Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Mendukung Rencana Kebijakan Magang 3 Semester ala Nadiem Makarim

Fachrial Kautsar oleh Fachrial Kautsar
28 Januari 2020
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Nadiem Makarim rencana bikin program magang 3 semester alias satu tahun lebih dari total masa perkuliahan. Bencana untuk kaum rebahan.

Setelah luncurkan kebijakan “Merdeka Belajar Volume 1” sekitar dua bulan lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim kembali membuat terobosan yang tak kalah brilian.

Jika pada kebijakan sebelumnya blio memutuskan untuk menghapus Ujian Nasional atau UN, kini Nadiem Makarim bikin kebijakan yang mendorong mahasiswa untuk dapat menjalankan program magang 3 semester alias satu tahun lebih dari total masa perkuliahan!

Kebayang nggak tuh, selama 3 semester kamu nggak perlu susah payah datang ke kampus buat belajar atau ngerjain kuis dadakan dari dosen. Kapan lagi coba, kamu bisa dapet banyak banget pelajaran tentang kehidupan dan kariermu melalui kegiatan fotokopi dan main game Zuma atau Candy Crush?

Sebelumnya, Pak Menteri Nadiem Makarim mengaku sudah berkoordinasi dengan sejumlah perusahaan termasuk startup dalam menyusun kebijakan ini.

“Perusahaan juga sekarang yang tadinya susah sekali tertarik dengan internship karena hanya 1-2 bulan, sekarang dengan adanya 6 bulan tiba-tiba bisa satu tahun, langsung tertarik,” ujar mantan CEO salah satu startup terbesar di Indonesia yang kini menjabat sebagai Mendikbud tersebut.

Antusiasme perusahaan dan startup terhadap kebijakan magang ini tentu saja jangan dimaknai sebagai rasa suka cita karena dapat mempekerjakan buruh dengan upah murah (nyaris gratis), tanpa tunjangan, dan pajak rendah.

Ini bukti bahwa Nadiem Makarim memikirkan kelangsungan budjet banyak perusahaan. Dapat karyawan banyak tapi pengeluaran minim. Punya pegawai di seluruh negeri tapi tak perlu mikirin tunjangannya. Pengalaman dari Gojek membuktikan hal itu.

Lagian, kayaknya nggak mungkin deh para pemodal yang punya perusahaan bisa setega itu. Mengeksploitasi pekerja magangnya doang. Selama 3 semester lagi. Hm, mustahil.

Terlebih jika beban kerjanya setara pegawai biasa dan durasi waktu hingga mencapai satu tahun. Saya rasa, perusahaan-perusahaan dan startup di negeri ini masih sangat manusiawi dan selalu menghindari tindakan-tindakan eksploitasi kalau nggak ketahuan semacam itu.

Justru seharusnya, kita perlu melihat dan memaknai kebijakan ini sebagai niat baik para pegiat sektor swasta dalam memajukan sumber daya manusia di Indonesia. Dengan adanya program semacam ini, bukankah para mahasiswa dapat pembekalan yang lebih intensif tentang dunia kerja?

Apa susahnya sih kita memandang rencana kebijakan magang 3 semester ini dari segi positifnya? Jangan suudzon melulu coba jadi orang tuh.

Sekarang coba bayangkan, dengan mempekerjakan mereka selama 6 bulan atau bahkan lebih, para mahasiswa akan mengenal dan belajar cara untuk beradaptasi pada dunia kerja yang sesungguhnya: terjebak macet di rush hour, diomelin atasan, dikejar deadline, tagihan listrik, mikirin cicilan KPR (mikir doang bayarnya kagak).

Terus berulang seperti itu, hingga periode magang yang berbulan-bulan itu pun berakhir. Sungguh pengalaman menarik yang sangat kaya akan pelajaran berharga tentang kehidupan. Pelajaran yang tentunya tidak akan pernah didapatkan dari dosen jika mahasiswa hanya duduk di balik bangku perkuliahan.

Iklan

Lagian apa salahnya sih mahasiswa diajak untuk mengenal dan beradaptasi pada dunia kerja yang sesungguhnya? Bukankah cepat atau lambat, dan mau tidak mau, mereka akan berhadapan dengan semua permasalahan yang tadi telah disebutkan?

Sejak awal, kampus memang diciptakan untuk mencetak buruh-buruh baru yang terampil di dunia kerja. Kita memang didesain untuk menjadi sekrup-sekrup kecil dari roda industri. Soal ukuran sekrup dan sekrup bagian mana, ah itu kan urusan jenjang pendidikan dan relasi.

Kalau kamu nggak suka sama pola pikir seperti itu, mending balik lagi aja ke zaman sebelum terjadinya revolusi industri 1.0. Coba ngobrol sama James Watt. Bilang sama dia, bahwa di masa depan, esensi pendidikan telah bergeser jadi semata-mata demi memenuhi kebutuhan industri yang cikal bakalnya diakibatkan oleh penemuan berharga miliknya.

Bisa jadi saran kamu akan didengarkan dan akan mengubah arah peradaban dunia ke depan. Atau, bisa jadi dia akan segera me-ruqyah kamu dengan cara memanggil Ningsih Tinampi era perserikatan.

Ayolah, bangun, dan lihat sekelilingmu! Semua orang sedang sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Demi membayar berbagai macam tagihan dan membungkam mulut tetangga yang tak pernah puas akan nyinyiran.

Kamu nggak mau apa jadi seperti mereka? Seperti manusia “normal” pada umumnya.

Bisa kok dimulai dari hal yang sederhana: memahami bahwa kebijakan magang 3 semester ala Nadiem Makarim Mendikbud ini memang baik adanya. Membuat semua pelajar dan mahasiswa Indonesia beriorentasi pada kerja-kerja-kerja.

Urusan upah murah, beban kerja yang setara dengan pegawai tetap, pengalaman tidak sebanding dengan kompetensi yang didapatkan, keuntungan kapital/nilai lebih yang diperoleh perusahaan, ya itu lain soal.

Kamu kan bukan pembuat kebijakan kayak Pak Nadiem Makarim. Si pemegang tuas undang-undang roda industri.

Kamu itu cuma baut kecil di roda milik negara dan korporasinya yang bakal terus dipakai kalau memang berguna. Dan cara mengecek apakah kamu industri-friendly atau tidak, ya dengan cara magang 3 semester itu.

Biar ketahuan, kamu sesuai kriteria murah dan nggak nuntut macem-macem atau nggak.

BACA JUGA Mungkin Kebawa Kultur Startup, Nadiem Makarim Malah Ngerjain Kerjaan Menkominfo atau tulisan Fachrial Kautsar lainnya.

Terakhir diperbarui pada 28 Januari 2020 oleh

Tags: magang 3 semestermendikbudNadiem Makarim
Fachrial Kautsar

Fachrial Kautsar

Artikel Terkait

nadiem makarim, pendidikan indonesia, revolusi 4.0.MOJOK.CO
Aktual

Kasus Nadiem Makarim Menunjukkan Kalau Lembaga Pendidikan Sudah Jadi “Inkubator Koruptor”

8 September 2025
Uneg-uneg dari Anak SMP yang Kesel Setengah Mati pada Menteri Pendidikan  MOJOK.CO
Kilas

Uneg-uneg dari Anak SMP yang Kesel Setengah Mati pada Menteri Pendidikan 

6 Januari 2024
Guru Penggerak.MOJOK.CO
Ragam

Program Guru Penggerak Membuat Guru Kewalahan Mengajar, Pilih Mundur ketimbang Gagal Jadi Pengajar yang Baik

13 Desember 2023
Tampilkan Wajah Merdeka Belajar, Ribuan Pelajar Karnaval di Titik Nol. MOJOK.CO
Kilas

Tampilkan Wajah Merdeka Belajar, Ribuan Pelajar Karnaval di Titik Nol

29 Mei 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman

13 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.