Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai Kolom

Membayangkan Rekonsiliasi Kultural Moeldoko-AHY sebagai Sesama Jebolan Akmil

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
2 Februari 2021
A A
KLB Demokrat Kubu Moeldoko Digelar di Wisma Atlet Hambalang dan Dihiasi Hujan mojok.co

KLB Demokrat Kubu Moeldoko Digelar di Wisma Atlet Hambalang dan Dihiasi Hujan mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Isu tentang kudeta kepemimpinan Partai Demokrat mendadak menjadi panas. Tepat ketika saya menuliskan tulisan ini, kata kunci “kudeta” menempati peringkat ketiga sebagai kata kunci trending di Twitter. Isu ini bahkan lebih banyak dibicarakan ketimbang Nia Ramadhani yang menjadi perbincangan karena omongannya belepotan saat menjadi MC, yang saking belepotannya, sampai membuat Vicky Prasetyo pun tampak lebih punya kompetensi untuk ngemsi.

Melalui siaran persnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono a.k.a AHY menyatakan bahwa sedang ada kekalutan yang menyelimuti partainya yang memang sedang dingin karena nggak ikut kena hawa panas dari “api-api kekuasaan” itu. AHY menyebut bahwa ada pihak-pihak yang sedang melakukan upaya-upaya untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat. Salah satu pihak tersebut menurut AHY merupakan pejabat tinggi negara di lingkaran kekuasaan Jokowi.

AHY tidak menyebutkan nama pejabat tinggi yang dimaksud. Tentu ini bukan karena ia ingin main tebak-tebakan (walau mungkin tidak menutup kemungkinan AHY dulu pernah punya hobi mengoleksi tutup botol Fanta itu), melainkan karena faktor etis saja. Maklum, sebagai ketum, ia memang harus senantiasa berhati-hati terhadap apa pun yang keluar dari mulutnya. Ketum, je. Bahkan kalau perlu, bersin atau muntah pun harus tetap berwibawa. Sekali lagi, ketum je.

Namun yang namanya Ketum tentu tak selalu beriringan dengan anggota. Kalau AHY tidak menyebut siapa nama pejabat tinggi tersebut, para politisi Demokrat justru dengan blak-blakan cetha wela-wela menyebutkan siapa sosok pejabat tinggi itu, pejabat yang tak lain dan tak bukan adalah Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.

“Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko. Kenapa AHY berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi,” cuit Andi Arief melalui akun Twitternya.

“Selamat malam, Jenderal Moeldoko. Kalau tak mampu jadi the good, jangan jadi the bad, apalagi the ugly,” kata Rachland Nashidik juga melalui akun Twitternya.

Pernyataan beberapa politisi Demokrat yang menyebut blak-blakan nama Moeldoko tak bisa tidak kemudian memunculkan semacam amplifikasi pertarungan antara Partai Demokrat dengan pemerintah.

Selama ini, Partai Demokrat memang kerap dicitrakan sebagai partai yang tenang-tenang saja. Tidak bergabung dengan pemerintah, namun juga tak menampakkan manuver-manuver khas oposisi yang seperti yang dilakukan oleh PKS.

Maka, isu kudeta ini boleh jadi menjadi isu yang panas, sebab ia bisa adalah sinyal bahwa Demokrat harus benar-benar menjadi oposisi yang thas-thes.

Namun, tentu saja bukan itu yang menarik untuk dibahas. Bagi saya, yang lebih menarik justru perang dingin antara Moeldoko dengan AHY. Kalau ternyata memang benar Moeldoko adalah salah satu sosok yang ingin melengserkan pucuk kepemimpinan Partai Demokrat dari AHY, maka itu tentu melahirkan perseteruan yang amat sangat sentimentil.

Lha gimana, tak bisa tidak, karier Moeldoko yang moncer dalam politik itu salah satunya karena andil SBY dan tentu saja Partai Demokrat. Moeldoko dilantik menjadi Panglima TNI di era SBY, padahal saat itu, ia baru menjabat sebagai KSAD tiga bulan saja. Ia diputuskan menjadi Panglima TNI pun melalui mekanisme rapat sidang paripurna DPR yang mana kita tahu Partai Demokrat-lah yang mempunyai kursi terbanyak saat itu.

Tentu kita bisa membayangkan, betapa mangkelnya seorang AHY kepada Moeldoko, yang notabene adalah orang yang dulu dikerek naik oleh bapak dan partainya, dan ternyata kini justru menjadi orang yang melawan dirinya.

Akan lebih tragis lagi kalau ternyata, di masa depan, konstelasi politik memaksa AHY untuk bergabung menjadi satu dan berada satu kubu dengan Moeldoko. Ingat, ini politik, apa saja bisa terjadi. Jokowi dan Prabowo saja bisa melalui fase “bersama – berseberangan – bersama lagi”, apalagi cuma AHY dan Moeldoko.

Yang bakal repot tentu saja adalah proses rekonsiliasi kulturalnya. Ketika berada satu kubu, orang-orang Demokrat termasuk AHY harus bisa melepaskan dendam (setidaknya untuk sementara) kepada Moeldoko demi terciptanya keharmonisan politik (yang tentu saja sementara juga).

Iklan

Baik AHY maupun Moeldoko nantinya harus duduk bersama satu meja untuk membicarakan sesuatu. Apa saja. Yang jelas satu meja. Bisa di meja kantor partai, meja pemenangan koalisi, meja ILC, atau kalau perlu, meja setting podcast-nya Deddy Corbuzier.

Ini bakal menjadi pemandangan yang menarik.

Kita bisa menyaksikan keduanya saling membuka dan mengungkapkan perasaan kesalnya satu sama lain untuk kemudian saling memaafkan seperti yang pernah dilakukan oleh Deddy Corbuzier dan Demian.

Betapa akan sangat syahdunya pemandangan tersebut. Keduanya, di podcast Deddy Corbuzier saling bercerita mengenang cerita almamater mereka dulu saat masih di Akmil. Seperti yang kita tahu, keduanya memang sama-sama jebolan Akmil, dan kebetulan juga, sama-sama peraih bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik Akmil di angkatannya masing-masing. Moeldoko angkatan 1981, AHY angkatan 2000.

“Pas jaman angkatanku, aku dan anak-anak sering ngambil salak di gunung tidar trus diumpetin dekat pohon-pohon di lapangan Sapta Marga itu, Dek.” ujar Moeldoko, “Nanti pas malemnya kita ambil dan kita makan bareng-bareng.”

“Wah, kalau pas angkatanku sudah nggak boleh itu, Mas. Soalnya jam keluarnya sudah lebih ketat.”

“Trus kalau pas minggu, ada beberapa taruna yang sering sengaja main deket gelanggang remaja, cuma buat lihat warga yang jogging sambil cobain obstacle kita, siapa tahu ada cewek cakep, bisa digebet.”

“Ah, iya. Sama. Pas angkatanku juga gitu, Mas. Hahaha.”

“Lho, jebul ya sama saja. Sama-sama nggragasnya. Hahaha”

“Cuma sayang, sekarang obstacle-nya sudah ditutup untuk umum, Mas. kan sebelahnya itu sudah dibikin tempat golf.”

“Ah, iya, sayang sekali. Padahal itu memorable banget, lho.”

Keduanya bercerita panjang lebar tentang kenangan menempuh pendidikan di Akademi Militer Magelang itu. Hingga tanpa terasa, jiwa korsa mereka muncul. Moeldoko dan AHY kemudian saling berpelukan. Mencoba melupakan perseteruan masa lalu mereka.

Deddy Corbuzier yang tampak mulai ikut terharu dan matanya mulai sembab kemudian secara spontan memutar lagu “Terpesona, aku terpesona…” Deddy harus melakukan itu agar ia tak ikut tercebur terlalu jauh dalam suasana haru itu.

“Bisa luntur eye shadow gue kalau sampai gue nangis,” kata Deddy.

Demi mendengar lagu Terpesona itu, jiwa prajurit Moeldoko dan AHY pun langsung meluap-luap. Seakan didorong oleh gerak reflek, keduanya kemudian langsung melakukan gerakan push up, jungkir balik, sampai tepok-tepok dada seperti yang biasa dilakukan oleh prajurit TNI-Polri kalau dengar lagu itu.

“Sekali prajurit tetap prajurit ya, Dik,” ujar Moeldoko sambil koprol.

“Iya, Mas. Urusan politik itu hanya urusan lima tahun sekali, tapi selamanya, hati kita akan tetap Kartika Eka Paksi,” kata AHY sambil tepok-tepok dada.

Terpesonaaaaaa akuuuuu terpesonaaaaaa… memaaandang memandang Demokrat yang maniiiiis…

Terakhir diperbarui pada 16 Februari 2021 oleh

Tags: ahydemokratMoeldokoSotar Satir
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Demokrat Dukung Prabowo, Berikut Ini Peta Poros Koalisi Parpol di Pemilu 2024. MOJOK.CO
Kilas

Peta Poros Koalisi Parpol di Pemilu 2024 Setelah Demokrat Dukung Prabowo

18 September 2023
partai demokrat mojok.co
Kotak Suara

Peneliti BRIN: Ketimbang PDIP, Demokrat Lebih Mungkin Gabung Koalisi Prabowo

12 September 2023
ahy calon cawapres mojok.co
Kotak Suara

Pakar Politik UGM: Peluang AHY Jadi Cawapres Masih Ada

7 September 2023
Demi Cak Imin, Anies Baswedan Berkhianat kepada AHY dan Demokrat
Video

Demi Cak Imin, Anies Baswedan Berkhianat kepada AHY dan Demokrat

6 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.