Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Begini Loh Rasanya Masuk Grup Relawan Jokowi Sekaligus Grup Relawan Prabowo

Moddie Alvianto W. oleh Moddie Alvianto W.
12 Maret 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Simak pengalaman saya masuk ke lebih dari 70 grup WhatsApp relawan Jokowi sekaligus relawan Prabowo. Dijamin mamam!

Dalam kurun waktu sebulan ini, saya sengaja bergabung dengan grup-grup WhatsApp, baik yang berisikan relawan Jokowi maupun yang berisi relawan Prabowo. Bergabungnya saya di situ bukan tanpa sebab. Saat mengisi waktu senggang, saya iseng buka YouTube. Saya ketik kata kunci “Jokowi”, lalu menemukan banyak sekali video terkait. Pada bagian narasi, ada cara bergabung grup relawan Jokowi, dan di situlah akhirnya saya memutuskan mencoba bergabung.

Hal yang sama terjadi ketika saya mengetikkan kata kunci “Prabowo”. Sama pula seperti di atas, pada bagian narasi video yang saya temukan, ada ajakan bergabung menjadi relawan Prabowo, dan saya pun masuk di dalamnya.

Ketika masuk ke dua grup tersebut, ada tawaran lagi untuk bergabung di grup serupa, tapi dengan kategori yang berbeda: kategori regional. Maka, masuklah saya dalam grup-grup regional tersebut.

Hingga kini, terhitung lebih dari 70 grup telah saya masuki, baik untuk grup relawan Jokowi maupun relawan Prabowo. Iya, iya, selo banget, ya, saya? :)))

Mulanya, saya mengamati setiap grup tiap enam jam. Saya buka satu per satu untuk melihat: apa aja, sih, perbincangannya? Tapi lama-kelamaan, terpaksa saya memilih opsi mute untuk satu tahun di semua grup, baik Jokowi maupun Prabowo.

Loh, kenapa?

Ya gimana, ya, mereka—para relawan itu—tak pernah berhenti menuangkan ide, memberikan pendapat, atau membagi kabar, entah itu benar atau tidak. Pernah, suatu kali, saya tak menyentuh si grup relawan Jokowi selama hampir satu hari. Tahu apa yang terjadi?

Pas iseng buka ponsel, ternyata sudah ada notifikasi yang menandakan adanya lebih dari 1.000 percakapan!

Tapi, grup relawan Prabowo seakan tak mau kalah. Bahkan, sepertinya, ada grup yang dalam waktu 24 jam seolah-olah tak pernah berhenti untuk bercakap-cakap. Duh, militan sekali rang-orang ini!

Mereka, baik relawan Jokowi maupun Prabowo, sepertinya tidak akan rela jika jagoannya kalah. Mereka berupaya gimana caranya menguatkan hati, mencurahkan pikiran dan tenaganya agar jagoannya bisa menang.

Hmmm, menarik. Soalnya, sepengetahuan saya, relawaan itu, kan, tidak mendapatkan bayaran. Tapi, kok, mereka bisa mau-mau aja, ya, sefanatik itu? Menggempur terus menerus!

Dan, topik yang dimainkan pun masih sama seperti lima tahun yang lalu. Kalau Jokowi dicitrakan sebagai anak PKI, antek Cina, dan anti-Islam, Prabowo dicitrakan sebagai pelanggar HAM, tak memiliki pengalaman birokrasi, dan militer. Ya mbulet di situ-situ saja.

Yang menarik adalah cara mereka mengantisipasi penyebaran hoaks. Maklum saja, dalam grup-grup tersebut, isinya tak hanya orang-orang tua. Anggotanya sungguh beragam, mulai dari anak SD menjelang UAN, hingga bapak-ibu yang berusia 60-an tahun ke atas.

Iklan

Lantas, apa yang mereka lakukan dalam mencegah hoaks?

Caranya, di setiap post, mereka selalu membubuhkan penanda. Tulisannya: “INFO VALID”. Mereka tak lagi sekadar mengabarkan, “Maaf, sekadar mengingatkan” atau “Info ini copas dari grup sebelah”.

Tentu saja, itu terobosan yang unik, seolah-olah menggiring pembaca untuk percaya dengan kata valid.

Tapi, yang menjadikan hal ini aneh adalah informasi yang menurut saya cuma othak-athik gathuk, tapi ditulis valid. Contohnya:

INFO VALID

Apakah ini kebetulan ?

WALLAHUA’LAM

Nama sebutan presiden RI :

“JOKOWI “

J : huruf ke-10

O: 15

K : 11

O : 15

W: 23

I : 9

Jumlah : 83

Coba kita lihat dalam Al-Qur’an surat ke 83, eee ternyata Surat:

“Al MUTHAFFIFIN”

(Orang-orang yang curang)

“PRABOWO”

P : huruf ke 16

R : 18

A : 1

B : 2

O : 15

W: 23

O : 15

Jumlah: 90

Kita lihat dalam Al Qur’an, eee ternyata surat ke 90:

“AL BALAD “

*( NEGARA )

Silahkan pilih!

01 “Orang2 yg curang” /almuthaffifin CURANG atau 02 “NEGARA” / albalad negarawan

Mari kita sebar ke temen2/saudara2 kita bila Anda ingin perubahan Indonesia yg lebih baik lagi.

Masih kurang absurd? Nih, saya kasih contoh yang lain:

INFO VALID

ATAS RAHMAT TUHAN YME; PEMILIHAN PRESIDEN NKRI 2019 TEPAT 17 APRIL; MaknaNYA:

1~ Ingat

7~ Jokowi

A~ Adalah

P~ Presiden

R~ Republik

I~ Indonesia

L~ Lagi

INGAT JOKOWI ADALAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAGI

2019 JOKOWI PRESIDEN LAGI

Sebenarnya, masih banyak othak-athik gathuk serupa, cuma yaaaa nggak elok aja kalau saya harus memberitahu kamu semua. Kalau segitu penginnya kamu tahu, coba gabung aja sendiri dengan grup-grup itu~

Kadang saya geli sendiri kalo melihat informasi yang seperti itu. Begitu itu kok dibilang valid. Tapi, ya nggak papa. Sepertinya banyak kok yang percaya—mungkin malah termasuk kamu-kamu semua. Hehe.

Saya, sih, suka-suka aja dengan grup tersebut. Bagi saya, saat ini kontestasi pilpres mengembalikan semangat masyarakat Indonesia yang mungkin perlahan-lahan mulai pudar, yaitu gotong-royong.

Mereka, suatu ketika, berembug untuk kemudian berkumpul. Yang Tujuannya, agar yang tadinya nggak kenal, maka akan saling kenal. Yang tadinya tak acuh dengan politik, makin ke sini makin acuh. Mereka memiliki gairah yang sama, tujuan yang sama, yaitu mempertahankan atau menggantikan kursi capres dan cawapres idola mereka.

Jangan-jangan, semangat gotong-royong memang harus dihadirkan dengan cara-cara demikian. Dan jangan-jangan, kalau negara ini damai, gotong-royong malah nggak ada. Mungkin loh, ya.

Lalu, suatu ketika saya mulai terganggu dengan grup-grup itu. Nah, pertanyaannya: bagaimana saya harus meninggalkan grup WhatsApp tanpa perlu menyakiti hati mereka? Atau minimal, jangan sampailah saya digunjingkan, “Oh, yang left barusan pasti anti-Jokowi,” atau “Oh, yang left barusan pasti intel Prabowo.”

Akhirnya saya menemukan satu cara yang unik, dan itu barangkali berguna bagi kalian apabila jenuh dengan suatu grup WhatsApp. Kalian cukup bilang:

“Maaf, hape terpaksa opname karena telalu bergairah memompa semangat relawan agar kita tidak kalah. Doakan hape segera pulih dan bisa kembali beraktivitas seperti biasanya.”

Tunggu sejenak, lihat reaksi mereka. Pasti banyak yang menjawab, “AMIN.”

Nah, barulah setelah itu kita bisa left dengan tenang…

…lantas mencari grup baru lagi. Hehe!

Terakhir diperbarui pada 15 Maret 2019 oleh

Tags: grup whatsapphoaksinfo validintelkeluar grup WApilprespraboworelawan jokowi
Moddie Alvianto W.

Moddie Alvianto W.

Analis di RKI. Tinggal di Yogyakarta.

Artikel Terkait

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO
Esai

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Video Prabowo Tayang di Bioskop Itu Bikin Rakyat Muak! MOJOK.CO
Aktual

Tak Asyiknya Bioskop Belakangan Ini, Ruang Hiburan Jadi Alat Personal Branding Prabowo

16 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.