumbo Cuan, tapi Bahaya untuk Pembeli (Unsplash)
Pojokan

3 Dosa Pedagang Es Teh Jumbo yang Menguntungkan Mereka tetapi Sangat Merugikan Pembeli

4 Juli 2025
Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyebut dakwah atau ceramah yang isinya cuma guyon seperti Miftah Maulana (Gus Miftah) bikin umat tidak maju-maju MOJOK.CO
Ragam

Ceramah yang Isinya Cuma Guyon bikin Umat Nggak Maju, Sertifikasi Penceramah Itu Perlu?

12 Desember 2024
Aliansi Santri Jalanan Gelar Aksi Dukungan, Mengapa Masih Ada Pihak yang Menormalisasi Sikap Arogan Miftah Maulana?.MOJOK.CO
Aktual

Aliansi Santri Jalanan Gelar Aksi Dukungan, Mengapa Masih Ada Pihak yang Menormalisasi Sikap Arogan Miftah Maulana?

9 Desember 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.