Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Lima Buku yang Perlu Segera Dicetak Ulang

Indrian Koto oleh Indrian Koto
17 Februari 2015
A A
Lima Buku yang Mesti Segera Dicetak Ulang

Lima Buku yang Mesti Segera Dicetak Ulang

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kalau mau buka data, ada puluhan, ratusan, dan bukan tidak mungkin ribuan buku yang mesti dicetak ulang. Lucu rasanya ketika kurikulum 2013 merekomendasikan banyak sekali buku yang mesti dibaca siswa dan guru, ternyata buku tersebut rata-rata terakhir cetak tahun 90-an. Mestinya, sebagai pedagang buku saya senang buku sastra dijejalkan dengan setengah hati ke buku pelajaran bahasa dan sastra, tapi jika buku-buku yang mesti dibaca itu hanya tersebar di “pasar gelap lapis tanah terdalam”, saya bisa apa?

Saya senang-senang saja ketika mendapat banyak telepon dari guru dan orang tua siswa, menanyakan buku ini-itu–yang mesti dibaca anak dan murid.  Mereka dengan terbata-bata mengeja, misalnya, nama Misbach Yusa Biran, Bokor Hutasuhut.  Setengah Sedih dan mengumpat saya hanya bisa mengelus dada. Dengan segera saya balas dengan tembakan perih sekaligus penuh amarah: buku-buku itu tidak dicetak ulang!

Sebagai pengantar obrolan, sebagai orang yang jarang mojok, maafkan narasi saya yang tak membuat Anda geli sedikit pun. Saya juga tidak sedang geli dan berniat bikin lelucon sebenarnya.

Baiklah, dari ribuan buku yang mestinya segera dicetak ulang tersebut, saya akan menyebut lima buku penting yang sudah krodit, kronis, mesti disegeraken untuk dicetak ulang, sebelum  dunia perbukuan kita timpang dan goyang. Tadinya saya ingin menempatkan Tetralogi Pulau Buru dan seluruh Karya Pramoedya di urutan awal. Tanpa analisis apa pun, saya kira tidak berlebihan jika saya katakan, cukuplah buku-buku ini bermain di ranah pasar gelap, merajai tangga teratas seri bajakan terlaris sepanjang masa. Sekurang-kurangnya, kita akan senang jika Djarum Fondation terlibat pada proyek awal penerbitan ulang buku-buku sastra. Jadi, ayolah, Lentera Dipantara…

Setelah saya pikir lagi, ternyata ada yang lebih mendadak dan perlu didahulukan. Berikut merupakan buku yang mesti dipajang di rak buku Anda, beberapa perlu dibaca, beberapa yang lain mungkin cukup buat gaya-gayaan atau sekadar menyenangkan penulisnya belaka. Ini sudah mendesak, Sodara!

5. Novel-novel Lucah Enny Arrow

Saya kira ini buku wajib remaja Indonesia yang nama mereka boleh jadi saat ini tengah gilang-gemilang sebagai tokoh yang digilai para ABG. Jika kau remaja menjelang masa-masa robohnya Orde Baru, mestinya tahu ini buku. Jika kau tidak pernah mendengar, pura-pura tidak tahu, rasanya: sungguh terlalu. Di mana lagi kita dapat bacaan yang hangat sejak halaman pertama, dengan ilustrasi-ilustrasi yang menerbitkan liur.

Buku ini sempat membuat Muhidin M Dahlan tak bisa tidur bermalam-malam, menjadi bacaan wajibnya di saat sepi.  Bahkan untuk sekelas pemuda kalem macam Puthut EA, cover buku ini tak pelak bisa masuk ke dalam dompetnya.

Buku Enny Arrow itu simbol pergaulan, Bung.  Semacam berbagi rokok bagi anak-anak muda sekarang.  Saya tidak tahu di mana buku ini bisa didapatkan dan berapa harganya di pasar gelap perbukuan. Kalau Anda punya koleksi, bagilah saya satu. Inilah sejenis buku ‘Pengobar Semangat’ yang saya rasa seorang Arman Dhani juga mesti mengakui keampuhannya.

Saya kira, jika dicetak ulang sekarang pun, buku ini akan tetap laris diburu, meski tak akan pernah masuk ke toko buku.

4. Seri Buku Pustaka Pujangga karya Nurel Javissyarqi.

Pustaka Pujangga menerbitkan belasan buku Nurel Javissyarqi, si pemilik penerbit tersebut. Buku-buku ini dicetak ketika penerbit alternatif mulai dikenal tahun-tahun 2004-2005. Nurel mendesain sendiri cover bukunya dengan konsep sablon, lalau mencetak sendiri. Yang gagah dari itu semua adalah ISBN-nya: Insya Allah diridhoi Allah Subhanawaataallah.

Inilah trend awal buku indie jauh sebelum Irwan Bajang mulai berpikir soal penerbitan indie.

Membaca esai-esai Nurel dalam buku ini kadangkala membuat kita tersesat ke ranah persilatan. Aku–liriknya seringkali menggunakan kata: Daku, dan Diri. Saya sarankan, jika Anda kurang paham kenapa saya memasukkan buku ini sebagai buku yang perlu diterbitkan, mulailah menyisir lapak dan beruntunglah Anda jika menemukannya.

Iklan

3. Penyair (Itu) Bodoh, Dea Anugrah

Terbit tahun 2009, ketika penyairnya baru berusia 18 tahun. Kumpulan puisi ini bukanlah kumpulan sajak remaja malang dengan lirik cinta yang gagal. Ini merupakan buku prestesius-monumental dari seorang penyair muda-gagah yang baru saja menerbitkan buku puisi keduanya: Misa Arwah. Buku puisi ini disusun ketika emosi si penyair sedang sangat sempurna: baru mengenal bir, ciuman bibir pertama dan jago menggebrak meja—motif-motif esensial dalam kumpulan puisi imut-manis ini.

Saat itu belum banyak fans-fans alay yang menyertainya seperti sekarang. Anda tahulah efeknya jika buku ini dicetak saat si penyair dan cerpenis ini sedang dalam masa-masa purnanya seperti sekarang. Jika saja diizinkan, saya tanpa ragu-ragu akan mencetak 100 eksemplar dan menyediakan waktu setahun untuk mempromosikannya di jualbukusastra.com.

Buku ini sudah super langka di pasar, dan hanya sindikat tertentulah yang masih punya. Tahu berapa biji buku ini dicetak? Errr, mungkin sekitar 50 biji, separuhnya habis dibagi-bagi oleh penulis yang murah hati ini.

2. Sketsa Senja, Irwan Bajang

Jangan takjub dan terpesona dulu membaca kumpulan puisi Kepulangan Kelima karya penyair-cum-motivator bisnis, Irwan Bajang. Buku yang masuk 10 besar KLA itu memang punya bonus CD yang berisi musik dicampur teriakan-teriakan semi puitis penyairnya, layaknya lagu-lagu pop 80-an.

Anda perlu membaca Sketsa Senja yang lahirnya lebih berdarah dan dramatis.

Irwan Bajang tidak puitis belakangan saja. Jauh sebelum era ini, ketajaman diksi dicampur seleranya yang agak kidal dan suka warna merah itu telah menghasilkan sejumput puisi kritik sosial, kemarahan, dan kegarangannya, dalam antologi mungil yang dikerjakan sendiri dengan modal streples. Mirip-mirip buku terbitan Balai Pustaka awal.

Lihat saja judulnya: SKETSA SENJA! Sungguh monumental, sungguh luar biasa.

Dalam Kepulangan Kelima, saya rasa Irwan Bajang mulai kehilangan ketajaman intelegensia dan melempem. Puji-pujian yang dilontarkan Arman Dhani untuk kumpulan puisi terbaru ini rasanya kurang pada tempatnya. Apa sebab? Dhani belum membaca Sketsa Senja! Dhani menyebut bahwa Kepulangan Kelima memiliki rasa Pledoi Malin Kundang seperti penyair tak dikenal itu, saya kira Dhani alpa. Bakat puisi melankoli itu sudah bergelora sejak Sketsa Senja dituliskan. Di tengah lariknya yang sangar-garang, tersimpan ketersia-siaan seorang pemuda yang rindu kampung halaman.

Saya yakin, jika Dhani sempat membaca Sketsa Senja, tulisan-tulisannya yang sekarang akan jauh lebih tajam dan mengkilat dari yang sekarang.

Sketsa Senja adalah fenomena, sebuah catatan penyair yang turun ke jalan, orasi dan penikmat nasi tempe. Buku dengan desain cover asal-asalan ini adalah pembuka jalan Indie Book Corner yang Anda kenal sekarang. Bajang sangat meresapi puisi-puisi dalam buku ini sepenuh hati.

Kabar terbaru, buku ini menjadi santapan para kolektor buku langka tersebab posisinya sebagai karya cult.

1. Terbang Bersama Cinta, Muhidin M Dahlan

Jauh sebelum penulis ini tekun dengan riset-riset wownya, jauh sebelum buku Tuhan, Izinkan Aku Jadi Pelacur yang aneh tapi selalu dicetak ulang dan terus laku itu, jauh sebelum si penulis ini darahnya menjadi halal untuk ditumpahkan, Anda harus diantar ke sebuah masa yang teduh-permai dalam karya langkanya: Terbang Bersama Cinta. Kabarnya buku ini merupakan trilogi, dan sempat dicetak ulang beberapa kali.

Di buku ini, kutipan-kutipan gagah terpampang telanjang. Mulai dari Syaikh Al-Akbar Ibn ‘Arabi, Charles Kingsley, Hamka, hingga Aa Gym buka suara. Dalam buku ini bertebaran soal cinta, cinta dan cinta. Bacalah kutipan yang boleh Anda twit dari Gus Muh ini: “Pernikahan sesungguhnya merupakan pintu latihan bagi kita untuk mendamaikan dua poros..”

Ada puluhan petikan lain, jika Anda cukup jeli Anda bisa bikin kultwit dari buku keren ini. Dan yang terpenting, Anda bisa mendapatkan 9 wawasan spiritual yang memandu insan untuk menyingkap masa depannya, sekaligus  memperbaiki energi kepribadian, serta selalu memperbaharui cara pandang terhadap realitas. Wawasan ini dikutip dari The Celestine Prophecy karya novelis spiritrual ternama, James Redfield.

So, di mana lagi kita bisa mendapatkan buku sepenting ini?

Terakhir diperbarui pada 25 September 2025 oleh

Tags: Dea AnugrahEnny ArrowIrwan BajangMuhidin M Dahlan
Indrian Koto

Indrian Koto

Artikel Terkait

Kontroversi Proyek 9 Miliar Penulisan Ulang Sejarah Indonesia MOJOK.CO
Esai

Skeptis Lulusan Sejarah UNY Terhadap Kontroversi Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Senilai Rp9 Miliar Milik Negara

28 Mei 2025
Muhidin M. Dahlan: Merayakan Seabad Pram dengan Touring ke Blora
Video

Muhidin M. Dahlan: Merayakan Seabad Pram dengan Touring ke Blora

25 Februari 2025
Kisah Romo Mangun Melawan Penggusuran Kali Code Tanpa Kekerasan
Video

Kisah Romo Mangun Melawan Penggusuran Kali Code Tanpa Kekerasan

15 Februari 2025
Motif Proyek Transmigrasi yang Membuat Orang Jawa Tersebar ke Luar Pulau Jawa
Video

Motif Proyek Transmigrasi yang Membuat Orang Jawa Tersebar ke Luar Pulau Jawa

6 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.