MOJOK.CO – Dengan harga franchise atau waralaba dipatok di angka Rp800 jutaan dengan jangka waktu tiga tahun, agaknya Mixue bisa jadi opsi bisnis yang menarik.
Kalau kamu pengguna media sosial, utamanya TikTok atau Instagram, akan ada satu waktu di mana di beranda kamu akan keluar konten yang memulai video dengan kalimat, “Wah hari yang cerah, tidak mungkin aku menemukan logo Mixue di sini.” Dan di titik itulah, sejatinya, Mixue secara brand dan produk, sudah siap mendominasi pasar konsumen di Indonesia.
Secara umum, untuk gambaran awalnya, Mixue adalah produk food and beverages yang pertama kali masuk ke pasar Indonesia pada 2020. Saat itu, seingat saya ya, ia buka pertama kali malah bukan di Jakarta, the capital city, tapi di Jawa Barat tepatnya di Kota Bandung. Itu anomali pertamanya.
Lalu anomali kedua, dari data yang dirangkum Katadata, Mixue sejatinya masuk ke Indonesia justru di saat yang “aneh” untuk memulai bisnis es krim. Dari data Badan Pusat Statistik, dengan area Jakarta sebagai lokasi datanya, masyarakat Indonesia sejatinya mulai mengurangi pengeluaran untuk membeli jajanan tersier, salah satunya es krim.
Angka pengeluaran untuk es krim turun 0,6% di 2020, mengingat 2020 juga tahun awal di mana pandemi virus corona masuk ke Indonesia. Ada korelasi yang masuk akal dari penurunan ini karena es krim dan penyakit sejenis Covid-19 (yang punya gejala umum seperti flu), biasanya disambungkan secara kausalitas oleh masyarakat kita.
Tapi siapa sangka, hanya dalam dua tahun, ekspansi masif Mixue berbuah manis. Jika angka bersih pendapatan mungkin belum bisa kita dapatkan pastinya, setidaknya 300 lebih cabang yang tersebar di Indonesia bisa jadi sedikit bukti betapa gencarnya pertumbuhan bisnis waralaba dari Mixue ini.
Baca halaman selanjutnya….