Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Mario Teguh dan Laki-Laki Paria yang Terjungkal dari Masa Depan

Muhidin M. Dahlan oleh Muhidin M. Dahlan
23 Desember 2014
A A
Mario Teguh dan Laki-Laki Paria yang Terjungkal dari Masa Depan
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sosok Bapak Mario Teguh yang bijaksana–oleh mereka yang kalah bertarung dengan kekinian merebut masa depan yang menjanjikan–adalah diktator perasaan yang kejam. Bayangkan, dalam meme terakhir, Bapak Mario secara teguh dan meyakinkan bisa meraih ribuan like tanpa reserve. Meme itu seperti risalah tanah perjanjian yang diamini dengan hati bergolak-golak.

“Mohon jangan lupa ikut menyampaikan ‘Aamiin’ jika tahun 2015 kamu menemukan jodohmu”.

“Mohon jangan lupa ikut menyampaikan ‘Aamiin’ jika tahun 2015 kamu bisa umrah”.

Aamiin, Bapak Mario. Masa depan memang kemasan jualan paling laku disebabkan impi-impi yang dikandungnya. Bapak Mario sampai di sini adalah suksesor besar penjual meme harapan masa depan.

“Anak muda yang malas sudah tidak berguna sejak muda, KECUALI JIKA dia tegas bangkit mengeluarkan dirinya dari kesia-siaan hidup, dan melakukan yang harusnya dilakukan oleh anak muda yang bening hatinya, jernih pikirannya, dan sehat badannya – Mario Teguh”

Coba, siapa yang tidak membagi di dinding facebook dan linimasa twitter-nya meme dengan kutipan seperti itu.

Keputusasaan pada akhirnya adalah teman dekat masa lalu. Masa lalu semacam dunia paria dan landasan yang kepalnya selalu diinjak atlet untuk mendapatkan loncatan terjauh.

Tapi Bapak Mario tak selalu benar. Seperti kata oposannya yang progresif: “Hidup tak seindah cocote Mario Teguh”, hidup itu selalu menampilkan banyak pilihan. Toh, ketika memenangkan masa depan adalah pilihan mainstream, masih terdapat ceruk pilihan lain. Memilih, termasuk memilih pujaan hati, seperti kata Romo Mangun, adalah hak semua orang, termasuk manusia paling bejat sekalipun.

Ya, jika masa depan memang tak berpihak kepadamu, dan kamu adalah oposan paling radikal dari meme yang diproduksi nyaris tiap hari oleh Bapak Mario, jangan putus asa. Tetap ada peluang di….masa lalu!

Ibaratnya, jika tak bisa bersaing memasuki pintu jurusan Psikologi, Komputer, atau Kedokteran, jangan putus asa, masih ada jurusan sejarah yang makin ke sini postur peminatnya makin minimalis. Di sisi kuantitas peminat, mahasiswa sejarah memang bersaing keras dengan filsafat. Sebab itu keduanya berpotensi menjadi pilihan anti-mainstream.

Jangan rendah diri juga jika disebut manusia masa lalu. Kalah nasib masa kini dan paria masa depan, jangan juga ditambah semangat yang suram berhadapan dengan masa lalu. Masa lalu itu tak melulu diribeti kesuraman. Ia juga menyimpan enigma ekonomi kreatif yang belum banyak digali.

Namun di sinilah soalnya, orang-orang masa kini dan pemenang di masa depan adalah gelombang yang serakah. Ekonomi secuil itu pun mereka eksploitasi. Garin Nugroho, Hanung Bramantyo, kurang apa coba mereka dengan masa kininya dan masa depannya. Eh, ekonomi masa lalu pun mereka menangkan dengan menguasai seluruh lini industri masa lalu dengan bikin film-film sejarah.

Tapi jangan khawatir, kehidupan selalu diciptakan Tuhan berpasang-pasangan. Laki-laki yang terlempar dari masa kini dan pastilah terisak-isak memandang masa depan menemukan pasangannya dengan getar kesadaran yang sama.

Ada cowok paruh baya macam Ong Hari Wahyu yang khusyuk dengan benda-benda lawasan satu setengah abad yang lalu. Toh ia tetap bisa tertawa dan bikin pameran. Ada juga cewek cantik dan aduhai macam Aimee Saras yang walau masih umur 28 tahun dan mendeskripsikan karakternya: sassy, lively, and full of musical; toh santai-santai saja hidup bersama dunia hiburan 50-an. Atau Sinta Ridwan, perempuan muda dari Bandung, kurang apa lagi dalam soal bertukar tangkap-peluk dengan masa lalu saat memilih filologi sebagai mainannya.

Iklan

Orang-orang itu tetap bergerak bebas dalam napas masa lalu. Masa lalu itu menyimpan kegembiraan bagi mereka yang menghikmatinya tidak sebagai luka dan kekalahan yang bernanah!

Terakhir diperbarui pada 10 Agustus 2021 oleh

Tags: Aimee SarasMario TeguhOng Hari Wahyu
Muhidin M. Dahlan

Muhidin M. Dahlan

Penulis dan kerani partikelir IBOEKOE dan Radio Buku.

Artikel Terkait

diorama arsip jogja mojok.co
Liputan

Diorama Arsip Jogja yang Tak Bikin Bosan, Pelajaran Sejarah lewat Multimedia dan Seni Rupa

28 Februari 2022
Hidup Tak Semudah ‘Cocote’ Deddy Corbuzier
Esai

Hidup Tak Semudah ‘Cocote’ Deddy Corbuzier

2 Agustus 2021
tetangga
Esai

Peran Ibu Kos sebagai Tonggak Lahirnya Identitas Bangsa

15 April 2020
Mario Teguh Prabowo kaum rebahan MOJOK.CO
Pojokan

Mario Teguh Kalau Nggak Tahu Kaum Rebahan Mending Ngobrol Dulu Sama Prabowo

6 Januari 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.