MOJOK.CO – Melihat gaya Bu Menlu Retno Marsudi, saya jadi bertanya-tanya, kira-kira sepatu selen yang dia punya makna khusus tidak ya?
Dari rok motif tweet Margaret Thatcher sampai setelan pant suit Kamala Harris, selalu ada kecenderungan untuk menilai pejabat perempuan dari cara mereka berpakaian.Tak sekadar style statement, gaya berpakaian pejabat perempuan di hadapan publik juga kerap dianggap sebagai statement politik tersendiri yang akhirnya jadi pembahasan di berbagai media.
Hal ini memang lumayan menarik disimak karena gaya berpakaian perempuan di dunia kerja yang masih didominasi gaya maskulin terus berkembang mengikuti zamannya.
Ada masa ketika kaum perempuan mengganti gaun mereka dengan pakaian kerja yang lebih simple dan netral sebagai tanda kalau mereka ingin dianggap lebih serius dan setara dengan kaum lelaki serta tak ingin dinilai hanya dari penampilan semata
Namun kini, ketika perempuan sudah jauh lebih terbuka menunjukkan kemampuan dan pemikirannya, mereka pun jadi lebih bebas memilih. Ada yang lebih nyaman dengan pakaian kerja yang formal dan muted, tapi tak sedikit juga yang merayakan femininitas lewat gaya berpakaian dan berias yang lebih berwarna.
Fashion atau makeup yang kerap dinilai sebagai hal remeh dan non-substansial pun akhirnya bisa menjadi senjata pencitraan tersendiri di dunia profesional, baik dilakukan secara sengaja maupun tidak.
Beberapa waktu lalu gaya Menteri Luar Negeri (Menlu) kita, Bu Retno Marsudi, saat sedang mengecek persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 sempat viral di Indonesia. Dalam kesempatan itu Menlu perempuan pertama yang pernah dimiliki Indonesia tersebut seperti biasa terlihat chic dengan atasan preppy warna putih dan ankle pants warna hitam.
Akan tetapi yang bikin penampilan Bu Retno Marsudi beda adalah pilihan alas kakinya yang nyentrik, yaitu sepatu oxford dengan warna pink di kaki kanan dan biru di kaki kiri.
Menggendong tas ransel hitam dan sling bag putih sekaligus, sepintas gaya yang terbilang cukup selon itu lebih seperti mahasiswi yang siap presentasi tapi tetap mau terlihat gaul dengan sepatu warna mencolok atau reporter mode yang terpaksa meliput acara negara.
Orang Jawa menyebut gaya memakai sepatu beda warna seperti ini dengan istilah selen, sementara orang bule menyebutnya sebagai mismatched. Kabarnya, Bu Retno Marsudi mengaku punya beberapa pasang sepatu selen yang kerap dipakainya di pertemuan yang semi-formal dan santai, termasuk di sidang umum PBB.
Memakai sepatu selen termasuk fashion statement yang cukup menantang. Sebagai makhluk visual, secara naluri kita terbiasa melihat simetri yang seimbang pada suatu hal.
Itu sebabnya, melihat sepasang sepatu yang beda warna bisa membuat kita merasa agak “terganggu” dan otak kita langsung berpikir seperti ada yang salah dari hal itu. Sepatu selen hadir sebagai aksesori fashion yang mengusik naluri tersebut.
Tapi, fashion sendiri seharusnya tak mengenal istilah benar atau salah. Semuanya sah-sah saja selama kamu percaya diri. Pada tahun 2011, aktris Helena Bonham-Carter hadir di acara Golden Globe dengan memakai sepatu selen dan berkata kepada media:
“Memang kenapa kalau pakai sepatu selen? Siapa bilang tidak boleh? Buat saya, fashion adalah fantasi dan berani memakai hal yang tidak umum. Itu yang saya suka dari fashion.”
Walau tak pernah benar-benar menjadi tren yang masif, sepatu selen kerap menjadi momen tersendiri di panggung runway dan kultur pop.
Mulai dari Carrie Bradshaw di serial Sex and The City yang memakai sendal strap Louboutin beda warna sampai desainer Phoebe Philo yang memadukan dress pink pastel dengan sepatu boots beda warna merah dan putih di runway Celine Musim Semi 2017.
Chitose Abe, desainer di balik label Sacai, bahkan lebih ekstrem lagi. Ia memadukan sepatu motif zebra dengan motif macan tutul di show Musim Gugur 2018 yang kalau menurut para pemerhati fashion sebetulnya termasuk kesalahan fashion alias fashion faux pas paling parah. Tapi somehow sepatu belang-belang tersebut terlihat keren-keren saja dan fun.
Lagipula fashion should be fun dan sepatu selen bukan cuma terlihat seru tapi ternyata punya beberapa makna sendiri juga.
Di sebuah kolom di Quora, seseorang pernah bercerita kalau di Denmark tahun 1980-an ada tren memakai sepatu selen yang disebut sebagai “friendship shoes”, di mana kamu dan sahabatmu janjian membeli sepasang sepatu dengan model sama tapi beda warna, lalu saling menukar dan memakai salah satunya sebagai simbol persahabatan di antara kalian.
Sementara di Amerika Serikat ada yang namanya National Two Different Colored Shoes Day setiap tanggal 3 Mei. Pencetusnya Dr. Arlene Kaiser bilang kalau hari tersebut dibuat untuk merayakan perbedaan manusia.
“Hanya dengan memakai sepatu beda warna menunjukkan individualitas kita. Gaya yang berisiko ini juga menunjukkan kalau kita tidak takut untuk terlihat berbeda dan menerima keragaman orang-orang di sekitar hidup kita,” katanya.
Kembali ke Bu Menlu Retno Marsudi. Saat melihat gaya Bu Menlu itu, saya jadi bertanya-tanya, kira-kira sepatu selen yang dia punya makna khusus tidak ya? Atau hanya memang suka modelnya saja?
Well, kalau melihat personal style Bu Retno Marsudi selama ini, beliau memang termasuk sosok yang bisa dibilang fashionable sih.
Sebelum viral sepatu selen ini, Bu Retno Marsudi juga sempat menarik perhatian saat mengunggah foto dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani di akun Instagram miliknya.
Kalau Bu Sri memakai atasan batik dengan celana panjang hitam, Bu Retno memakai gaya monochrome chic andalan dengan kemeja putih, aksesori scarf hitam bergaya French knot, dan sepatu Oxford putih. Dengan rambut pendek dan kacamatanya, paduan gaya Bu Retno ini nggak kalah keren sama fashion influencer.
Mengintip akun Instagram Bu Retno, kita bisa langsung melihat kalau Bu Retno memang paling suka paduan warna monokrom hitam, putih, atau abu-abu untuk penampilan profesionalnya.
Entah itu setelan blazer dengan celana, dress dengan kerah Peter Pan, atau kemeja putih andalannya. Walau sebetulnya tak jarang juga Bu Retno memakai batik atau atasan dengan motif yang lebih berwarna.
Biar tidak terlihat boring, Bu Retno pun kerap menambahkan aksesori seperti syal, pita, atau bros berukuran cukup besar agar outfit-nya lebih seru. Kiblat fashion beliau tampaknya memang Eropa yang lebih klasik dibanding pejabat perempuan di Amerika Serikat yang lebih bold, mungkin karena beliau juga pernah jadi Duta Besar Indonesia untuk Belanda.
In the end of the day, keputusan Bu Menlu Retno Marsudi untuk memakai sepatu selen mungkin murni karena hari itu sedang mood saja dan tak ada maksud apa-apa. It’s fun, trendy and cute fashion items, dan gak ada yang salah dari hal itu.
Meski begitu, kalau mau cocoklogi sedikit, saya berharap sepatu selen Bu Menlu bisa menunjukkan kalau beliau memang orang yang berani beda dan jadi diri sendiri, bahwa sepatu selen menyimbolkan keterbukaan pada perbedaan, alih-alih menunjukkan sikap plin-plan atau mencla-mencle dalam mengambil keputusan.
BACA JUGA Gue Perempuan dan Gak Paham Esensi Beauty and Fashion Trends Ini atau ESAI menarik lainnya.