Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Setelah 10 Tahun Merantau di Jogja, Orang Jombang Malah Trauma dengan Berita Buruk Khususnya Pembacokan dan Klitih

Deby Hermawan oleh Deby Hermawan
1 April 2025
A A
10 Tahun di Jogja, Mental Orang Jombang Ambruk karena Klitih MOJOK.CO

Ilustrasi 10 Tahun di Jogja, Mental Orang Jombang Ambruk karena Klitih. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Jombang dan Jogja memiliki kesamaan. Keduanya sama-sama berbudaya, tapi di sisi lain, jalanan mereka dikuasai kejahatan. Kontradiksi.

“Suasana di kota santri asyik senangkan hati.” Penggalan lirik lagu “Kota Santri” yang saya comot, akan berbeda 180 derajat dengan keadaan kota santri, Jombang, akhir-akhir ini.

Saya mudik ke Jombang tepat H-4 Lebaran kemarin. Kebiasaan saya saat pulang ke rumah adalah menghubungi beberapa karib untuk nongkrong. Belum genap 3 jam, dengan sisa kopi setengah gelas, sudah puluhan kali kata “pembacokan” muncul dalam obrolan kami. 

“Aku balik dulu, wes wayahe jalanan dikuasai gaman,” gumam teman saya sembari membereskan barang-barangnya. Perbincangan tentang kejahatan jalanan di Jombang harus berakhir tepat pukul 11 malam. Tepat ketika salah satu teman saya pamit pulang duluan sebab takut menjadi korban selanjutnya.

Begitulah Jombang hari-jari ini. Sepuluh tahun tinggal di jogja tidak membuat mental saya kebal tentang berita buruk dari jalanan.

Kekerasan dan kejahatan jalanan di Jogja

Tahun ini, tepat satu dekade saya tinggal di Jogja. Kekerasan jalanan sudah menjadi bagian dari lansekap harian. 

Bagaimana tidak, baru beberapa minggu tinggal di Jogja, mata saya terbelalak melihat kejadian yang tidak biasa. Bayangkan saja, tepat di depan matamu yang masih newbie di tanah rantau, harus melihat adegan kejar-kejaran dengan membawa parang. Pemandangan ini sangat kontras dengan adegan di FTV, yang biasa saya tonton di SCTV.

Setelahnya, saya tersadar bahwa hal-hal semacam ini bisa menimpa saya kapan saja di Jogja. Klitih, tawuran antar-suku, demonstrasi yang sesekali berujung ricuh, hingga perselisihan suporter bola, semua itu membentuk pola pikir bahwa jalanan punya aturannya sendiri. 

Jalanan adalah arena pertarungan yang paling luas tanpa wasit. Hanya ada satu aturan, yang menang akan melenggang mencari tantangan berikutnya. Yang kalah? Bisa kapan saja membalas dendam ke siapa saja yang telah masuk arena.

Di Jogja, klitih menjadi momok utama yang selalu mengintai. Target yang acak, serupa peluru nyasar. Siapa saja bisa jadi korban. 

Ketakutan tercecer di sepanjang jalan saat musim klitih tiba. Menurut buku Jogja Bab Getih dan Klitih yang ditulis Gusti Aditya, fenomena klitih adalah fenomena musiman. Ia menuturkan cukup gamblang,

“Ketika pengawasan mulai mengendur, para remaja ini akan kembali ke jalanan, dan barangkali dengan tingkat kebrutalan yang meningkat.”

Pengalaman saya selama 10 tahun di Jogja seketika remuk melihat ketakutan kolektif di teman-teman saya. Cerita-cerita tentang klitih dan kekerasan jalanan nuansanya cukup berbeda saat saya mendengar itu di Jombang. 

Padahal, Jombang ini punya begitu banyak pesantren di beberapa daerahnya. Predikat kota santri tidak serta merta membuatnya lebih santun dari kota pelajar.

Iklan

Baca halaman selanjutnya: Makasih klitih, mental saya jadi rusak.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 2 April 2025 oleh

Tags: JogjaJombangkejahatan jalanankejahatan jalanan Jogjaklitihkota santri
Deby Hermawan

Deby Hermawan

Bekerja kantoran setiap Senin hingga Jumat sebagai marketing di sebuah penerbitan buku. Menerbitkan 3 edisi zine digital pribadi sebagai piranti menolak gila bertajuk "Painless Killer". Saat ini sedang berusaha menerbitkan zine fisik.

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Macam-macam POV orang yang kehilangan botol minum (tumbler) kalcer berharga ratusan ribu MOJOK.CO

Macam-macam POV Orang saat Kehilangan Tumbler, Tak Gampang Menerima karena Kalcer Butuh Dana

28 November 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.