Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Keunggulan Metaverse Indonesia yang Disebut Penuh dengan Kearifan Lokal

Kearifan lokal dan nilai luhur bangsa bakal jadi nilai lebih di dunia Metaverse Indonesia. Begitu katanya.

Kardono Setyorakhmadi oleh Kardono Setyorakhmadi
16 Januari 2022
A A
Keunggulan Metaverse Indonesia yang Penuh dengan Nilai Luhur Bangsa

Keunggulan Metaverse Indonesia yang Penuh dengan Nilai Luhur Bangsa. (MOJOK.CO/Ega Fansuri).

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sebagai bangsa yang besar, sudah tentu Metaverse Indonesia akan punya nilai lebih. Dari UU ITE, polisi siber, sampai buzzeRp.

Indonesia sebentar lagi memasuki masyarakat 6.0.

Yup, Anda tidak salah baca. Setidaknya itu yang tergambar dalam keterangan pers Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate.

Beliau memberikan pernyataan yang membuat harapan seluruh bangsa Indonesia untuk menjadi pemenang di tingkat dunia, setelah sering menjadi pupuk bawang di sepakbola, industri roket, indeks korupsi, dan banyak bidang lain pokoknya.

Tidak tanggung-tanggung, Indonesia berpeluang berjaya di salah satu bidang teknologi kiwari: Metaverse. Pak menteri yang dulu pernah berniat memblokir Netflix dengan alasan sebaiknya layanan streaming AS itu jangan dulu di Indonesia dan menggunakan hasil kreativitas anak negeri saja (kurang mulia apa cobak), sudah memberikan clue-nya.

Sebuah temuan maha-dahsyat yang lupa terpikirkan oleh kita semua: yakni Indonesia dengan keunggulan nilai-nilai luhur bangsa serta kearifan lokal-nya bakal menjadi peluang besar bagi pengembangan Metaverse.

“Metaverse Indonesia telah mulai terbentuk dari sektor yang ekosistem user-nya paling adaptif untuk mengadopsi inovasi digital,” kata Johnny, seperti dikutip banyak media dari keterangan persnya, Sabtu (15/1/2022). Menurut Menkominfo, hal ini akan terus berevolusi dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

Jika teman-teman semua tidak begitu memahami apa maksudnya (termasuk saya sih)… itu sebenarnya bukan karena kekeliruan Pak Menteri, tapi lebih karena kita semua tidak bisa menangkap nilai filosofis tersembunyi di balik pernyataan Pak Johnny G. Plate.

Metaverse sendiri adalah sebuah kombinasi dari sejumlah elemen teknologi, seperti virtual reality, augmented reality, dan video di mana para pengguna bisa live di dalam jagat digital. Banyak netizen yang bisa berada di dalam ruang digital bersama, melakukan interaksi, dan sebagainya.

Prototype-nya sebenarnya sudah dinikmati oleh para gamers terlebih dahulu. Pemain Fortnite, Roblox, dan Minecraft sudah mencicipinya. Oya, Justin Bieber juga sudah melakukan konser di Metaverse juga sih.

Namun, game-game tersebut masih berada pada pinggiran teknologinya. Mark Zuckerberg, bos Facebook, sampai mengubah payung perusahaannya dengan nama Meta.

Zuckerberg melihat masa depan perusahaan digital ada pada Metaverse. Seperti teknologi blockchain yang tidak hanya melahirkan tren trading mata uang digital saja, tetapi juga NFT yang kini lagi ngetrend gara-gara Ghazali.

Tapi, sekali lagi, Metaverse masih belum sampai pada pengembangan maksimalnya. Mark Zuckerberg sendiri yang fokus pada Metaverse menyebut bahwa butuh waktu lima hingga sepuluh tahun sebelum fitur-fitur kunci Metaverse menjadi mainstream. Bahkan sekalipun aspek-aspek utama dari Metaverse sudah ada.

Nah, dalam tahap yang masih embrio itu, Pak Johnny Plate melalui Menkominfo juga sudah punya visi yang menggembirakan seluruh rakyat Indonesia. Yakni, nilai-nilai luhur bangsa dan kearifan lokal Indonesia akan menjadi kunci keunggulan Indonesia di bidang metaverse kelak.

Iklan

Menkominfo Sebut Indonesia Berpeluang Kembangkan Metaverse Dunia karena Punya Kearifan Lokal https://t.co/Gf3kq113VV pic.twitter.com/BaS8fr21zD

— KOMPAS TV (@KompasTV) January 14, 2022


Sebentar, sebentar, kearifan lokal dan nilai-nilai luhur bangsa mana yang dimaksud? Memang apa sih yang dimaksud dengan nilai-nilai luhur bangsa? Memang adakah yang dinamakan nilai-nilai luhur bangsa dan kearifan lokal itu?

Apakah kearifan lokal yang dimaksud, kearifan lokal Maluku? Papua? Jawa? Surabaya? Tomohon? Pacitan?

Haishhh, pertanyaan yang sangat crigis itu ea.

Jelas, ini pertanyaan yang tidak mengarah ke kemajuan, dan bisa jadi ini diajukan oleh orang-orang yang tidak ingin melihat Indonesia maju sebagai negara terdepan dalam Metaverse. Pertanyaan kontra-revolusioner.

Coba googling saja dengan kata kunci nilai luhur bangsa. Kan sudah ada. Seperti ini coba contohnya hasil googling dari situs Kemendikbud:

“Nilai luhur pada dasarnya adalah nilai-nilai yang mampu membentuk pribadi, moral, dan etika, sehingga dalam perbuatannya mencerminkan sifat budi luhur. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dapat merupakan nilai religius, nilai moral, nilai estetika, dan sebagainya.”

Atau seperti di UUD 1945, bahwa kebudayaan nasional itu adalah puncak-puncak kebudayaan daerah.

Mantap bukan? Indah bukan? Pribadi, moral, etika, masuk semua. Belum lagi, puncak-puncak kebudayaan daerah. Kurang bagus apa coba. Masih mau dibantah?

Lah, itu bukannya ada kata “dan sebagainya” yang ambigu. Apa memang yang dimaksud dengan “dan sebagainya” di akhir kalimat? Lagian puncak-puncak kebudayaan daerah itu maksudnya gimana sih? Apakah budaya “buka sasi lompa” di Maluku, misalnya, itu ada puncak dan ada lembah?

Memang yang mana puncak dari buka sasi lompa, dan terus diadopsi menjadi kebudayaan nasional itu yang seperti apa? Ada nggak sih yang dimaksud dari budaya Indonesia, dan apa contoh konkretnya?

Lalu nilai-nilai luhur seperti apa sih yang dimaksud? Kalau definisi nilai-nilai luhur bangsa itu saja nggak spesifik, bagaimana bisa itu disebut sebagai modal utama keunggulan memasuki Metaverse?

Belum lagi, akhir Desember 2021 lalu, sebuah percobaan di ruang maya bernama Horizon World, salah seorang relawan peserta perempuan digrepe-grepe secara virtual dan melaporkan pelecehan seksual.

Bagaimana nanti jika beneran seperti itu, ketika RUU Tindak Penghapusan Kekerasan Seksual di ruang offline saja belum juga mau disahkan? Belum dengan UU ITE yang bukan tidak mungkin tidak hanya akan merambah masuk ke dunia media sosial, tapi juga bakal masuk ke Metaverse.

Sebab, UU ITE itu kan termasuk kearifan lokal dan nilai luhur bangsa 4.0. Jadi, bukan tidak mungkin di masa depan nanti, UU ITE akan menambah fitur-fitur jeratannya ke dunia Metaverse juga.

Kan menarik aja membayangkan kalau nanti ada buruh yang demonstrasi via Metaverse. Nah, dengan kearifan lokal dan nilai luhur bangsa, buruh-buruh ini tetep bisa ketangkep juga, tetep kena gas air mata juga, tetep kena pasal juga.

Dari sana juga kita akan memahami fungsi polisi siber bagi kehidupan kita sehari-hari di dunia maya. Dan di Metaverse nanti, polisi siber mungkin bakal kayak kita main di GTA San Bekasi.

Jadi kalau kita lagi bikin mural di Metaverse, isinya mengkritik Pemerintah misalnya, tapi oleh Pemerintah kritik kita dilabeli sebagai informasi hoaks. Lalu di pojok kanan atas bakal keluar bintangnya.

Kalau bintang lima yang keluar Kopassus, bintang empat Densus, bintang tiga Brimob, bintang dua Polantas, terus kalau bintang satu muncul; yang keluar Pemuda Pancasila.

Sambil ketangkep kita dibentak-bentak, “Kalau pemerintah sudah bilang versi pemerintah itu hoaks, ya dia hoaks. Kenapa membantah lagi?”

Belum kalau nanti bakal ada jenis buzzeRp versi Metaverse. Maklum, buzzeRp kan juga termasuk kearifan lokal dan perwujudan nilai luhur bangsa. Menarik aja lihat gimana cara mereka mengkloning personifikasi individu mereka di Metaverse biar kelihatan punya massa banyak.

Membayangkan itu semua, sejujurnya, agak serem sih kalau melihat Pemerintah bersiap-siap ikut-ikutan di Metaverse dan pakai kompas moral untuk selalu mengontrol masyarakat di dalamnya.

Tapi ya nggak apa-apa, mungkin yang dimaksud “ekosistem user-nya paling adaptif untuk mengadopsi inovasi digital” itu ya ini ni. Maksudnya adalah persiapan pemerintah untuk menciptakan hukum-hukum di dalamnya.

Oke, harus maklum sih. Namanya juga kearifan lokal pemerintah kita.

Satu pesan aja untuk Pak Menteri Menkominfo. Semoga nanti, di masa depan, kalau ada yang mau log in ke Metaverse, tolong nggak usah diwajibkan verifikasi NIK KTP dulu ya, Pak. Ribet.

BACA JUGA Melihat Fikih Bekerja di Semesta para Avatar dan tulisan Kardono Setyorakhmadi lainnya.

Penulis: Kardono Setyorakhmadi
Editor: Ahmad Khadafi

Terakhir diperbarui pada 24 Februari 2022 oleh

Tags: GTAhoaksjohnny g platemetaversepolisi siberUU ITEUUD
Kardono Setyorakhmadi

Kardono Setyorakhmadi

Jurnalis spesialis aksi terorisme. Tinggal di Surabaya.

Artikel Terkait

Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Mahasiswa UNY yang Sebar Hoaks Ternyata karena Gagal Jadi Anggota BEM MOJOK.CO
Kilas

Alasan Mahasiswa UNY Sebar Hoaks hingga Ditangkap Polisi

14 November 2023
infobesity mojok.co
Kotak Suara

Mengenal ‘Infobesity’, Gangguan yang Bisa Bikin Anak Muda Kejebak Hoaks Pemilu

25 Agustus 2023
hoaks mojok.co
Kotak Suara

Masuki Tahun Politik, Pers Harus Jadi ‘Pemadam Kebakaran’ Hoaks Pemilu 2024

21 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.