Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Masih Adakah Satuan Kavaleri Berkuda di Tentara Indonesia?

Aris Santoso oleh Aris Santoso
23 Januari 2021
A A
Masih Adakah Satuan Kavaleri Berkuda di Tentara Indonesia?

Masih Adakah Satuan Kavaleri Berkuda di Tentara Indonesia?

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Apakah kavaleri berkuda sudah tak digunakan lagi di era yang serba-mesin sekarang-sekarang ini? Eit, jangan salah. Ada kok.

Sebentar lagi semester genap akan berakhir, bagi pembaca Mojok yang sudah duduk di bangku kelas 3 SMA atau SMK, mungkin ada yang berminat menjadi anggota TNI, khususnya Angkatan Darat, semoga tulisan berikut bisa sedikit memberi gambaran.

Perlu diketahui, awal Januari yang lalu, saya diundang oleh Mbak Prima Mojok, untuk menulis semacam “TNI untuk pemula”. Kita sepakati sekitar lima tulisan terkait tema tersebut, namun bukan sebuah serial, karena masing-masing tulisan bisa berdiri sendiri.

Akan saya mulai dengan tulisan soal satuan kavaleri berkuda. Mengapa dimulai dengan satuan ini? Tidak ada alasan spesial, spontan saja. Hehe.

Salah satu pertimbangannya unik saja, karena di era pergerakan pasukan yang serba cepat, TNI AD masih menjaga satuan yang menggunakan kuda sebagai “kendaraan” bagi prajurit.

Satuan kavaleri berkuda, yang nama resminya adalah Denkavkud (Detasemen Kavaleri Berkuda), kompleks atau ksatriannya terletak di Parongpong, Cisarua, tidak jauh dari kawasan wisata Lembang (Bandung).

Bagi yang pernah wisata ke Lembang dan sekitarnya, mudah-mudahan bisa membayangkan kawasan tersebut, yang kini masuk wilayah administratif Kabupaten Bandung Barat.

Keberadaan satuan itu sebenarnya lebih untuk menjaga nilai atau tradisi, bahwa satuan kavaleri dulu berasal dari pasukan yang menunggang kuda, sebelum dikenal kendaraan tempur (ranpur) seperti tank atau panser di era modern.

Dengan demikian keberadaannya bukan untuk kepentingan operasional, namun untuk kegiatan upacara, protokoler, termasuk mendukung olahraga berkuda nasional.

Sebagai bagian dari semangat menjaga tradisi tersebut, komunitas perwira kavaleri wajib memiliki kemampuan menunggang kuda, yang sudah tentu berlatihnya di komplek Denkavkud.

Sekadar informasi tambahan, mengingat kantor Mojok ada di Jogja, di sekitaran Jogja juga satuan kavaleri, yaitu Kompi Kavaleri Panser 2/JRTR yang ksatriannya terletak di Demakijo (Sleman). Kemudian agak jauh sedikit, ada Bataliyon Kavaleri 2/Turangga Ceta (kuda putih), ksatriannya terletak di Ambarawa (Kabupaten Semarang).

Sejauh yang saya tahu, di DIY dan Jateng, hanya dua satuan itulah yang berasal dari korps kavaleri. Dan dua satuan tersebut berada di bawah kendali Kodam IV/Diponegoro.

Berdasar perkembangan yang ada, ada juga satuan infanteri, yang kemudian juga dipersenjatai atau mengawaki panser, yang sebelumnya identik dengan kavaleri, seperti Bataliyon Infanteri (Yonif) 411 (Salatiga), Yonif 412 (Purworejo), dan Yonif 413 (Solo).

Namun dari segi korps mereka tetap infanteri, oleh karena itu satuan mereka kemudian disebut yonif mekanis, kosa kata (mekanis) merujuk pada cara mereka dalam bergerak, yakni menggunakan ranpur, tidak lagi berjalan kaki atau naik truk, sebagaimana pasukan infanteri umumnya.

Iklan

Kavaleri hanyalah salah satu korps dalam Angkatan Darat, selain itu ada infanteri, artileri, zeni, peralatan, perhubungan, polisi militer, keuangan, kesehatan, dan seterusnya. Dalam internal AD, istilah korps lebih sering disebut sebagai kecabangan, yang merujuk pada fungsinya dalam formasi tempur.

Dalam formasi tempur, satuan infanteri selalu di depan, kemudian di-backup oleh kavaleri atau artileri (khususnya artileri medan). Kemudian lapis berikutnya adalah bantuan tempur (banpur), yakni zeni, peralatan, dan perhubungan.

Dari sekian nama kecabangan tersebut, rasanya yang paling unik adalah zeni, karena akar katanya berasal dari bahasa Belanda (genie). Sementara sebutan atau istilah kecabangan lainnya memiliki padanan dalam bahasa Inggris, yang lebih populer bagi generasi milenial.

Dari sebutan (genie) kemudian disesuaikan dengan “lidah” kita menjadi menjadi zeni, sebagaimana yang kita kenal sekarang. Padanan genie (Belanda) adalah engine (Inggris), benar, kecabangan zeni adalah mengurus soal teknik, seperti menyiapkan jembatan darurat dalam pergerakan pasukan, demolisi, elektrifikasi asrama satuan di daerah tugas, dan seterusnya.

Korps atau kecabangan yang disebut di atas adalah satuan operasional, sebab di TNI AD ada lagi satuan, yang disebut koter (komando teritorial), yang jelas sangat familier bagi pembaca. Siapa yang tak kenal satuan (saya sebut secara berjenjang): koramil, kodim, korem dan kodam. Untuk figur pimpinannya tinggal menyesuaikan, yakni danramil, dandim, danrem, dan pangdam.

Khusus untuk DIY, koter tertingginya adalah Korem 072/Pamungkas, yang membawahi sekian kodim, antara lain Kodim Yogyakarta, Kodim Sleman, Kodim Bantul, dan seterusnya. Pangkat Danrem 072, sejak lama sudah berpangkat brigjen (brigadir jenderal), ketika danrem di tempat lainmasih berpangkat kolonel. Namun sejak setahun terakhir ini pangkat seluruh danrem adalah brigjen, atawa satu bintang di pundak.

Satu lagi catatan, terkait kecabangan, antara satuan operasional dan koter, terdapat “karakter” yang sebaiknya diketahui. Dalam satuan operasional, seluruh anggota berasal dari korps yang sama, mulai dari pimpinan sampai prajurit rendahan.

Misalnya, Yonif 403 yang bermarkas di Kentungan (Yogya), mulai komandan (danyon) sampai prajurit bawahan, seluruhnya berasal dari korps infenteri. Sementara koter, asal-usul korps bisa beragam, karena fungsinya juga berbeda.

BACA JUGA Pola Percintaan Perwira Muda di Lingkungan TNI dan tulisan dari pengamat militer Aris Santoso lainnya.

Terakhir diperbarui pada 23 Januari 2021 oleh

Tags: kavalerimiliterTentara
Aris Santoso

Aris Santoso

Pengamat militer

Artikel Terkait

pam swakarsa, militer.MOJOK.CO
Mendalam

Riwayat Pam Swakarsa, Tukang Gebuk Bayaran Tentara yang Berupaya Dihidupkan Kembali. Ancaman Serius bagi Demokrasi

5 September 2025
darurat milter.MOJOK.CO
Ragam

Saat Darurat Militer Diumumkan, Saat Itu Juga Negara Hukum Telah Runtuh. Kebebasan Sipil dan Akademik Telah Mati

4 September 2025
tentara, dwifungsi tni, tni, militer.MOJOK.CO
Aktual

Dwifungsi TNI is Back, Ancaman Nyata Bagi Dunia Akademik

20 Maret 2025
Pemerintah Tolak Uji Formil UU TNI, Bukti Suara Rakyat Tak Dianggap dan Cuma Fasilitasi Kepentingan Kekuasaan.MOJOK.CO
Esai

Humor Gelap Tentara vs Sipil yang Menghantui Indonesia

17 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.