Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Bikini Dinar Candy VS Pemerintah yang Nafsuan

Made Supriatma oleh Made Supriatma
9 Agustus 2021
A A
Bikini Dinar Candy VS Pemerintah yang Nafsuan

Bikini Dinar Candy VS Pemerintah yang Nafsuan

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Apa yang Dinar Candy sampaikan? Dia keberatan dengan ketidakjelasan waktu PPKM. Tapi cuma dia yang berani nantang.

Dinar Candy. Saya tidak pernah mendengar namanya sebelumnya. Seperti juga nama sebagian besar para selebriti Indonesia. Namun nama ini pada beberapa hari ini memancing kontroversi.

Pada Senin pekan lalu, Dinar Candy meminta ketegasan pemerintah apakah PPKM ini akan diperpanjang atau tidak. Dia menulis kepada Presiden di akun media sosialnya.

“Bapak Jokowi yang terhormat, ini PPKM gimana diperpanjang atau tidak? Jangan lama-lama, Pak, saya stres, lama-lama saya saking stresnya pengen turun ke jalan pakai bikini.”

Dan persis itulah yang Dinar Candy lakukan beberapa waktu kemarin. Turun ke jalan dengan hanya mengenakan bikini sambil membawa papan yang bertuliskan, “Saya Stres Karena PPKM Diperpanjang.”

Kita paham poin yang ingin Dinar Candy sampaikan. Dia keberatan dengan PPKM. Banyak orang merasa kebosanan dan kejengkelan seperti yang dia alami.

Namun bukan pesannya yang menjadi masalah. Pesan seperti ini tidak terlalu sulit untuk diatasi. Pemerintah punya serdadu-serdadu online yang siap mematikan tidak saja is pesannya namun juga penyampai pesannya (messenger).

Yang menjadi soal adalah bikininya. Pesan yang disampaikan Dinar Candy hilang ditelan oleh pakaiannya sendiri, menyublim ditelan oleh bikininya sendiri.

Saya membaca tanggapan seorang professor ahli hukum dari Universitas Jendral Soedirman di Purwokerto. Si Guru Besar mengatakan bahwa Dinar berpeluang untuk dijerat UU No. 48/2008 tentang Pornografi.

“Wah, bisa sekali (terjerat UU Pornografi). Protes boleh tetapi yang santun, berdasar pada norma yang berlaku dalam masyarakat,” kata Sang Guru Besar.

Apakah dia melanggar Pasal 36 UU Pornografi?

Sang Guru Besar berargumen bahwa tindakan Dinar Candy ini harus dilihat dalam unsur tempat, yakni di tempat umum.

“Masalahnya kan di tempat umum, asas kepantasan dan kepatutan yang menjadi dasar,” kata si guru besar.

Ancaman hukuman untuk itu? 10 tahun!

Iklan

Ya benar, ancaman 10 tahun untuk melakukan protes dengan berbikini di tempat umum di tengah-tengah PPKM.

Saya bukan ahli hukum. Tapi saya ada beberapa pertanyaan. Pertama, apa yang disebut tempat umum? Apakah orang berbikini dan disiarkan di televisi atau media digital itu tempat privat atau tempat umum?

Kedua, asas kepantasan dan kepatutan. Hukum itu selalu menuntut kepastian (certainty). Apa yang disebut pantas dan patut? Siapakah yang mendefinisikan pantas dan patut?

Juga norma-norma. Yang mana yang norma, yang mana yang tidak?

Kita tahu norma itu berkembang. Dan seringkali siapa yang mendefinisikan apa yang pantas, yang patut, yang menentukan norma, yang menentukan apa yang sopan dan santun… adalah mereka yang memiliki kekuasaan.

Dan apakah yang memiliki kekuasaan itu mendapatkannya dengan kepantasan, kepatutan, dan norma-norma seperti yang diabtraksikan oleh seorang guru besar tersebut?

Sekjen sebuah organisasi agama besar di Indonesia baru saja menyerukan agar kita waspada terhadap “politisi lele”. Yang dia maksudkan adalah politisi yang hidup makmur dan berkuasa di tengah-tengah air keruh. Seperti lele menjadi gemuk di air keruh.

Hei, bukankah itu adalah cara kita memilih pemimpin? Mengeruhkan air, mengantagoniskan antar-golongan dalam masyarakat?

Dan mereka yang mengeruhkan air itu sekarang menentukan apa yang pantas, patut, dan mana yang sesuai norma?

Lalu bagaimana kita harus menilai protes Dinar Candy ini? Apakah dia pantas menerima ancaman penjara 10 tahun dari negara hanya karena dia protes berbikini di tepi jalan raya? Apa isi protes Dinar Candy tidak perlu direken sama sekali?

Kalau yang melakukan ini adalah seseorang tak dikenal di antah berantah sana, dengan pakai bikini yang sama, apa negara akan melakukan hal yang sama?

Atau karena ini yang melakukan seseorang yang terkenal, lalu perhatian masyarakat jadi mengemuka, memancing diskusi di mana-mana, dan negara jadi merasa turun untuk meredam pengaruhnya? Perlu untuk kill the messenger?

Hukum kita sangat terkenal kelonggarannya, juga terkenal bengkok dalam penegakannya. Dan masyarakat kita, sekalipun sangat gandrung dengan pornografi di dalam kamar, sangat konservatif di depan orang banyak.

Saya kira, untuk agak fair, kita selesaikan dengan cara begini saja.

Kalau Anda pria, dan Anda melihat Dinar Candy dengan bikini, Anda tidak ngaceng (lepas dari Anda menderita impotensi), maka Anda tidak boleh menghukum Candy.

Dia tidak merugikan Anda. Toh dia tidak berpengaruh apapun terhadap Anda. Demikian juga kalau Anda perempuan, abaikan saja. Dinar Candy tidak merugikan Anda.

Nah lain soalnya kalau begitu melihat Dinar Candy atau bahkan melihat gambarnya saja, Anda langsung nafsu. Nah, Anda bisa menuntut dia untuk bertanggung jawab. Tentu dengan pembuktian bahwa Dinar Candy-lah yang membuat Anda nafsu.

Lalu bagaimana dengan anak-anak? Bukankah bikin itu tidak baik untuk anak di bawah umur?

Oh itu gampang. Anda menjadi pencandu situs dan video porno itu apakah karena waktu kecil melihat orang berbikini di jalan? Kan tidak.

Kalau anak Anda laki-laki, dan dia ngaceng melihat Dinar Candy atau gambarnya, jelaskan saja pada dia bahwa itu normal dan tanda sehat.

Kecuali kalau Anda menganggap kengacengan adalah sebuah kebiadaban… nah, saya anjurkan Anda menuntut Dinar Candy bertanggung jawab atas kengacengan anak Anda itu.

Persis seperti yang mempermasalahkan bikini Dinar Candy itu.

Mereka menganggap nafsu seksual adalah kebiadaban, tapi tidak dengan nafsu menggarong duit negara, nafsu menyuap penegak hukum yang mulia, sampai nafsu korupsi dana bansos setelah sebelumnya merevisi undang-undangnya.

Oh ya, mereka yang demen ngurusi hal ngaceng-ngaceng seperti ini lah yang konon mau jadi champion membuat baterai, bukit algoritma, sampai mobil listrik.

Sebentar, setrumnya emang dari mana ya? Dari ngaceng?

BACA JUGA Brutalnya Hidup di Negara kayak Indonesia: Negara ‘Survival of The Fittest’ dan tulisan Bli Made Supriatma lainnya.

Terakhir diperbarui pada 9 Agustus 2021 oleh

Tags: Bikinidana bansosdinar candynafsuanngacengpemerintahppkm
Made Supriatma

Made Supriatma

Peneliti dan jurnalis lepas.

Artikel Terkait

Parkir Liar Susah Diberantas, Siapa yang Membekingi?
Video

Parkir Liar Susah Diberantas, Siapa yang Membekingi?

10 Juni 2024
pencabutan ppkm mojok.co
Kesehatan

Setelah Pencabutan PPKM, Pemda DIY Tunggu Kepastian Nasib Satgas COVID-19

3 Januari 2023
ppkm dicabut mojok.co
Kilas

PPKM Dicabut, Pemda DIY Berlakukan Regulasi Lokal

1 Januari 2023
PPKM dicabut
Kilas

Jokowi Cabut Status PPKM, Sri Sultan Minta RS Tetap Berjaga

28 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.