Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Kalau Anya Geraldine Nggak Mau ‘Speak-Up’ soal Isu Kemanusiaan Emang Kenapa?

Erwin Setia oleh Erwin Setia
3 Juni 2020
A A
Kalau Anya Geraldine Nggak Mau ‘Speak-Up’ soal Isu Kemanusian Emang Kenapa?

Kalau Anya Geraldine Nggak Mau ‘Speak-Up’ soal Isu Kemanusian Emang Kenapa?

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Emang kalau Anya Geraldine speak-up isinya bakal tepat sesuai keinginanmu? Salah-salah, malah kamu anggap blunder dan makin diserang lagi.

Meskipun nama akun Twitter Anya Geraldine adalah “Anya Selalu Benar” (@Anyaselalubenar), pada kenyataannya Anya selalu salah di mata netizen. Tak seperti parasnya yang mulus dan anti-portal, jalan hidup Anya Geraldine di medsos ternyata terjal betul kayak kebijakan pemerintah.

Terutama saat dia ngetwit, selalu saja ada yang bisa menemukan sisi keliru dari kata-kata yang Anya lontarkan. Misalnya Anya ngetwit, “menderita bgt kalo lg dapet gabisa sholat.” Walah, langsung ada yang nyindir: emang kalo lagi ga dapet lo sholat, Nya? (setdah, jahaaatnya).

Anya Geraldine unggah foto, makian dari sudut pandang kesalehan sampai keirian melayang kepadanya. Dan teranyar, Anya lagi asal ngetwit doang, eh ada yang nyeletuk supaya Anya memanfaatkan platform yang dia punya untuk speak up soal isu-isu kemanusiaan.

Menyaksikan nasib yang menimpa Anya, saya jadi sangsi bahwa, “cakep, muda, kaya, dan terkenal,” bikin hidup jadi lebih tenang. Hidup jadi lebih gampang mungkin iya, tapi lebih tenang?

Haaa belum tentu. Apalagi zaman ketika bacot netizen bisa membuat Sulli dan Hana Kimura bunuh diri, kebenaran pernyataan bahwa kalau cantik hidup bakal lebih tenang itu patut dikaji ulang.

Lagipula, dalam banyak hal, Anya Geraldine itu tak lebih dari gadis muda yang sedang memburu eksistensi diri. Ya, kayak kita-kita lah (kita?). Suka jalan-jalan, jatuh cinta, selfie, dan kadang curhat di media sosial.

Meski yaaah, curhat-curhatnya kadang emang rada-rada kontroversial dan bikin netizen terpelatuque. Umpamanya cuitan Anya Geraldine yang bilang, “Kamu boleh bajingan ke aku kalo mukanya begini,” sambil melampirkan foto Zayn Malik.

Kita boleh saja menyebut twit Anya tersebut semata candaan. Tapi, apa boleh buat, sekalipun dia bermaksud guyon belaka, kontennya jelas keliru karena seakan memaklumkan toxic masculinity.

Di situ Anya Geraldine keliru, tapi tak usahlah jadi memburu-buru twit lamanya atau mengomentari semua postingannya dengan umpatan. Boleh jadi Anya emang nggak tahu soal toxic masculinity, karena kehidupannya memang tidak membutuhkan pengetahuan model begitu.

Anya Geraldine cuma artis muda yang menjadikan media sosial sebagai tempat bersenang-senang. Mengharapkan postingan soal HAM di linimasa Anya adalah tindakan yang salah alamat. Anya Geraldine bukan Veronica Koman atau Oki Setiana Dewi.

Jadi, nggak perlu berharap bakal dapat banyak faedah atau pencerahan dari postingan Anya. Lagian itu juga bukan salah Anya, melainkan justru salah kamu, ngapain juga kamu follow dia kalau jiwa aktivismu emang keburu membara begitu dahsyat?

Lagian, kalo Anya Geraldine speak-up soal Black Lives Matters atau isu Papua, apa ngana yakin 100 persen statement yang Anya keluarkan bakal tepat sesuai seleramu? Salah-salah, nanti dia malah bikin blunder parah yang membuat hujatan makin banyak terlempar ke arahnya.

Sudah betul Anya diem-diem aja sambil sesekali ngetwit suka-suka dan berselfie ria. Setidaknya dia sudah mengamalkan hadis man shamata najaa alias barang siapa yang diam maka dia selamat. Cukup lah kelakuan Awkarin tempo hari menjadi sebaik-baik pelajaran untuk kita semua.

Iklan

Sebagai seorang netizen, saya juga heran terhadap netizen-netizen lain se-NKRI. Bisa-bisanya mereka kepikiran gagasan seliar meminta Anya Geraldine speak-up soal isu kemanusiaan?

Bukan apa-apa nih, ya. Kalaupun ngana mau meminta influencer atau artis untuk speak-up, nggak Anya juga atuh. Itu ibarat meminta pendapat secara elaboratif mengenai reaksi kimia beserta penyetaraan persamaan reaksi ke Budi Sudarsono atau Yayuk Basuki.

Kalau ngana ngotot kepengin nyari influencer atawa artis speak up soal isu HAM, mintalah Gita Savitri atau Nissa Sabyan untuk ngomongin soal itu. Gita sering bicara mengenai isu-isu besar, siapa tahu dia punya pendapat yang layak direken mengenai rasisme.

Sementara Nissa, kita tahu, suka membawakan lagu-lagu mengenai rasa cinta kepada Nabi Muhammad—salah seorang yang memiliki rasa cinta begitu tinggi terhadap manusia dan kemanusiaan.

Rasanya lebih masuk akal meminta pendapat Gita dan Nissa—itu pun kalau diperlukan—daripada Anya mengenai isu kemanusiaan. Berbeda halnya kalau yang sedang diperdebatkan adalah “Kiat untuk Tetap Tabah dan Selalu Tersenyum Menghadapi Berbagai Celaan Netizen”. Waitu, barangkali Anya lebih paham kalau soal itu.

Speak-up atau menyatakan kepedulian terhadap suatu isu semestinya berasal dari kesadaran diri sebagai manusia. Bukan lantaran tuntutan orang lain atau keterpaksaan. Hal ini berlaku untuk Anya, Gita, Nissa, Kekeyi, atau rakyat jelata dan netizen banyak bacot kayak kita-kita ini.

Percuma juga menuntut orang untuk bikin statement soal kemanusiaan, kalau kenyataannya dia nggak peduli sama sekali soal itu dan nggak mau tahu. Kita nggak bisa sekonyong-konyong menyebut orang sejenis itu sebagai kaum anti-sosial atau menyindirnya dengan kata-kata semisal, “Di mana sih rasa kemanusiaan lu?”

Boleh jadi, walaupun dia nggak pernah bacot mengenai rasisme di Amerika atau pelanggaran HAM di Papua, diam-diam Anya Geraldine rajin bersedekah kepada orang miskin dan anak yatim. Atau dia lagi sibuk kerja untuk menabung supaya bisa mendirikan tempat ibadah dan sekolah. Jadi, boro-boro speak-up, buka media sosial aja nggak sempat.

Dan ya, ngana tak perlu khawatir-khawatir amat terhadap posisi Anya Geraldine dalam menyikapi isu yang lagi hits. Anya bicara atau tidak bicara, tetap banyak kok para aktivis dan tokoh yang udah speak up.

Ketimbang sibuk nge-judge Anya Geraldine, mendingan ngana inget-inget lagi, sebenarnya ngana follow dan stalking akunnya motifnya apa hayooo? Udah deh, ngaku aja mendingan. Soksokan lagak jadi aktivis lagi.

BACA JUGA Sudah Tahu Bakal Sakit Hati, Malah Masih Kepo Mantan Berulang Kali atau tulisan Erwin Setia lainnya.

Terakhir diperbarui pada 3 Juni 2020 oleh

Tags: AktivisAnya Geraldineisu kemanusiaanPapuaspeak-up
Erwin Setia

Erwin Setia

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tinggal di Bekasi. Aktif menulis cerita pendek dan esai.

Artikel Terkait

Lupakan Garuda Indonesia, Pesawat Terbaik Adalah Susi Air MOJOK.CO
Otomojok

Lupakan Garuda Indonesia, Citilink, dan Lion Air: Naik Pesawat Paling Menyenangkan Justru Bersama Susi Air

10 Desember 2025
Rugi Buka SPBU di Papua? DPR Bisanya Cuma Omong Kosong MOJOK.CO
Esai

Rugi Buka SPBU di Papua? Kalau DPR Menantang, Korporasi Bisa Menantang Balik karena DPR Cuma Bisa Melempar Retorika

3 Oktober 2025
Sejarah Indonesia Berisi Kekerasan dan Negara Paksa Kita Lupa MOJOK.CO
Esai

Sejarah Indonesia Berisi Luka yang Diwariskan dan Negara Memaksa Kita untuk Melupakan Jejak kekerasan itu

30 September 2025
Raja Ampat, Amazon Laut Papua Rusak karena Tambang Nikel MOJOK.CO
Esai

Anak Muda Raja Ampat Menantang Tambang Nikel: Ketika Tambang Nikel Merusak Amazon Laut Milik Rakyat Dunia

5 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.