Kalau untuk Deddy Corbuzier, saya punya asumsi.
Asumsi pertama, ahli sulap ini mungkin murni penasaran. Konon, rasa penasaran adalah kunci agar seseorang terlihat cerdas. Atau, kalau kata almarhum dosen saya, rasa penasaran adalah karcis masuk menuju filsafat. Tentu Deddy Corbuzier berhak terlihat cerdas. Setiap usaha yang menghalangi anak bangsa menjadi cerdas adalah bertentangan dengan konstitusi.
Nabi Ibrahim bertanya-tanya tentang Tuhan, dia penasaran apakah penguasa semesta raya adalah bintang atau bulan atau matahari. Newton ketimpa buah apel saat duduk-duduk di bawah rindang pohonnya, dan ilmuwan ini penasaran seperti apakah gravitasi. Seorang anak (yang adalah adik saya sendiri) membuka dan menutup pintu kulkas. Dia ingin tahu siapakah monster gabut yang menyalakan saklar di dalam lemari pendingin itu.
Ketiga contoh yang saya sebutkan di atas memang contoh orang cerdas. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang berlebih. Rasa penasaran hadir karena suatu permasalahan terasa dekat, penting, namun dia belum memiliki akses terhadap informasi tersebut.
Namun untuk Deddy Corbuzier? Dia berusia dewasa, memiliki akses pengetahuan yang memadai, dan hidup di era keberlimpahan informasi. Rasa penasarannya terlihat konyol. Bagaimana membuktikan sesuatu yang parameternya dianggap, oleh WHO sendiri, tak ilmiah dan melanggar HAM. Pengecualian jika Deddy menganggap WHO adalah kacung elite global.
Jauh sebelum kasus ini, Deddy juga melontarkan lelucon tentang keperawanan. Itu terjadi saat seorang selebgram berniat menjual keperawanannya seharga dua miliar. Demi galon kosong, Deddy Corbuzier meracau bahwa dia sanggup membelinya tetapi dengan jaminan garansi. Ini semakin menandakan bahwa perkara keperawanan memang genting baginya.
Asumsi yang kedua, Deddy Corbuzier mungkin kurang bercakap-cakap dengan istrinya sendiri. Karena pendapat keduanya sangat bertentangan; Sabrina terlihat sangat bijak dan memiliki visi, Deddy Corbuzier terlihat sebaliknya.
Entah karena terlalu sibuk, atau alasan-alasan lain, keduanya mungkin jarang bertukar pendapat. Tapi untuk urusan ini saya tidak akan berkomentar lebih jauh. Saya tidak berminat ikut campur dalam persoalan rumah tangga orang lain. Saya bisa mengontrol rasa penasaran. Saya bukan Deddy Corbuzier.
BACA JUGA Hidup Tak Semudah ‘Cocote’ Deddy Corbuzier dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.
Penulis: Muhammad Nanda Fauzan
Editor: Yamadipati Seno