Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Membuktikan 3 Tesis yang Sukar Disangkal Kebenarannya Terkait Malang, Bakso, Rawon, dan Aremania

Paksi Raras Alit oleh Paksi Raras Alit
4 Januari 2024
A A
Malang dan 3 Tesis yang Saya Bongkar Kebenarannya MOJOK.CO

Ilustrasi Malang dan 3 Tesis yang Saya Bongkar Kebenarannya. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ada 3 tesis terkait Malang yang ternyata penuh dengan kebenaran. Saya membuktikan sendiri ketika menghabiskan 4 hari di Malang Raya. 

Saya sekeluarga menghabiskan liburan akhir tahun dengan berkeliling beberapa kota di Jawa Timur. Kota paling terakhir yang kami singgahi dalam perjalanan itu adalah wilayah Malang Raya, salah satu dari kawasan piknik favorit di Indonesia selain Jogja dan Bali.

Selama vacation 4 hari 3 malam di Malang Raya, setidaknya saya menemukan 3 pondasi penting identitas kota yang sukar disangkal kebenarannya akan Bumi Ken Arok ini.

Pertama, semua bakso di Malang enak! 

Kami termasuk keluarga yang menempatkan kuliner sebagai tujuan penting dalam setiap trip liburan. Jadi, bakso khas Malang yang sudah sangat kondang kemasyhurannya itu menjadi perhatian khusus. Mulai dari bakso restoran dengan pendingin ruangan yang sering muncul di aneka medsos dan sudah mempunyai cabang di kota-kota besar, hingga bakso gerobak/krombong dengan sepeda atau motor yang keliling. 

Meskipun, di zaman dengan mobilitas tinggi ketika ruang dan waktu sudah hampir tertaklukkan manusia ini kita dapat jajan bakso Malang di kota mana saja. Namun, namanya orisinalitas dan otentisitas “keaslian” tak dapat disingkirkan dari pikiran. Makan bakso Malang ya harus di Malang.

Selama di Kota Malang, Batu, dan Kabupaten Malang, hampir tiap hari saya makan bakso. Kebetulan rumah yang kami sewa dilewati kang bakso gerobakan yang berbeda setiap pagi, siang, sore, dan malam. 

Ada diktum dalam dunia kuliner, bahwa “Beberapa makanan hanya enak dimasak oleh tangan suku tertentu.” Seperti misal mi instan lebih enak jika dimasak oleh orang Kuningan, lele dan aksesoris pecelnya oleh orang Lamongan, bebek goreng oleh orang Madura, sementara pecel masih diperebutkan antara orang Blitar, Madiun, dan Magetan. 

Entah memang sudah digariskan, bahwa tangan-tangan orang Malang sangat tepat meracik bakso khas mereka. Bagi saya yang selama ini hanya terbiasa makan bakso gagrak Wonogirian, bakso Malang yang disajikan dengan prasmanan a la carte jelas menghadirkan sensasi yang berbeda.

Kota rawon

Selain bakso, Malang juga layak mendapatkan predikat sebagai kota rawon. Sebelum piknik, saya dan keluarga sempat singgah selama 2 hari di Surabaya. Dari aneka rekomendasi kuliner di medsos yang saya telusuri, rawon adalah menu yang katanya adalah fardhu ain disantap di Malang dan Surabaya. 

Beberapa akun medsos mencoba memberikan perbandingan antara rawon Surabaya dan Malang. Namun, bagi saya yang bukan pakar rawon, kedua rawon di 2 kota tersebut sama-sama enak, hampir tiada perbedaan berarti. 

Pantas saja jika rawon mendapat anugerah sajian sup terenak di dunia. Rawon berdiri di posisi puncak dalam daftar teranyar yang dirilis Taste Atlas pada Juli 2023.

Secara keseluruhan, sajian rawon mendapatkan raihan 4,8 bintang. Raihan ini mengungguli 10 sajian sup lainnya yang juga tak kalah enak. Rawon bahkan mengalahkan ramen Jepang. Kesimpulan singkat saya, keluwak dan daging sapi hanya lezat jika disentuh tangan-tangan yang tepat, yaitu “tangan arek-arek”.

Meskipun kedua kota tersebut terkadang saling berseteru terutama ketika ada pertandingan antara Persebaya dan Arema, tapi rawon mereka tetap bersatu. Bhinneka tunggal rawon!

Semuanya Aremania!

Fakta selanjutnya adalah semua orang Malang adalah Aremania! Termasuk para kang bakso yang ngider tadi, pemilik dan pelayan warung rawon, pejabat, bos hotel dan restoran. Ibu-ibu, adek-adek, sugeh ataupun mlarat, boomer maupun Gen Z, semuanya Singo Edan.

Iklan

Di Malang saya bertemu seorang kawan arek Malang, seorang politisi dan petinggi (orang dalam) federasi sepak bola di sana, untuk menggali lebih lanjut tentang  fenomena Aremania. Menurut kawan saya ini, bagi arek Malang, Arema bukan sekadar sepak bola. Ini adalah spirit, bukan sekadar akronim “Arek Malang”. Ini sudah beyond atau di luar olahraga. Aremania adalah ruh-ruh yang telah bersenyawa menjadi semangat, identitas, dan kebanggaan bagi siapa saja yg bersentuhan dengan Malang.

Saya merinding mendengar besarnya “rasa” dan handarbeni (sense of belonging) yang tercurah dalam Aremania. Para suporter juga sangat bangga karena paling tidak Arema merupakan klub bola yang disegani prestasinya di kancah sepak bola Indonesia. Bahkan gema Aremania ini menular ke seantero Indonesia, tidak hanya dalam kungkungan wilayah lokal. Aremania telah berhasil mengekspor spirit Singo Edan tersebut jauh ke daerah-daerah luar asalnya.

Namun sayangnya, spirit sebesar itu harus dibotohi dengan pengorbanan 135 nyawa di Tragedi Kanjuruhan. Al Fatehah untuk para korban, lepasa parane jembara kubure.

Semangat bersenyawa Aremania harus dicederai dengan pengorbanan nyawa pula.  Lebih buruknya lagi, sampai hari ini kasus tersebut masih tak jua tuntas. Meskipun masyarakat sepak bola dan para keluarga korban sempat berharap dituntaskannya tragedi tersebut kepada ketua PSSI saat baru terpilih dan nampak “bersemangat” membongkar bobrok sepak bola Indonesia.

Sayang seribu sayang, sang ketua sepak bola gagal ikut bertanding di 2024. “Kendaraan sepak bola” ini gagal mengantarkannya ke kursi cawapres. Dan sekarang, sepertinya hatinya sudah cedera, jadi udah males “main bola” lagi. 

Penulis: Paksi Raras Alit

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA 3 Hal Terkait Kota Malang yang Perlu Diluruskan dan cerita menarik lainnya di rubrik ESAI.

Terakhir diperbarui pada 4 Januari 2024 oleh

Tags: Aremaaremaniabakso malangJawa TimurKota Malangmalang rayarawon malangSurabayatragedi kanjuruhan
Paksi Raras Alit

Paksi Raras Alit

Seniman dan pegiat aksara Jawa.

Artikel Terkait

Job fair untuk penyandang disabilitas di Surabaya buka ratusan lowongan kerja, dikawal sampai tanda tangan kontrak MOJOK.CO
Aktual

Menutup Bayangan Nganggur bagi Disabilitas Surabaya: Diberi Pelatihan, Dikawal hingga Tanda Tangan Kontrak Kerja

26 November 2025
futsal uny.MOJOK.CO
Sosok

Aulia, Clutch Player UNY dari Bukit Pinus yang Tak Butuh Sorotan Untuk Bersinar

13 November 2025
Belikan ibu elektronik termahal di Hartono Surabaya dengan tabungan gaji Jakarta. MOJOK.CO
Liputan

Pertama Kali Dapat Gaji dari Perusahaan di Jakarta, Langsung Belikan Ibu Elektronik Termahal di Hartono agar Warung Kopinya Laris

11 November 2025
Rela Patungan demi Ikut Kompetisi Futsal di Jogja, UBAYA Berikan Penampilan Terbaik meski Harus Menerima Kenyataan Pahit MOJOK.CO
Ragam

Rela Patungan demi Ikut Kompetisi Futsal di Jogja, UBAYA Berikan Penampilan Terbaik meski Harus Menerima Kenyataan Pahit

10 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.