MOJOK.CO – Kolaborasi Iwan Fals dan Fahruddin Faiz di album Tujuh Belas menghasilkan lagu-lagu yang indah, sekaligus keras. Ini adalah sebuah kolaborasi yang mengejutkan!
Apa yang terlintas di kepala kalian kalau mendengar 2 nama ini, Iwan Fals dan Fahruddin Faiz, yang disandingkan? Tidak ada? Wajar. Keduanya memang sosok berpengaruh, namun berada di palagan yang berbeda.
Iwan Fals, musisi legendaris Indonesia, lebih banyak menghabiskan waktunya di panggung atau studio musik. Sedangkan Fahruddin Faiz, akademisi dan filsuf, tak akan jauh-jauh dari ruang kelas, majelis ilmu, atau forum-forum diskusi. Maka, ketika 2 nama ini bersanding, bertukar pikiran, hingga menelurkan sesuatu, keterkejutan publik adalah wajar.
Kedua nama ini punya irisan yang sebenarnya tidak terlalu besar. Palagan keduanya berbeda, “senjata” keduanya juga berbeda, bahkan pasar keduanya juga berbeda. Rasanya kecil sekali kemungkinan 2 nama ini akan berkolaborasi.
Namun, kemungkinan yang dikira kecil itu ternyata menjadi kenyataan. Bang Fals dan Pak Faiz akhirnya berkolaborasi tahun ini. Sebuah kolaborasi yang tidak tanggung-tanggung. Iwan Fals merilis sebuah album bertitel Tujuh Belas yang dirilis pada pekan pertama Juni 2024. Album “Tujuh Belas” berisi 17 lagu, yang mana ketujuh belas liriknya ditulis oleh Fahruddin Faiz.
Bagi pendengar awam Iwan Fals atau pendengar dan pembaca seadanya Fahruddin Faiz, kolaborasi ini mungkin mengejutkan. Tapi, kolaborasi ini tidak mengejutkan bila kita mengikuti keduanya, setidaknya 2 tahun terakhir ini secara tekun.
Embrio kolaborasi Iwan Fals atau Fahruddin Faiz
Embrio kolaborasi ini sebenarnya sudah muncul sejak 2023. Saat itu, Iwan Fals membuat sebuah program bernama “Suara Hati Ramadan” pada Ramadan 2023 dan 2024 yang tayang di kanal YouTube Iwan Fals Official.
Di program ini, Iwan Fals menggandeng sosok Fahruddin Faiz sebagai pengisi acara tetap. Di acara “Suara Hati Ramadan”, Iwan Fals menyanyikan lagu-lagunya, lalu menjelaskan makna di baliknya. Sementara itu, Fahruddin Faiz memberikan semacam ceramah.
Nah, jika cukup jeli, kita akan paham bahwa kebersamaan Bang Fals dan Pak Faiz tidak berhenti di situ saja. Keduanya seperti menemukan koneksi mesra yang entah apa namanya.
Benar saja. Kalau kita mengikuti dan menyimak program “Suara Hati Ramadan” dari awal, kolaborasi serta kelahiran album Tujuh Belas bukan sesuatu yang mengejutkan.
Album Tujuh Belas yang luas dan warna-warni
Mendengarkan album Tujuh Belas, saya merasakan luasnya spektrum musikal dan warna-warninya nuansa album ini. Secara musik, Iwan Fals berhasil menciptakan spektrum yang luas. Ada lagu seperti “Kau Atau Aku”, “Ayat Cinta Paling Pahit”, “Sukaku Sukamu”, “Perlu Apalagi”, atau “Ego” yang kental dengan nuansa folk khas Iwan Fals yaitu nakal, sedikit nyentrik, kadang penuh kemarahan, dan kadang getir.
Lalu ada nomor yang bernuansa bossanova seperti lagu “Sekedar Puisi”, lagu bernuansa dangdut melayu seperti “Aku Tertawa”. Kemudian ada yang seperti perpaduan folk dengan healing music dalam “Atas Dasar Apa”. Di lagu ini, Iwan Fals selain bernyanyi, juga memainkan ocean drum. Oh iya, ada juga lagu yang seperti gambaran ketika Iwan Fals berkolaborasi dengan Flea dari Red Hot Chilli Pepper, lagu “Syaikh Berkata” (betotan bass di sini mendominasi dan keren banget).
Lagu cinta yang puitis, hingga lagu kritik yang tajam mengiris
Soal tema lagu, Tujuh Belas ini juga warna-warni. Saya bisa merasakan ada beberapa lagu cinta. Ada beberapa lagu yang bisa disebut “religius tapi tidak pretensius”, dan tentunya, seperti yang kita harapkan di setiap lagu Iwan Fals, ada lagu-lagu kritik yang ternyata cukup keras dan tajam, meski tidak sembari menunjuk jari.
Soal lagu cinta, saya tidak terkejut jika lirik-lirik tulisan Fahruddin Faiz bisa langsung nyetel. Ya, Fahruddin Faiz memang cakap kalau urusan menulis soal cinta, baik itu cinta kepada sesama, atau kepada yang Esa. Itu tak perlu diragukan. Lagu “Ayat Cinta Paling Pahit” jadi contohnya.
Kalau kerelaanmu terletak pada pengorbananku
Maka akan kuberikan apapun yang kau mau
Tanpa menghitung menunggu
Dalam cintaku kekasih,
Aku tiada demi dirimu ada
Lirik di atas, berpadu dengan permainan gitar Iwan Fals yang penuh nuansa ballad, membuat lagu ini seakan jadi perwujudan pengorbanan dan kerelaan atas nama cinta. Indah dan puitis sekali.
Tak hanya lagu cinta, lagu kritik yang ada dalam album Tujuh Belas ini juga tak mau ketinggalan ambil panggung. Dan di sinilah saya sedikit terkejut dengan apa yang ditulis oleh Fahruddin Faiz, khususnya dalam lagu “Syaikh Berkata”.
Aku berlindung kepada Tuhan
Dari setan dan perpolitikan
…
Ambisi dan keinginan menguasai
Pengabdian atas nama
Kepentingan alih kuasa
Perdagangan air mata
Peperangan tabor kata
Kalkulasi jumlah kursi
Jika lagu “Syaikh Berkata” ini liriknya ditulis oleh Iwan Fals, saya tidak kaget. Tapi lagu ini ditulis oleh Fahruddin Faiz, orang yang sependek pengetahuan saya tidak pernah sekeras ini.
Mungkin saya saja yang kurang lama mengikuti sosok Pak Faiz. Namun, apa yang beliau tulis di lagu ini tetap saja membuat saya sedikit terkejut. Ternyata, beliau bisa sekeras ini. Sepertinya saya harus lebih sering membaca buku dan mendengarkan kajian-kajian beliau.
Kemesraan Iwan Fals dan Fahruddin Faiz
Ketika album Tujuh Belas rilis via Langit Musik (harus berlangganan premium untuk mendengarkan album ini), saya adalah satu dari banyak orang yang penasaran. Saya penasaran seperti apa jika Bang Iwan menyanyikan lagu-lagu yang liriknya ditulis Pak Faiz.
Karena jujur, ada secuil rasa skeptis atas kolaborasi ini mengingat tipisnya irisan keduanya. Saya juga yakin, ada banyak orang yang penasaran, bahkan mungkin juga merasa skeptis seperti saya. Satunya musisi, satunya akademisi.
Sekali mendengar album Tujuh Belas secara utuh, secuil keraguan saya di atas langsung sirna. Bang Iwan dan Pak Faiz sudah sangat nyetel sekali, bahkan sangat mesra. Yah, meskipun garis pembeda keduanya masih bisa terasa, terutama dalam hal lirik. Perbedaan palagan serta latar belakang keduanya seperti tidak menjadi soal dalam album ini. Entah siapa yang menyesuaikan siapa, saya tidak tahu pasti.
Namun, setelah berkali-kali saya mendengarkan album Tujuh Belas, saya merasa bahwa Bang Iwan dan Pak Faiz ini sudah nyatu. Sudah tidak terlihat lagi perbedaannya.
Garis pembedanya sudah hilang. Saya nyaris sudah tidak bisa lagi melihat dan merasakan Fahruddin Faiz di album Tujuh Belas ini, terlebih beliau hanya menulis lirik, tidak urun suara. Entah itu hal baik atau buruk, setidaknya ini album yang enak dan sangat bisa dinikmati.
Terlepas dari hal itu, setidaknya saya juga senang bahwa Iwan Fals dan Fahruddin Faiz ini ternyata cocok. Pak Faiz rasanya sudah melebur sempurna ke dalam semesta Bang Iwan melalui album yang indah ini. Di album Tujuh Belas, bagi saya, Iwan Fals adalah Fahruddin Faiz, Fahruddin Faiz adalah Iwan Fals.
Setelah ini apa lagi, Bang Iwan?
Kalau kita sadar, album Tujuh Belas ini adalah album kedua Iwan Fals di 2024 ini. Bang Iwan sebelumnya sudah merilis album 2324 pada Januari 2024. Wow! Dua album dalam jangka waktu 6 bulan! Dan di dua album ini, dia tidak sendiri. Di 2325, Bang Fals menggandeng sahabatnya, Sawung Jabo.
Melihat pola ini, bukan tidak mungkin rantai kolaborasi akan berlanjut. Dan bukan tidak mungkin juga, Iwan Fals akan kembali merilis album kolaborasi lagi. Siapa yang tahu, kan? Maka dari itu, pertanyaannya hanya satu. Setelah ini apa lagi, Bang?
Penulis: Iqbal AR
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Ngaji Filsafat Bersama Fahruddin Faiz: Mengenal Lebih Dekat dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.