Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai Kolom

Pertemuan Nabi Khidir yang Immortal dengan Tokoh-tokoh dalam Sejarah

Muhammad Zaid Sudi oleh Muhammad Zaid Sudi
20 April 2021
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Meski bukan termasuk kelompok 25 nabi yang wajib diketahui, Khidir bukan nama yang asing di telinga kita.

Ada yang menganggap sosoknya hanya fiksi yang diadaptasi dari mitologi kuno, namun sebagian besar umat Islam umumnya tidak menentang keberadaannya.

Nabi Khidir diyakini sebagai salah satu empat nabi yang immortal selain Ilyas, Isa dan Idris. Jika Isa dan Idris tinggal di surga, maka Khidir dan Ilyas tetap ada di dunia.

Cerita tentang kehadiran Nabi Khidir masih sering kita dengar di sekitar kita. Ia aktif menjalin kontak dengan orang-orang dengan tingkat spiritual tertentu, yang biasanya disebut wali.

Mbah Hamid Pasuruan, Mbah Dalhar Watucongol, atau Gus Miek, misalnya, dikisahkan sering ditemui Nabi Khidir. Ia hadir dengan menyaru sebagai sosok yang tak terduga sehingga tidak dikenali orang lain.

Kita juga dapat menemukan kisah-kisah pertemuan antara Nabi Khidir dengan sejumlah orang dari berbagai negeri dan zaman. Ia menemui Ibn Arabi, Syekh Abdul Qadir al-Jilaini, bahkan tokoh yang lebih jauh seperti Dzul Qarnain atau Aristoteles.

Khidir juga berinteraksi dengan para nabi. Yang fenomenal tentu saja adalah perjumpaannya dengan Nabi Musa sebagaimana direkam dalam surat al-Kahfi. Nama Khidir memang tidak disebut dengan terang di sana. Namun para mufasir sepakat bahwa Hamba Allah yang ditemui Nabi Musa tersebut tidak lain adalah Nabi Khidir.

Perjumpaan itu, konon, bermula dari “kesombongan” Nabi Musa. Ketika sedang berkumpul dengan kaumnya, tiba-tiba ada seseorang yang nyeletuk. “Tentunya, tidak ada orang yang lebih tahu soal Allah daripada Anda, Nabi Musa,” katanya.

Nabi Musa mengiyakan dan Allah langsung menegurnya. Musa lalu diperintahkan untuk menemui seseorang yang tinggal di pertemuan dua arus lautan (majma’ al-bahrain).

Nabi Musa sering dianggap sebagai wakil dari agama yang mapan. Ia tidak sabar dengan citraan yang melenceng tentang Tuhan. Maka kepadanya, Nabi Khidir memandu, menjadi pendamping perjalanan dan menguji kesabarannya.

Khidir memperkenalkan lapis-lapis pengetahuan yang belum dikenal Musa agar ia lebih sabar dalam menghadapi paradoks-paradoks kehidupan.

Tentang tugas Nabi Khidir yang lain kita bisa memahami dari penjelasan Nabi Muhammad saw.

“Dia dinamai Khidir karena ketika ia duduk di atas tanah tandus maka tanah itu menjadi hijau oleh tumbuh-tumbuhan,” sabda Nabi. Khidir dengan demikian merupakan alegori tentang kesuburan, regenerasi, dan juga peremajaan jiwa manusia.

Nabi Khidir menjadi guru yang memberikan bimbingan dengan cara yang berbeda kepada tiap orang.

Iklan

“Bukan dengan cara seorang teolog menyebarkan dogmanya,” tulis Henry Corbin. Ia membawa muridnya ke teofani mereka masing-masing. Lain kepada kepada Nabi Musa, lain pula kepada kepala keamanan atau kepala polisi di zaman Khalifah Harun ar-Rasyid.

Kepada kepala polisi yang masih memegang jabatannya, Khidir sering mengunjunginya. Hingga suatu hari kepala polisi itu meletakkan jabatannya. Ia ingin pensiun. Sejak itu pula Nabi Khidir tak pernah lagi hadir di rumahnya. Kepala polisi itu resah, khawatir ada yang salah dengan dirinya.

Suatu malam kepala polisi itu terlintas dalam pikirannya jangan-jangan ketidakhadiran Khidir ini ada hubungannya dengan profesinya. Maka, esok harinya ia memberanikan diri menemui Sang Khalifah dan meminta kembali jabatannya.

Harun ar-Rasyid bertanya-tanya dan kepala polisi itu menceritakan semuanya yang ia alami. Setelah jabatannya dipulihkan, Khidir kembali sering mengunjunginya.

Karena penasaran, pada sebuah kesempatan Kepala polisi memberanikan diri bertanya kepada Khidir tentang ketidakhadirannya beberapa waktu.

“Posisimu itu dapat melindungi orang-orang miskin dan membebaskan mereka dari cengkeraman penindas. Kamu harus tahu bahwa ini lebih baik dari meditasi seribu orang sufi,” jawab Nabi Khidir.

Dalam dunia tasawuf, warna hijau yang melambangkan Nabi Khidir menjadi simbol penting. Warna itu digunakan sebagai tanda pencapaian puncak spiritual seorang sufi. Hanya mereka yang telah mencapai maqam spiritual tinggi yang boleh mengenakan jubah warna hijau.

Dari dunia sufi juga kita sering mendengar kisah-kisah unik tentang metode pengajaran dan bimbingan spiritual yang dilakukan Nabi Khidir kepada para muridnya. Tak jarang ia menyentil perilaku-perilaku kecil yang dapat menipu atau memelesetkan orang dari jalan menuju Tuhan.

Sidi Ali ad-Darir an-Nabtiti pernah bertanya kepada Khidir mengenai ulama-ulama Mesir yang hidup pada masa itu. Khidir menjelaskan tentang ihwal setiap ulama.

Sidi kemudian bertanya soal Syekh Zakariyya al-Ansari. Khidir menjawab bahwa ia orang yang baik dan saleh, hanya saja ia memiliki satu kekurangan.

“Apa itu?” selidik Sidi Ali.

“Ketika ia berkorespondensi dengan raja, dia selalu menulis namanya dengan Syekh Zakariyya. Ada gelar Syekh di sana,” jawab Khidir.

Sidi Ali lantas memberitahukan kepada Syekh Zakariya mengenai jawaban Khidir tersebut. Sejak itu Syekh Zakariya tidak pernah lagi memasang gelar syekh di depan namanya.

Ya, Khidir benar, gelar yang berderet-deret di depan dan belakang nama memang sering kali menyilaukan.


Sepanjang Ramadan, MOJOK menerbitkan KOLOM RAMADAN yang diisi bergiliran oleh Fahruddin Faiz, Muh. Zaid Su’di, dan Husein Ja’far Al-Hadar. Tayang setiap waktu sahur.

Terakhir diperbarui pada 20 April 2021 oleh

Tags: Cerita NabiKolom Ramadannabi khidirnabi musa
Muhammad Zaid Sudi

Muhammad Zaid Sudi

Kadang penulis, kadang penerjemah, kadang guru ngaji. Tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

Kampanye Masjid Sunnah dan Gerakan Tidak-tidak
Esai

Klaim Masjid Sunnah dan Gerakan Tidak-tidak: Ndak Boleh Gini, Ndak Boleh Gitu

17 Januari 2022
Buang Sesajen Warga di Lumajang sambil Teriak Takbir Itu Maksudnya Apa?
Pojokan

Buang Sesajen Warga Lumajang sambil Teriak Takbir Itu Maksudnya Apa?

9 Januari 2022
Ada Qada dan Qadar tapi Kenapa Manusia Masih Diadili di Akhirat?
Khotbah

Ada Qada dan Qadar tapi Kenapa Manusia Masih Diadili di Akhirat?

22 Oktober 2021
Tuhan Mewajibkanmu Ikhtiar, tapi Tidak Mengharuskanmu Berhasil
Khotbah

Tuhan Mewajibkanmu Ikhtiar, tapi Tidak Mengharuskanmu Berhasil

30 Juli 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.