Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai Khotbah

Kalau Dia Maha Pengampun Kenapa Harus Ada Neraka?

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
16 Agustus 2019
0
A A
neraka
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – “Sekarang gini, Gus. Kalau semua orang masuk surga kan neraka jadi nggak perlu ada? Kan katanya Maha Pengampun,” tanya Fanshuri ke Gus Mut.

“Saya kadang pusing, Gus Mut. Soalnya gini. Kalau saya pikir-pikir lagi kenapa sih neraka harus diciptakan?” kata Fanshuri tiba-tiba saat membantu Gus Mut menguras kolam ikan.

“Maksudnya, Fan?” Gus Mut agak kaget tahu-tahu dikasih pertanyaan cukup berat seperti itu. Apalagi mereka berdua masih basah-basahan di dalam kolam ikan.

“Ya kan Allah itu Maha Pengampun, masa Allah nggak bisa sih bikin semua orang di dunia ini masuk surga aja? Nah, kalau semua orang masuk surga kan neraka jadi nggak perlu ada,” tanya Fanshuri.

Gus Mut terkekeh. “Dapat dari mana pertanyaan kayak gitu, Fan?” tanya Gus Mut.

Fanshuri ketawa usil. Sambil mengambil ember untuk meletakkan ikan dari kolam.

“Gini, Gus. Kemarin kan ada khotbah jumat, isinya cerita soal betapa dahsyatnya siksa-Nya. Betapa pedih siksaan yang akan diterima dan bla-bla-bla. Serem pokoknya, Gus. Detail banget lagi ceritanya,” kata Fanshuri.

“Wah, khotbah di mana itu? Kayaknya kemarin masjid kampung sini isi khotbahnya bukan itu,” kata Gus Mut.

“Oh, kemarin waktu saya ke luar kota, bukan masjid sini,” kata Fanshuri.

“Oalah. Ya sebenarnya nggak perlu sampai segitunya takut lah sama neraka,” kata Gus Mut.

“Lho kok nggak perlu takut? Seram lho, Gus. Tempat orang dibakar kayak gitu kok,” bantah Fanshuri.

“Maksudku gini, Fan. Ngapain sih kamu takut sama makhluk Allah?” kata Gus Mut.

“Ma, maksudnya, Gus?”

“Ya kan makhluk Allah. Sama kayak kita, sama-sama makhluk Allah. Sama-sama makhluk kok ditakuti,” kata Gus Mut.

Fanshuri terkekeh mendengarnya.

“Ya tapi saya masih nggak habis pikir gitu. Kenapa neraka diciptakan?” tanya Fanshuri lagi.

“Sekarang gini, Fan. Aku punya cerita sufi dari seorang ulama terkenal, ya cerita hikmah gitu lah. Mungkin nggak terlalu bisa menjawab pertanyaanmu dan lagi perlu hati-hati juga mencernanya, tapi kamu bisa ngambil hikmahnya,” kata Gus Mut.

Lalu Gus Mut menceritakan tentang seorang penghuni neraka yang masih berzikir di neraka. Karena selalu berzikir, hamba ini lalu dikeluarkan sejenak.

“Bagaimana rasanya?” tanya malaikat.

“Sakit sekali. Betul-betul tersiksa saya selama di sana. Tidak tahan rasanya,” tanya orang itu sambil tertunduk sedih. Orang ini sempat merasa agak senang sebenarnya dipanggil. Ia pikir siksaannya sudah cukup dan kali ini sudah saatnya dipindahkan ke surga.

Si malaikat terdiam sejenak. Seperti akan menyampaikan perintah Tuhan.

“Baiklah. Ini ada perintah Tuhan, kamu masih jadi penghuni neraka. Jadi kamu bisa kembali,” kata malaikat.

Tanpa diduga-duga, orang ini malah dengan riang gembira masuk lagi ke neraka. Bahkan dengan sedikit berlari dan melompat-lompat. Melihat hal itu, malaikat jadi terheran-heran. Sebelum masuk kembali, hamba ini diberhentikan.

“Sebentar. Tunggu dulu,” kata malaikat.

“Iya, ada apa?”

“Kenapa kamu semangat dan bahagia sekali? Bukankah perintah Tuhan kamu masuk ke neraka lagi? Kenapa kamu seperti senang sekali? Memangnya kamu sudah merasa betah?” tanya malaikat.

“Tidak, tidak ada yang mungkin bisa betah dengan tempat sepedih itu,” kata penghuni neraka.

“Lalu kenapa kamu senang sekali?” tanya malaikat lagi.

“Sebab, selama di dunia, saya adalah hamba yang jarang menjalankan perintah Tuhan. Baru kali ini akhirnya saya mendapatkan perintah langsung dari Tuhan. Bagaimana saya tidak senang ketika mendapat perintah Tuhan secara langsung seperti ini?” kata orang ini.

“Bahkan sekalipun perintah itu masuk ke neraka?” tanya malaikat.

“Iya. Sebab ini perintah yang tak boleh dilanggar,” katanya

Lalu dikisahkan kalau orang ini akhirnya tidak jadi masuk lagi ke neraka, bahkan ia malah masuk ke surga. Surga ini dianugerahkan bukan karena amalan si penghuni neraka selama di dunia atau karena zikir-zikirnya, melainkan karena ia baru saja mendapat rahmat Tuhan.

Begitu Gus Mut selesai menceritakan ini, Fanshuri terdiam melongo. Pertanyaannya cuma satu, “Memang cerita itu beneran, Gus?”

“Itu cerita dari kitab klasik terkenal. Sebenarnya ceritanya jauh lebih dahsyat dan luar biasa lagi, tapi sedikit saya sesuaikan agar tidak muncul pertanyaan-pertanyaan aneh darimu. Mungkin kejadiannya kamu ragukan, tapi itulah cara ulama terdahulu menjelaskan betapa luasnya rahmat Allah dan ilmu hikmah,” kata Gus Mut.

“Kalau memang rahmat Allah seluas itu kan seharusnya nggak perlu ada neraka kan, Gus? Iya nggak?” tanya Fanshuri.

“Betul, logikamu itu betul, tapi ada beberapa hal yang kamu lupakan,” kata Gus Mut.

“Seperti apa misalnya, Gus?” tanya Fanshuri.

“Seperti misalnya, bagaimana kamu bisa memahami konsep rahmat, kalau kamu tidak pernah mendapatkan bayangan soal hal-hal yang tidak dirahmati?” tanya Gus Mut.

“Wah, gimana itu, Gus? Kok bingung saya?”

“Gini. Bagaimana kamu bisa membayangkan surga, beserta segala kenikmatannya, kalau kamu tidak bisa mendapat gambaran betapa pedihnya neraka? Soalnya sesuatu perlu perbandingan, Fan, untuk bisa dipahami manusia.”

Fanshuri terdiam.

“Ada surga ada neraka, ada pahala ada dosa. Masing-masing saling melengkapi makna satu sama lain. Ini seperti makna cahaya, tak bakal jadi sesuatu yang bermakna kalau kita tidak pernah mengenal konsep gelap. Atau konsep baik akan kehilangan maknanya, kalau kita tidak tahu buruk itu yang bagaimana. Hal-hal yang berkebalikan ini justru saling menguatkan makna satu sama lain.”

Fanshuri masih manggut-manggut, entah dia paham atau tidak.

“Lalu hubungannya dengan kenapa harus ada neraka?” tanya Fanshuri.

“Ya agar kita paham, betapa luar biasanya rahmat dan gelar Maha Pengampun Allah. Sekarang aku tanya, bagaimana caranya kamu bisa bilang Maha Pengampun, kalau kamu nggak mengenal konsep siksaan neraka, Fan? Nggak kenal konsep sesuatu perlu diampuni? Kalau nggak ada neraka, buat apa coba ada gelar Maha Pengampun segala?”


*) Diolah dari kisah di kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali dalam ceramah Gus Baha’

Terakhir diperbarui pada 16 Agustus 2019 oleh

Tags: Imam GhazaliKhotbahnerakaSurga
Iklan
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Kalimat Tauhid Burung Beo dan Iman yang Tersembunyi
Khotbah

Kalimat Tauhid Burung Beo dan Iman yang Tersembunyi

24 Desember 2021
Khotbah

Tak Rela Terima Sedekah karena Tak Mau Lihat Orang Lain Lebih Mulia

17 Desember 2021
Cara Bikin Uang Haram Jadi Uang Halal MOJOK.CO
Khotbah

Cara Bikin Uang Haram Jadi Uang Halal

3 Desember 2021
Khotbah Jumat Terlalu Lama dan Stigma yang Menyertainya
Khotbah

Khotbah Jumat Terlalu Lama dan Stigma yang Menyertainya

12 November 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dekranasda Jawa Tengah bahu-membahu dampingi UMKM agar tembus pasar internasional MOJOK.CO

Bahu-membahu Dampingi UMKM Jawa Tengah agar Tembus Pasar Internasional

9 Juli 2025
KSAL Cup Hiu Selatan International Hard Enduro ke-7 yang digelar di Kabupaten Kendal diramaikan peserta 14 negara MOJOK.CO

Mengeksplor Kendal dalam Ajang Motor Trail Internasional: Diramaikan Peserta dari 14 Negara, Beri Dampak Ganda

5 Juli 2025
Keculasan Dosen dalam Publikasi Jurnal Internasional bikin Integritas dan Kualitas Riset Kampus di Indonesia Dipertanyakan. MOJOK.CO

Keculasan Dosen dalam Publikasi Jurnal Internasional bikin Integritas dan Kualitas Riset Kampus di Indonesia Dipertanyakan

10 Juli 2025
kampus di Indonesia.MOJOK.CO

Riset Kampus di Indonesia Cuma Jadi Sampah Ilmiah, Alarm Serius buat Binus hingga Unair yang Masuk Daftar Red Flag

9 Juli 2025
Tapak Suci, perguruan anti rusuh. MOJOK.CO

Heran sama Latihan Pencak Silat yang Keras-kerasan hingga Jadi Biang Kerusuhan, di Tapak Suci Keras tapi Harus Empati

8 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.