MOJOK.CO – Nama Salim Segaf menyeruak sebagai cawapres Prabowo. Mendengar kabar tersebut, kira-kira, siapa yang akan digandeng Jokowi menuju babagan pilpres 2019?
Tanggal 29 dan 30 Juli ini, langkah kubu Demokrat, Gerindra, PKS, dan PAN makin solid. Secara terang dan gamblang, SBY menyatakan bergabung dengan koalisi ini dan mengusung Prabowo sebagai capres.
Dalam pernyataan yang diucapkan di depan pers, SBY pun menekankan kalau dia tidak “ngotot” untuk mengajukan AHY sebagai cawapres. Itu artinya, besar kemungkinan, cawapres Prabowo adalah Salim Segaf Aljufri, politikus dari PKS.
Nama Salim Segaf Al-Jufri santer dibicarakan publik ketika namanya dilansir oleh forum Ijtima’ Ulama sebagai salah satu nama yang direkomendasikan sebagai cawapres pendamping Prabowo. Sedangkan nama lain adalah Abdul Somad, seorang ustad yang akhir-akhir ini mencuri perhatian publik.
Namun dalam waktu singkat, Abdul Somad segera merespons bahwa dunia politik praktis bukanlah dunianya. Tapi bukan berarti dia apolitis. Sehingga dia mendukung Salim Segaf untuk diusung sebagai cawapres pendamping Prabowo.
Mundurnya AHY dalam bursa pendamping kuat Prabowo menimbulkan banyak spekulasi politik. Alasannya, dalam berbagai survei, namanya mencatat perolehan sangat tinggi. Tapi, mungkin Demokrat menyadari bahwa perebutan kursi kepemimpinan nasional saat ini bukan waktu yang tepat bagi AHY.
Bisa jadi, ada kesepakatan politik bahwa kelak jika Prabowo menang, selain Demokrat mendapatkan jatah kursi menteri yang lebih banyak dibanding partai pengusung lain, Gerindra akan mendukung pencapresan AHY pada Pilpres 2024. Tentu saja, yang namanya rumor politik, tidak ada yang tahu persis. Pihak yang tahu persis hanya SBY dan Prabowo.
Menyimak peristiwa politik selama dua hari kemarin, menunjukkan Salim Segaf hampir pasti menjadi pendamping Prabowo. Pertanyaannya, jika Salim Segaf mendampingi Prabowo, siapa yang akan dipilih oleh Jokowi untuk mendampinginya?
Sikap realistis SBY tampaknya juga akan membuat Jokowi melakukan hal yang realistis pula. Pasangannya bukanlah pasangan yang mungkin paling disukainya. Bagaimanapun juga, bergabungnya Partai Demokrat ke barisan Gerindra bukan perkara sepele. Kekuatan Partai Demokrat sangat signifikan, dan figur SBY masih sangat kuat.
Untuk mengetahui sosok yang bakal dipilih Jokowi, maka kita harus tahu kelebihan Salim Segaf. Pertama, pasangan Prabowo dan Salim Segaf akan dianggap sebagai pasangan “nasionalis-religius”. Kedua, Salim Segaf punya latar belakang ulama yang kuat. Dia adalah cucu ulama besar pendiri yayasan Al-Khairat: Sayyid Idrus bin Salim Aljufrie.
Selain itu, Salim Segaf juga punya latar belakang akademik yang kuat, dia meraih gelar S1, S2, dan S3 di Universitas Islam Madinah. Ketiga, selain menjadi ketua dewan syariah PKS, dia juga mengajar di UIN Syarif Hidayatullah dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab (LIPIA). Dengan demikian, hal yang akan melekat di diri Salim Segaf pada masa kampanye nanti adalah seorang akademisi dan ulama, yang juga wakil dari PKS.
Dengan mempertimbangkan hal itu, maka ada tiga nama yang kemungkinan bakal diusung Jokowi.
1. Cak Imin (Muhaimin Iskandar)
Nama Cak Imin ini sebetulnya bukanlah sosok prioritas di saku Jokowi. Tapi dengan majunya Salim Segaf sebagai pendamping Prabowo, Cak Imin bisa menjadi pilihan prioritas. Hal ini lebih pada pertimbangan Salim Segaf sebagai sosok perwakilan PKS. Sementara Cak Imin punya basis dukungan kaum Nahdliyin. Sebagaimana kita ketahui, basis dukungan PKS dengan Nahdliyin sangat berbeda.
Namun Cak Imin punya kelemahan karena dia dianggap bukan ulama atau akademisi. Padahal dalam kontestasi pilpres, ada sekian banyak perdebatan dan adu argumen. Figur Cak Imin lebih kuat sebagai organisator ulung dan politikus yang terampil.
2. Mahfud MD
Mahfud MD bisa jadi bakal dipilih Jokowi untuk menghadang Salim Segaf. Mahfud juga identik dengan kaum Nahdliyin. Dia juga sosok akademisi yang otoritatif.
Tapi bagaimanapun juga, Mahfud bukanlah darah biru Nahdliyin. Dia juga bukan politikus yang piawai. Tentu sisi lemah Mahfud juga bakal dilihat oleh Jokowi.
3. TGB Zainul Majdi
Selain dua nama di atas, bisa juga Jokowi memilih Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi. Gubernur dua kali NTB ini bisa menjadi lawan berat bagi Salim Segaf. TGB juga seorang doktor lulusan Al-Azhar Kairo. Dia juga punya darah biru ulama. Sebagaimana banyak diketahui oleh publik, TGB merupakan cucu dari TGH Zainuddin Abdul Madjid atau biasa dikenal sebagai Tuan Guru Pancor, yang mendirikan organisasi Islam terbesar di NTB yakni Nahdlatul Wathan (NW).
Selain itu, usia TGB juga relatif muda, masih 46 tahun. Ini bakal menjadi “bonus” karena Salim Segaf berusia 64 tahun. Bonus lain adalah TGB merupakan pemimpin muda yang dianggap sukses membawa NTB lebih maju di bawah kepemimpinannya.
Namun TGB juga punya sisi lemah. Karena dia bukan merupakan representasi dari partai pendukung Jokowi. Sampai saat ini, sekalipun terkesan adem-ayem, saling desak di antara partai pendukung Jokowi untuk berebut mencalonkan cawapres, tentu masih kuat.
Masih ada 10 hari lagi, 10 hari yang akan menjadi tontonan paling menarik dalam adu manuver para politikus di negeri ini.