Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai Kepala Suku

Enaknya Berdebat dengan Orang Goblok

Puthut EA oleh Puthut EA
10 Juni 2018
A A
laut
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Bagi banyak orang, berdebat dengan orang goblok itu mengesalkan. Kadang saya juga merasa begitu. Sebab otak mereka seringkali di bawah rata-rata, dan niat berdebatnya bukan untuk mencari kebenaran.

Tapi kadang saya juga menikmati. Seperti yang terjadi baru-baru ini ketika Mojok berususan soal hak cipta. Orang yang membuat masalah dengan Mojok saja sudah menyatakan bersalah. Tapi nyamuk-nyamuk tunakarya masih berdengung terus. Justru ketika berdengung, banyak orang yang makin terganggu. Terutama orang-orang yang punya niat baik.

Salah satu pendebat norak mesti bungkam ketika dengan serampangan menyebut nama sebuah blog ternama yang dibilang juga sering mengkloning situsweb lain. Si pemilik blog langsung hadir. Perdebatan berhenti. Si pencatut nama tak berani keluar. Padahal tampangnya kayak preman pasar.

Ada juga yang berdebat tanpa arah. Pokoknya menggebu-gebu. Makin menggebu, makin memperlihatkan ketololannya. Padahal di akun Facebooknya, terlihat seperti kolektor buku.

Seperti biasa, kekeliruannya adalah sesat pikir. Maklum, untuk urusan begini, vitamin otaknya tidak beres. Ini mirip seperti orang yang berpikir bahwa pemerkosaan terjadi karena kesalahan orang yang diperkosa. Atau adanya pencurian terjadi karena pintu rumah yang dicuri, tidak digembok dengan kuat. Padahal ya yang salah malingnya. Tapi diubah menjadi seolah-olah analisis yang ‘ngintelektual’ bahwa itu kesalahan korban.

Kalau menghadapi orang seperti itu, begitu dibantah pasti berbelok ke arah lain. Karena sejak awal, tidak ada niat yang beres di otaknya.

Dan perdebatan kemudian menjadi tidak mutu. Eh, bukan perdebatan sih, lha wong memang niatnya tidak berdebat.

Paling enteng kemudian dipakai guyonan. Beberapa teman saya kemudian menjapri. Seru sih…

“Bro, ternyata orangnya juga punya blog. Tapi ya blog copasan dalam bentuk lain.”

“Sudah ketaker…” jawab saya tenang. “Tur mesthi elek…”

Satu teman lagi bilang, “Kuwi bocah Rembang lho, Bro.”

Saya juga menanggapi enteng, “Lha mbok anggep nek cah Rembang ora ana sing goblok pa? Ya kuwi contone…”

Tapi ada juga yang lebih asyik. “Bung, rupane wae kaya kecu kok mbok tanggapi?”

Saya tertawa. “Mosok? Nek rumangsaku kok kaya pensiunan copet ya?”

Iklan

Seorang penulis Mojok yang brilian juga mengontak saya. “Kayaknya orang itu kok mungkin punya dendam pribadi dengan Mojok ya, Mas?”

“Ya,” jawab saya, “Mungkin ngirim naskah berkali-kali enggak dimuat.”

Pesan berlanjut. Seorang bloger njapri saya. “Mas Bro, kayaknya orang itu punya problem eksistensialis. Mau bikin kayak Mojok tapi gak bisa.”

“Ya problemnya bisa eksistensialis berlapis. Merasa gagal dalam berkarya, merasa periuknya terganggu, atau memang ada kecenderungan hanya semata supaya suaranya terdengar. Kalau bahasa anak sekarang: caper.”

Tapi apapun itu, berdebat dengan orang goblok, apalagi yang menggebu, tak usah diambil pusing. Dibikin gampang saja. Lebih dari itu, harus bisa mendapatkan hiburan dari sana. Plus bonus. Misalnya, paling tidak, jadi tulisan ini.

“Cah bosok kok mbok urusi, Mas…” komentar teman saya. “Eman-eman energimu…”

“Iki aku pas sela kok, Dik. Sesekali nyedekahi fakir pikir kan gak apa-apa… Siapa tahu itu juga bentuk sedekah. Sambil sesekali mencoba merenung dan mensyukuri hidup ini. Bersyukur, karena tidak goblok seperti dia. Sudah goblok, ngeyelan, tapi masih pede bisa cari makan dari kegoblokannya.”

Teman saya tertawa ngakak.

Terakhir diperbarui pada 10 Juni 2018 oleh

Tags: blogerdebatgoblokMojok
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Purwokerto Tidak Istimewa, tapi Nyaman Melebihi Jogja MOJOK.CO
Esai

Pandji Benar. Purwokerto Memang Tidak Istimewa, Tapi Lebih Nyaman Ketimbang Jogja

21 Juni 2024
Jejak Angkringan Dari Masa ke Masa, Jadi Andalan Warga Jogja, Solo, hingga Klaten
Video

Jejak Angkringan Dari Masa ke Masa, Jadi Andalan Warga Jogja, Solo, hingga Klaten

16 April 2024
Putcast Edisi Jeda: Kepala Suku Mojok Sedang Bosan Ngomongin Politik…
Video

Putcast Edisi Jeda: Kepala Suku Mojok Sedang Bosan Ngomongin Politik

27 Juli 2023
Wisnu Prasetya: Netralitas Media Cuma Ilusi Belaka!
Video

Wisnu Prasetya: Netralitas Media Cuma Ilusi Belaka!

9 Mei 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Harga Paha Atas Olive Chicken Naik, Warga Jogja Resah (Unsplash)

Keresahan Warga Jogja di Balik Kabar Kenaikan Harga Menu Paha Atas Olive Chicken

12 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Wali Kota Semarang uji coba teknologi bola GPS untuk mitigasi banjir Semarang MOJOK.CO

Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang

13 Desember 2025

Video Terbaru

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025
Sirno Ilang Rasaning Rat: Ketika Sengkalan 00 Menjadi Nyata

Sirno Ilang Rasaning Rat: Ketika Sengkalan 00 Menjadi Nyata

6 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.