Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Dipengaruhi Filosofi Cina, Apakah Prabowo Tak Lagi Anti-Aseng?

Novi Basuki oleh Novi Basuki
14 Desember 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Citra Prabowo yang anti-aseng, sepertinya tidak akan berlaku lagi. Prabowo bilang sih, justru kepemimpinannya sangat dipengaruhi oleh filosofi Cina.

Naga-naganya, Pak Prabowo sepertinya betul-betul mau menanggalkan citra dirinya sebagai seorang nasionalis nan anti-aseng. Sebagaimana yang tak henti-hentinya dikoarkan-koarkan oleh pendukungnya selama ini.

Buktinya, menjelang tiga purnama sehabis ikut merayakan hari kemerdekaan ke-69 Cina yang digelar Kedutaan Besar Cina di Hotel Shangri-La Jakarta, calon presiden nomor urut dua itu kembali menghadiri undangan makan malam dan ramah tamah bersama para pengusaha Tionghoa di Super Ballroom Suncity, Jakarta Barat, Jumat malam (7/12) silam.

Dilaporkan CNN Indonesia, dalam gala yang disebut terakhir, Pak Prabowo menerima sumbangan dana sebesar Rp460 juta. Beliau juga dihadiahi patung emas bermotif naga serta lukisan wajah dirinya bersama tandemnya, Sandiaga Uno. Mereka pun didoakan dapat terpilih menjadi presiden dan wakil presiden dalam pemilu 2019 mendatang. Amitābha~

Belum berhenti di situ. Jika dulu Pak Prabowo menegaskan bahwa ‘Cina sangat penting bagi Indonesia’ dan meminta kita menjalin relasi yang apik serta meningkatkan ‘hubungan dalam tingkat yang lebih baik dan saling membantu’ dengan Cina. Kali ini bekas Komandan Jenderal Kopassus tersebut membuat pernyataan yang tak kalah bakal bikin cebong sekolam nyengir kuda.

Betapa tidak? Label antek aseng yang hampir lima tahun dilekatkan kepada Pak Jokowi sebagai pujaan para cebong, jelas akan auto buyar karenanya.

Tak percaya? Berikut saya comotkan pengakuan Pak Prabowo yang saya maksud:

“Bahwa dalam menjalankan kepemimpinan, saya banyak sekali dipengaruhi oleh sejarah Tiongkok, oleh filosofi Tiongkok, oleh pelajaran-pelajaran Tiongkok.

Saya menyesal saya baru ketemu [falsafah-falsafah Tiongkok] ini sesudah saya pensiun [dari kemiliteran]. Kalau saya ketemu ini waktu saya mayor, mungkin sudah lama [saya] jadi presiden.”

Sebenarnya, tanpa diakui pun, saya percaya bahwa kebijaksanaan-kebijaksanaan Cina telah amat banyak memengaruhi gaya kepemimpinan Pak Prabowo. Pasalnya, setelah saya perhatikan dengan saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, saya merasa pengaruh ajaran-ajaran Cina yang akan saya coba uraikan di bawah ini memang sangat kentara pada sosok Pak Prabowo.

Pertama, orang yang budiman (junzi) itu, kata Konghucu dalam kitab Lun Yu bab 2 ayat 13, adalah mereka yang “mendahulukan pekerjaannya, lantas menyesuaikan kata-katanya” (xian xing qi yan, er hou cong zhi).

Saya pikir wejangan mahaguru cum filsuf besar Cina kelahiran 551 SM ini yang paling besar pengaruhnya terhadap Pak Prabowo. Pasalnya, sebagai seorang calon pemimpin yang budiman, kita semua sudah mafhum bahwa Pak Prabowo senantiasa menyinkronkan setiap perkataannya dengan perbuatannya. Beliau bukanlah seorang yang mencla-mencle, alias esuk dele sore tempe.

Oleh karena itu, ketika Pak Prabowo dalam banyak kesempatan berpidato dengan berapi-api mengenai kekayaan Indonesia yang bocor ke asing. Sementara yang dipunyai Indonesia tinggal utang dan hanya membikin kita makin missqueen, beliau dalam setiap tindak tanduknya tidak pernah mendekat ke asing—apalagi ke aseng yang komunis laknatullah, kandidat pasti penghuni abadi kerak neraka. Tentu saja, yang bersua dengan duta besar Cina dan pengusaha Tionghoa itu, jelas hanyalah stuntman belaka.

Bukan apa, Pak Prabowo paham betul bahwa—laiknya yang diwanti-wantikan Tang Zhen (1630–1704), cendekiawan Dinasti Qing, dalam Qian Shu, bukunya yang masyhur—“negara akan jaya dengan kerja nyata, akan binasa dengan retorika” (yi shi ze zhi, yi wen ze bu zhi).

Iklan

Pak Prabowo yang berjiwa patriotik ini, tentu tak ingin melihat Indonesia yang teramat dicintainya ini bubar seperti yang diramalkan novel asing Ghost Fleet yang pernah dikutipnya dulu.

Karena itu, selain konsisten dengan kata-katanya, beliau selalu membuktinya dengan torehan prestasi-prestasi gemilang untuk bangsa Indonesia agar tidak dicap omong doang. Tak perlulah saya sebutkan satu per satu capaian-capaian beliau di masa lalu. Saya yakin tuan dan puan sekalian sudah cukup tahu.

Kedua, “Yang tahu kalau rumah itu bocor adalah orang yang tinggal di bawahnya; yang tahu kalau pemerintahan itu gagal adalah rakyat jelata” (zhi wu lou zhe zai yu xia; zhi zheng shi zhe zai cao ye).

Petuah filsuf Dinasti Han bernama Wang Chong (27–100 SM) yang saya kutip dari mahakarnya yang berjudul Lun Heng ini, sudah barang tentu juga sangat menginspirasi Pak Prabowo.

Oh, jelas, sebagai rakyat jelata yang kepemilikan hartanya naik Rp500 miliar dari yang Rp1,4 triliun pada 2014 ke Rp1,9 triliun pada 2018, Pak Prabowo tahu betul pemerintahan sebelumnya telah gagal menyejahterakan rakyatnya.

Pak Prabowo tentu sangat prihatin melihat kondisi Indonesia sekarang yang telah semencekam deskripsi kitab Yan Tie Lun jilid 3 ini: “Di dapur orang kaya, daging tertimbun hingga busuk, sedangkan rakyat menderita kelaparan. Kuda orang kaya di kandang gemuk-gemuk, sedangkan di jalan bertumpuk orang gelagapan butuh makanan” (chu you fu rou, guo you ji min. Jiu you fei ma, lu you nei ren).

Makanya, Pak Prabowo sebagai representasi wong cilik penyuka kuda berharga milyaran, ia mati-matian mencalonkan diri sebagai presiden untuk memperjuangkan nasib kaumnya yang kian menderita lantaran hidup di negara gagal, karena kelakuan petingginya yang Cuma bisa berfoya-foya.

Hal ini dikarenakan, beliau sadar betul bahwa—seperti diterangkan kitab Guo Yu yang konon disusun oleh Zuo Qiuming, sejarawan abad ke-5 SM—“Rakyat muak terhadap penguasa yang bermewah-mewahan. Karena itu, jangan salahkan jika mereka melawan dan memberontak terhadap kekuasaannya” (min ji jun zhi chi ye, shi yi sui yu ni ming).

Intinya, “Kalau rakyat masih belum hidup berkecukupan, bagaimana mungkin seorang pemimpin tega hidup berlebih-lebihan?” (baixing bu zu, jun shu yu zu?). Ya, pertanyaan retorik Konghucu dalam Lun Yu bab 12 ayat 9 ini, menjadi prinsip yang dipegang teguh oleh Pak Prabowo.

Ketiga, “Sebagai seorang pemimpin, tidak boleh terlalu gampang percaya terhadap kabar burung” (wei ren jun zhe bu duo ting). “Dan janganlah merasa malu untuk bertanya kepada orang yang kau anggap tak lebih tahu darimu” (bu chi xia wen).

Fatwa filsuf Shen Dao (350–275 SM) dan Konghucu yang masing-masing termaktub dalam kitab Shen Zi dan Lun Yu bab 5 ayat 15 itu sudah diejawantahkan dengan sangat paripurna oleh Pak Prabowo.

Maaf, sekadar mengingatkan. Saat aktivis terkemuka Ratna Sarumpaet yang wajahnya lebam-lebam mengaku karena dianiaya orang-orang tak dikenal, alih-alih akibat operasi plastik. Misalnya, ketika itu Pak Prabowo tidak serta merta memercayainya. Beliau tidak grusa-grusu, dan memilih bertabayun terlebih dahulu.

Kepada siapa? Tentu saja, pada Fadli Zon dan dokter gigi.

Terakhir diperbarui pada 14 Desember 2018 oleh

Tags: filosofi CinaPilpres 2019prabowoprabowo anti-aseng
Novi Basuki

Novi Basuki

Kandidat Doktor di Sun Yat-sen University, Guangdong, Cina.

Artikel Terkait

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO
Esai

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Video Prabowo Tayang di Bioskop Itu Bikin Rakyat Muak! MOJOK.CO
Aktual

Tak Asyiknya Bioskop Belakangan Ini, Ruang Hiburan Jadi Alat Personal Branding Prabowo

16 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.