Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Hikayat Penjahat Bermotor yang Baik Hati dari Makassar

Ibe S Palogai oleh Ibe S Palogai
12 Maret 2015
A A
Hikayat Penjahat Bermotor yang Baik Hati dari Makassar

Hikayat Penjahat Bermotor yang Baik Hati dari Makassar

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Jika yang kamu ketahui tentang Makassar sebatas masyarakatnya terkenal kasar, bersuara besar, banyak makan, dan pemudanya sering gagal move on, maka kamu harus membaca hikayat penjahat bermotor ini agar terhindari dari stereotipikal. Itu semua hanya buatan media, Daeng!

Memahami hikayat penjahat bemotor di kota Makassar, sama pentingnya dengan memahami perasaan perempuan Makassar. Dua kerumitan yang sepadan tapi resikonya berbeda.

Berikut hikayat penjahat bermotor di Makassar. Cekidot!

Penjahat Bermotor Generasi Revolusi

Pada masa itu, daging Coto Makassar masih diambil dari sapi lokal. Sapi ini memakan rumput lokal. Rumput yang tumbuh itu mengandung zat hara lokal. Jeruk nipis, dan rempah-rempahnya juga lokal. Kecuali sendok, itu buatan Cina–hingga lahir guyonan, di dunia ini hanya ada dua pencipta, Tuhan dan Cina.

Lah, apa hubungannya penjahat bermotor dengan coto Makassar? Banyak. Banyak sekali. Orang Bugis-Makassar percaya kalau apa yang manusia makan dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang.

Konon, makanan favorit pemimpin penjahat bermotor generasi revolusi adalah coto Makassar. Bahkan, sebelum beraksi, ia menyantap coto bersama pasukannya. Ini semacam ritual. Setelah makan, pemimpin itu membaca Sure’ La Galigo dan menutupnya dengan pappaseng–pesan moral kepada anggotanya. Penjahat punya moral? Iyalah!

Tidak heran ketika masa itu, penjahat bermotor memiliki idealisme yang kuat dalam melakukan aksinya. Mereka tidak menyerang warga sipil dan hanya menyerang simbol-simbol kapitalis. Seperti Alfamart, Indomart, dan mart-mart lain.

Selain karena coto Makassar, pertemuan pemimpin penjahat bermotor itu dengan Karl Marx, Ahok, Robin Hood, Nietzsche, Biksu Eustace, dan I Tolok di Hutan Sherwood memiliki andil besar mempengaruhi pemikiran pemimpin penjahat bermotor.

Penjahat Bermotor Generasi Demokrasi

Dinasti penjahat bermotor generasi revolusi selesai, tumbuhlah generasi demokrasi. Era ini ditandai dengan kian banyaknya Junk Food berdiri di Makassar—makanan cepat saji, tidak sehat, bergizi rendah. Tapi mengapa orang lebih bangga menyantapnya dari pada Songkolo Bagadang? Entahlah, nakke kadang heran tong saya.

Pemimpin penjahat bermotor generasi ini menjadikan Pizza sebagai makanan favoritnya. Dia bahkan bekerja sama dengan Raffaele Esposito di Italia agar dikirimi Pizza perawat perjuangan.

Pemimpin ini sebenarnya berusaha mengembalikan Pizza pada khitah awalnya sebagai makanan rakyat jelata. Sayangnya, makanan yang populer pertama kali di Napoli itu sudah terlanjur menjamur dan dianggap makanan kelas menengah ke atas sampai puncak.

Penjahat bermotor generasi ini memang senang mengadopsi teori asing, sehingga menganggap dirinya lebih cerdas dari pendahulunya. Mereka mulai meninggalkan pappaseng dan menyerang warga sipil, wartawan, penyair, jomblo, tapi tidak dengan perempuan.

Iklan

Saya sendiri pernah terselamatkan dari hantaman balok penjahat bermotor ketika membonceng mantan saya, “Jangan tawwa, ada cewek dia bonceng.” Padahal pengendara lelaki di depan saya sudah jatuh terkulai hantaman balok sebesar leher Mike Tyson.

Satu hal yang patut dipelajari dari generasi ini karena menjunjung harkat dan martabat perempuan. Alasan tidak melukai perempuan bukan karena menganggap perempuan lemah. Bukan. Mereka memandang ini hanya urusan lelaki. Jika melibatkan perempuan, mereka merasa membunuh siri’ na pacce dalam dirinya.

Penjahat Bermotor Generasi Khilafah

Generasi terakhir dari penjahat bermotor ini ditandai dengan banyaknya warga sipil yang menjadi korban. Mereka tidak lagi melihat jenis kelamin dalam menyerang. Jam beraksi mereka juga semakin sulit ditebak. Jika dua generasi sebelumnya melakukan aksi pada tengah malam. Yang terakhir ini sudah berani di awal malam, sore hari, bahkan kadang subuh hari.

Pemimpin pasukan ini mengeluarkan titah, semua orang di luar kelompoknya kafir dan hartanya halal untuk dirampas. Ia dibutakan kekayaan demi kejayaan kelompoknya. Itu membuatnya lupa makna penting dari kata sipakatau–memanusiakan manusia.

Hal ini tidak terlepas dari dibukanya perdagangan bebas. Itu membuat banyak buku bacaan luar masuk ke Makassar dan mempengaruhi perkembangan anak mudanya. Beberapa nilai lokal mulai menghilang.

Beruntung, masih banyak anak muda kreatif yang terus menjaga nilai A’bulo sibatang. Didirikanlah taman baca dan komunitas seperti Katakerja, Kedai Buku Jenny, Rumata’  atau media alternatif seperti Makassarnolkm.com dan Revi.us. Tidak lupa kegitan rutin juga diselenggarakan untuk menjaga semangat ma’gau baji, salah satunya Makassar International Writers Festival.

Itulah tadi ringkasan hikayat penjahat bermotor di Makassar. Untuk membantu kamu memahami karakter orangnya, datanglah dan rasakan bagaimana kota ini dapat membuatmu menjadi romantis–cara lain, cobalah pacaran dengan pemuda Makassar. Karena Makassar tidak setipis koran dan sekecil televisi di rumahmu.

Oh iya, ada kabar terbaru, belasan penjahat bermotor baru-baru ini mengadakan musyawarah di warung kopi Cancer. Mereka merumuskan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dan menamai kelompok mereka Penjahat Bermotor yang Baik Hati. Kelompok ini ingin pemerintah kota sadar bahwa masalah penjahat bermotor tidak selesai hanya dengan bantuan kuasa polisi dan tentara. Kita butuh cara-cara kebudayaan.

Maka sebelum kota Makassar hilang dan menggadaikan kenangan kita, mari lestarikan semangat Kuru Sumange seperti negara yang selalu merawat Pancasila.

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2021 oleh

Tags: #PekanMenulisKotaKatakerjaMakassarRevolusi
Ibe S Palogai

Ibe S Palogai

Artikel Terkait

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO
Esai

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
KKN UGM Naik Kapal Pelni MOJOK.CO
Otomojok

Pengalaman KKN UGM Naik Kapal Pelni Menuju Maluku: Tiketnya Murah, Fasilitas Lengkap, Bonus Sarang Kecoak!

21 Juli 2024
Dokter Gigi Muda Terjerat Pinjol untuk Foya-Foya MOJOK.CO
Ragam

Terjerat Pinjol untuk Puaskan Hasrat Foya-Foya, Terpaksa Jual Emas Ibu dan Gadaikan SK ASN hingga Nyaris Bunuh Diri karena Mumet Lunasi Tagihan

9 Mei 2024
Susah-susah Kuliah Jadi Dokter Gigi tapi Berantakan Gara-Gara Bipolar, H-1 Tunangan Dibatalkan karena Calon Mertua Tak Mau Punya Mantu Gangguan Mental MOJOK.CO
Ragam

Susah Payah Kuliah Kedokteran Gigi, Setelah Jadi Dokter Gigi Bergaji Besar Malah Gangguan Jiwa sampai Tunangan Dibatalkan Calon Mertua

3 Mei 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025
Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.