Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai Kepala Suku

Argentina Bakal Menjuarai Piala Dunia 2018

Puthut EA oleh Puthut EA
24 Juni 2018
A A
KEPALA SUKU-MOJOK

KEPALA SUKU-MOJOK

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Argentina bakal kalahkan Nigeria, menempati posisi kedua di Grup D, lolos ke babak 16 besar dan mengalahkan semua lawan. Namun, kenyataan sering berkhianat.

Saya fans berat Argentina. Tentu saja, sebagaimana fans lain di seluruh dunia, saya sering dikecewakan kesebelasan ini. Sejak dulu, Albiceleste punya stok puluhan pemain berkelas dalam setiap laga Piala Dunia, tapi selalu tak bisa memilih seorang pelatih yang tepat.

Tampaknya kekecewaan terbesar para fans Argentina ada pada perhelatan akbar Piala Dunia 2018. Bayangkan, setelah melalui dua pertandingan, Messi dkk., hanya mengemas satu poin. Sekali bermain seri, dan sekali kalah.

Apakah karena kurang beruntung? Tidak. Jika kita tonton ulang ketika melawan Islandia, permainan Argentina tidak bagus. Miskin kreasi. Mampu mengurung Islandia, tapi tak banyak melakukan manuver berarti. Saat bermain melawan Kroasia, bukan hanya kehilangan kreativitas saja, namun memang tampil buruk. Saya kira, kalah tiga gol melawan Kroasia memang layak ditelan oleh tim ini.

Meski mendapatkan hasil menyedihkan ini, semua fans Argentina tetap menyimpan harapan lolos ke babak 16 besar. Dan jika para fans berpikir jernih, dengan menonton kesebelasan negara lain bermain, tentu saja semua menyadari bahwa Argentina memang sedang turun kasta. Suka atau tidak suka.

Saya sebetulnya tak tahu persis juga kenapa suka Argentina. Saya masih berusia sembilan tahun ketika semua orang mengelu-elukan Maradona. Kaos bernomor punggung 10 dengan tulisan “Maradona” dipakai di mana-mana. Dan saya akhirnya punya setelah berhari-hari merengek kepada Bapak saya. Kelak ketika sudah besar, saya baru tahu kenapa Bapak dulu agak menahan untuk membelikan kaos yang harganya tak sampai lima ribu rupiah itu. Ternyata dia fans berat Brasil. Walhasil, ketika beranjak remaja, saat Piala Dunia berlangsung, saya “bermusuhan” dengan Bapak. Saya tak pernah suka kesebelasan Brasil.

Saya makin jatuh hati karena pemain sepak bola yang paling saya sukai, Gabriel Omar Batistuta, berasal dari negeri ini. Ketika Batistuta bermain untuk Fiorentina, saya jadi fans Fiorentina. Ketika Batistuta pindah ke AS Roma, saya jadi fans Roma. Ketika Batistuta hengkang dari Roma, saya tetap jadi fans AS Roma. Batistuta adalah perekat emosi saya dengan Giallorossi.

Hal lain, tampaknya tak ada urusannya dengan sepak bola. Che Guevara, tokoh revolusioner yang juga saya kagumi, berasal dari Argentina. Sudah. Itu saja.

Saya sebetulnya juga suka Lionel Messi. Tapi karena dia main di Barcelona, sikap saya jadi biasa saja. Saya tak suka kesebelasan besar. Saya tak suka Real Madrid, Barca, Manchester United, Juventus, dan lain-lain. Saya tak butuh kesebelasan besar untuk mengekspresikan kesukaan saya menonton sepak bola.

Mendukung klub besar, sering hanya sebagai modus eksistensi untuk menutupi yang tidak dicukupi dalam pribadi seseorang. Kebesaran, gempita, gigantik, piala, penghargaan, juara, atas apa yang dicapai klub-klub besar itu “melengkapi” yang dirasa penting bagi seseorang. Saya tidak butuh itu. Itulah kenapa saya memilih klub medioker macam Fiorentiana dan AS Roma. Pernah sih ada masa singkat saya suka Liverpool. Tapi itu masa yang sangat saya sesali. Untung hanya singkat sekali karena kadang nonton Liga Inggris masak gak punya jagoan, kan gak seru…

Kita balik ke urusan Piala Dunia dan Argentina lagi. Justru karena terseok-seok inilah, mendapat cibiran besar dari fans dan publik bola dunia, entah kenapa justru menjadi pintu pagar yang akan membuat Argentina meraih juara.

Tekanan berat, cemoohan, permainan yang buruk, pelatih yang setahap lagi pantas dibilang bego, menjadi pijakan untuk bangkit.

Argentina akan menang melawan Nigeria, lalu akan menempati posisi kedua, dan selanjutnya akan mengalahkan kesebelasan lain di babak-babak selanjutnya.

Syaratnya tentu saja pelatih Argentina, si Jorge Sampaoli, mau menyadari kegoblokannya, dan sedikit rendah hati. Keputusannya tidak membawa Mauro Icardi, memang tak bisa diperbaiki lagi. Tapi selalu mencadangkan Paulo Dybala adalah ketololan yang sulit dipahami.

Iklan

Dari sisi penjaga gawang, Argentina memang tak punya banyak pilihan. Ketiga kiper yang dibawanya ke Piala Dunia kali ini, bukan kategori kiper bagus. Untuk tidak mengatakan busuk. Di lini belakang, stok pemain Argentina juga tak bagus amat. Tapi setidaknya masih ada Nicholas Otamendi, Marcos Rojo, Federico Fazio, Christian Andaldi, dan tentu saja: Acuna.

Untuk lini tengah, banyak stok pemain bagus. Tapi tidak ada salahnya untuk tidak memainkan Javier Mascherano. Pedul setan dia punya pengalaman banyak. Tapi skuat lain yang hebat pada Piala Dunia kali ini sebagian besar diisi darah segar.

Dan yang paling penting, kenapa harus memainkan Messi? Kenapa? Sudah terlalu banyak analisis yang menyatakan bahwa Messi secara psikologis terbebani, dan membebani timnya. Dia hebat. Tapi orang hebat dalam sebuah tim bisa menjadi beban. Atau kalaupun toh memainkan Messi, jangan manjakan atau sebaliknya memberi beban yang berlebihan. Dari mukanya saja sejak laga awal, kelihatan kalau tertekan.

Namun yang jelas, mainkan Dybala. Dia bisa diduetkan dengan Gonzalo Higuain. Dybala sudah terbiasa bermain dengan Higuain di Juventus. Atau kalau performa Higuain sedang tidak bagus, tandemkan dengan Sergio Aguero. Cocok juga itu.

Keberanian merombak tim, kemauan untuk berendah hati, si Sampaoli ini, bisa membuat Argentina berbeda. Tim-tim yang berhasil memenangi piala, bukan karena bertabur bintang, juga bukan karena punya megabintang seperti Messi. Argentina akan meraih juara dunia, kalau Sampaoli tidak mudah kena ilusi.

Apakah benar Argentina akan lolos ke babak selanjutnya dan akan menjunjung piala? Ya. Itu keyakinan saya.

Tapi kadang keyakinan saya dikhianati oleh kenyataan.

Terakhir diperbarui pada 24 Juni 2018 oleh

Tags: ArgentinaAS RomaGonzalo Higuainjorge sampaolijuara piala dunia 2018JuventusLionel MessiPaolo Dybalapiala dunia 2018sergio aguero
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Kegilaan Cinta Sejati di Napoli: Antara Sepak Bola dan Maradona MOJOK.CO
Esai

Menyaksikan Kegilaan Cinta Sejati di Kota Napoli: Antara Copet, Kota Bau Pesing, Sepak Bola, dan Maradona

31 Desember 2024
14 Tahun Nyamar Nggak Ketahuan, Udah Kayak Film Korea!
Video

14 Tahun Nyamar Nggak Ketahuan, Udah Kayak Film Korea!

22 Desember 2022
Desa Argentina di Pambusuang gara-gara Maradona
Geliat Warga

Cerita Desa Fans Fanatik Argentina, Saat Maradona dan Messi Turun di Pambusuang

3 Desember 2022
juventus mojok.co
Kilas

Dugaan Financial Fraud di Balik Mundurnya Para Petinggi Juventus

30 November 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Lagu Sendu yang Mengiringi Banjir Bandang Sumatera Barat MOJOK.CO

Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat

6 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.